Rabu, 31 Maret 2010

History of kapribaden( Romo M.Semono hadidjojo )

Picture of father M.Semono sastro hadidjojo(Romo M.Semono Hadidjojo )


1900 – 1981
Before 1900,the true wife (padmi),had been exiled or to be given to the some one who supposed to honorary to the king.
Because of the insisted from the second wife (selir)that`s so beloved,that is a custom in that era. The majesty wife the name is dewi nawang wulan. Has gone with her maid (emban) the name is rantam sari.
Dewi Nawang wulan has ben exiled and given to Ki kasandikromo, Often said Ki Kasan Kesambi,as a spiritual leader in that era.live in kalinonggko village. Gunung damar,Loano distric, purworeja regency, central java.
When Dewi Nawang wulan be exiled , Dewi nawang wulan being pregnant and get born a baby the name Semono. But his mother, Dewi Nawang wulan died.not a long time become followed by her maiden , Rantam Sari. Both all be buried on the top small mountain Gunung Damar, Purworeja.
Ki Kasan dikromo , won`t supposed or threat as a real wife but is still to be his quen.also his wife ,nyi Kasan Dikromo threat so.

Semono stayed and grew up with Ki Kasan dikromo. in school,HIS..holand inlander school..second grade ( only for inlander untill fifth grade).Semono born in 1900 at the jumat( friday )pahing ( javanesse 5 circle days). there is no exact date and month.that is custom in that era.

Semono,when in school, in the selasa(tuesday)kliwon or jumat( friday )kliwon absent. not because lazy boy or naughty but becaus e of ashame to thefriend.
because when the sun in the midle in the position of no shadow in the 12 o`clock but Semono have 12 shadows , so he will as a attention by their friends. so very ashame and better to take absent.

graduated from HIS to be helper teacher/assistent.

be continued.

Senin, 22 Maret 2010

angin segar yudicial reviuw MK..UU sisdiknas...bagaimana hak kepercayaan ?

NGLISH VERSION | | POLITICAL STUDIES | | BIOGRAPHY |

Sunday, October 08, 2006
Judicial Review UU SISDIKNAS dan APBN 2005

QUO VADIS SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL:
Analisa Kritis “Putusan JILID I” Mahkamah Konstitusi
Oleh : Pan Mohamad Faiz

I. PENDAHULUAN

Salah satu faktor yang menjadi penentu utama bagi perkembangan dan kemajuan pendidikan nasional kita, tidak lain adalah faktor alokasi anggaran di bidang pendidikan. Ketentuan mengenai anggaran pendidikan telah diamanatkan secara langsung oleh Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 (UUD Negara RI 1945) dalam Pasal 31 ayat (4) yang berbunyi “Negara memperioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional”.

Bahkan terhadap pengalokasian anggaran pendidikan tersebut telah ditegaskan kembali pada Pasal 49 ayat (1) Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) yang berbunyi “Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)”. Dalam hal ini ketentuan tersebut berarti telah menggariskan bahwa anggaran 20 persen harus benar-benar murni di luar gaji guru dan biaya pendidikan kedinasan lainnya.

Akan tetapi, semenjak UU Sisdiknas tersebut disahkan pada tanggal 8 Juni 2003, realitas yang terjadi di lapangan justru berkata lain. Penyusunan dan pengalokasian anggaran pendidikan baik di tingkat Pusat maupun Daerah, ternyata tidak sejalan dengan apa yang telah diamanatkan oleh UUD 1945 dan UU Sisdiknas. Oleh karena itu, beberapa warga negara yang merasa hak konstitutionalnya dirugikan, mengajukan permohonan kepada Mahkamah Konstitusi untuk melakukan Judicial Review UU Sisdiknas dan APBN terhadap UUD Negara RI Tahun 1945.

II. PERTIMBANGAN HUKUM PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI MENGENAI JUDICIAL REVIEW UU SISDIKNAS DAN UU APBN 2005

Mahkamah Konstitusi kembali memutus dua perkara Pengujian Undang-undang (Judicial Review) terhadap Undang-Undang Dasar 1945, yaitu perkara No. 011/PUU-III/2005 dan perkara No. 012/PUU-III/2005. Dua undang-undang yang dimohonkan oleh pemohon yang sama, yaitu Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-undang No. 36 Tahun 2004 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2005, merupakan undang-undang yang menjadi pondasi dasar bagi pengembangan pembangunan berkelanjutan di negari ini. Oleh karena itu, putusan Mahkamah Konstitusi terhadap kedua putusan yang saling terkait erat tersebut, tentunya mempunyai implikasi serta membawa pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan pendidikan dan kehidupan segenap warga negara Indonesia.

A. Perkara No. 011/PUU-III/2005 tentang Judicial Review UU SISDIKNAS.

Dalam perkara No. 011/PUU-III/2005 tentang Judicial Review UU Sisdiknas, Pemohon memohon pengujian secara materiil konstitusionalitas Pasal 17 ayat (1) dan ayat (2), serta Penjelasan Pasal 49 ayat (1) UU Sisdiknas yang berbunyi sebagai berikut:

* Pasal 17 ayat (1), ”Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah”;
* Pasal 17 ayat (2), ”Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat”;
Penjelasan Pasal 49 ayat (1), ”Pemenuhan pendanaan pendidikan dapat dilakukan secara bertahap”;

Putusan Mahkamah yang dibacakan dalam sidang yang terbuka untuk umum pada tanggal 19 Oktober 2005 yang amarnya “Mengabulkan permohonan para Pemohon untuk sebagian”, telah menyatakan bahwa Penjelasan Pasal 49 ayat (1) UU Sisdiknas bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara RI 1945 sehingga tidak lagi mempunyai kekuatan hukum mengikat.

Adapun pertimbangan hukum yang mendasari putusan tersebut yaitu:

* Dalil pemohon yang menyatakan Pasal 17 ayat (1) dan ayat (2) UU Sisdiknas bertentangan dengan Pasal 31 ayat (2) UUD 1945, hanya didasarkan atas asumsi yang tidak didukung alat bukti dan juga tidak didukung oleh keterangan pihak-pihak terkait. Selain itu, Pasal 31 ayat (2) UUD 1945 juga tidak mengatur secara limitatif tentang apa yang dimaksud dengan pendidikan dasar, tetapi menyerahkan pengaturannya dengan undang-undang mengenai sistem pendidikan nasional. Sehingga dalil pemohon dianggap tidak cukup beralasan;

* Sedangkan dalil pemohon yang menyatakan Penjelasan Pasal 49 ayat (1) Pasal 49 ayat (1) UU Sisdiknas bertentangan dengan Pasal 31 ayat (4) UUD 1945 dianggap cukup beralasan. Hal ini didasarkan bahwa Mahkamah berpendapat bahwa pada hakikatnya pelaksanaan ketentuan Konstitusi tidak boleh ditunda-tunda. UUD 1945 secara expressis verbis telah menentukan bahwa anggaran pendidikan minimal 20% harus diprioritaskan yang tercermin dalam APBN dan APBD tidak boleh direduksi oleh peraturan perundang-perundangan yang secara hierarkis berada di bawahnya. Penjelasan Pasal 49 ayat (1) UU Sisdiknas juga telah membentuk norma baru yang mengaburkan norma yang terkandung dalam Pasal 49 ayat (1) yang ingin dijelaskannya, sehingga ketentuan dalam Penjelasan Pasal 49 ayat (1) tersebut juga bertentangan dengan prinsip-prinsip dan teori perundang-undangan yang sudah lazim diterima dalam ilmu hukum yang kemudian dituangkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (vide Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 005/PUU-III/2005 dalam permohonan pengujian Penjelasan Pasal 59 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah). Terlebih lagi pendidikan di Indonesia sudah sangat tertinggal, sehingga sudah waktunya pendidikan harus menjadi prioritas utama pembangunan di Indonesia yang perwujudannya antara lain adalah pemberian prioritas di bidang anggaran. Adanya Penjelasan Pasal 49 ayat (1) UU Sisdiknas menjadi alasan bagi Pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun pemerintah daerah untuk tidak memenuhi alokasi 20% anggaran pendidikan dalam APBN dan APBD, sehingga dalil para Pemohon dinyatakan cukup beralasan.
* Catatan:
Terhadap Putusan No. 011/PUU-III/2005, terdapat 3 (tiga) Hakim Konsitusi yang mempunyai pendapat berbeda (Dissenting Opinion).

B. Perkara No. 012/PUU-III/2005 tentang Judicial Review UU APBN 2005.

Untuk perkara No. 012/PUU-III/2005 tentang Judicial Review UU APBN 2005, pemohon mendalilkan bahwa UU APBN Tahun 2005 yang menetapkan alokasi anggaran untuk pendidikan sebesar 7% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara bertentangan dengan Pasal 27 ayat (2), Pasal 28D ayat (2), Pasal 28H ayat (1) dan ayat (3), dan Pasal 31 ayat (2) UUD 1945, serta Pasal 31 ayat (4) UUD 1945 yang berbunyi,

“Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional”;

Perkara yang mempunyai keterkaitan erat terhadap putusan Judicial Review UU Sisdiknas ini, telah diputus oleh Mahkamah juga pada tanggal 19 Oktober 2005 yang amarnya ”Menyatakan permohonan para Pemohon tidak dapat diterima (niet ontvantkelijk verklaard)”. Adapun pertimbangan hukum yang mendasari putusan tersebut yaitu:

1. Terhadap dalil para Pemohon yang menyatakan bahwa UU APBN bertentangan dengan Pasal 27 ayat (2), Pasal 28D ayat (2) dan Pasal 28H ayat (1) dan ayat (3) UUD 1945, Mahkamah berpendapat bahwa dalil para Pemohon tersebut tidak beralasan, karena seandainya pun benar para Pemohon dirugikan oleh UU APBN, kerugian tersebut bukanlah kerugian konstitusional;
2. Adanya alokasi anggaran pendidikan dalam UU APBN yang kurang dari 20 persen adalah bertentangan dengan perintah Pasal 31 ayat (4) UUD 1945, yang menyatakan bahwa anggaran tersebut diprioritaskan sekurang-kurangnya 20 persen dan tidak dilakukan secara bertahap (Vide putusan Mahkamah No. 011/PUU-III/2005), meskipun telah ternyata bahwa DPR bersama Presiden telah dengan itikad baik memanfaatkan sumber daya secara maksimal serta bertekad untuk melakukan realisasi secara progresif dalam penyusunan APBN seterusnya.
3. Akan tetapi apabila Mahkamah memutuskan untuk menyatakan UU APBN 2005 tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, maka sebagai akibat hukumnya adalah seluruh rencana pendapatan dan belanja negara yang tertuang dalam APBN tidak mengikat lagi kepada Presiden dan seluruh realisasi pendapatan dan belanja negara yang didasarkan atas UU APBN tidak mempunyai dasar hukum lagi, sehingga akan menimbulkan ketidakpastian hukum pada realisasi belanja yang telah dikeluarkan oleh sektor lain yang anggarannya harus dikurangi.
4. Apalagi ternyata bahwa anggaran pendidikan tahun sebelumnya lebih sedikit nilai atau jumlah nominalnya daripada anggaran yang sedang berjalan, sekiranya permohonan dikabulkan maka justru para Pemohon dan segenap warga negara yang mempunyai kepentingan yang sama dengan para Pemohon akan semakin dirugikan.

Berdasarkan Undang-undang No. 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi dalam hal perkara pengujian UU, apabila Mahkamah berpendapat permohonan beralasan, maka amar putusannya menyatakan permohonan dikabulkan. Dengan dasar uraian pertimbangan sebagaimana tersebut di atas, pada intinya Mahkamah berpendapat bahwa permohonan para Pemohon adalah beralasan, namun apabila Mahkamah menyatakan permohonan dikabulkan, maka berdasarkan Pasal 23 ayat (3) UUD 1945 akan berlaku ketentuan APBN tahun yang lalu. Hal tersebut tidak mungkin diterapkan pada permohonan a quo, karena akan menimbulkan kekacauan (governmental disaster) dalam administrasi keuangan negara, yang dapat mengakibatkan ketidakpastian hukum (rechtsonzekerheid) dan bahkan akibatnya dapat akan lebih buruk karena anggaran pendidikan pada APBN 2004 lebih kecil jumlahnya daripada APBN 2005, yaitu 6,6 % dari APBN pada tahun 2004 dan 7 % dari APBN untuk tahun 2005.

Catatan:
Terhadap Putusan No. 012/PUU-III/2005, terdapat 2 (dua) Hakim Konsitusi yang mempunyai alasan berbeda (Concurring Opinion), dan 2 (dua) Hakim Konstitusi yang mempunyai pendapat berbeda (Dissenting Opinion).

III. ANALISA PUTUSAN

A. PUTUSAN MAHKAMAH

Keluarnya Putusan Mahkamah Konstitusi yang mengabulkan sebagian permohonan Pemohon dalam perkara Judicial Review UU Sisdiknas, nyata-nyata telah membawa angin segar bagi iklim perkembangan Pendidikan Nasional. Ketentuan yang menjelaskan bahwa alokasi anggaran pendidikan harus diprioritaskan sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN, tidak dapat lagi dilakukan secara bertahap. Akan tetapi lain halnya dengan putusan Judicial Review UU APBN 2005, telah timbul pro kontra di banyak kalangan yang mempertanyakan kembali alasan dan pertimbangan hukum yang diambil oleh Majelis dalam memutus perkara terebut.

Berdasarkan Pasal 56 Undang-undang No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi dijelaskan bahwa dalam perkara Pengujian Undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, amar putusan Mahkamah Konstitusi hanya dapat menyatakan:

1. Permohonan tidak dapat diterima, apabila pemohon dan/atau permohonannya tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 (sudah tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat vide Putusan MKRI No. 066/PUU-II/2004) dan Pasal 51 mengenai legal standing pemohon.
2. Permohonan dikabulkan, apabila permohonan beralasan atau pembentukan undang-undang dimaksud tidak memenuhi ketentuan pembentukan undang-undang berdasarkan UUD 1945. Mahkamah kemudian menyatakan dengan tegas materi muatan ayat, pasal, dan/atau bagian dari undang-undang yang bertentangan dengan UUD 1945.
3. Permohonan ditolak, apabila undang-undang dimaksud tidak bertentangan dengan UUD 1945, baik menegani pembentukan maupun materinya sebagian atau keseluruhan.
Jika kita melihat kembali putusan tentang Judicial Review UU APBN 2005, Mahkamah telah berpendapat bahwa permohonan beralasan. Jika memang Mahkamah konsisten terhadap ketentuan yang diatur dalam Pasal 58 UU No 24 Tahun 2004 tersebut, tentunya Putusan akan mempunyai amar yang menyatakan bahwa permohonan dikabulkan. Akan tetapi yang terjadi, Mahkamah justru mengeluarkan Putusan dengan amar menyatakan permohonan para Pemohon tidak dapat diterima atau niet ontvantkelijk verklaard. Di sinilah menurut penulis yang menjadikan satu titik kontras timbulnya pro kontra akan hadirnya putusan Mahkamah Konstitusi.

Bagi yang menganut hukum positivisme ataupun legalystem, tentu sulit untuk menerima pertimbangan hukum yang diberikan oleh Mahkamah. Sebab, terlihat dengan jelas bahwa Mahkamah mendasarkan putusannya dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain di luar ketentuan hukum positif yang telah digariskan, yaitu mempertimbangkan terhadap faktor perekonomian dan kerugian yang akan diderita oleh negara. Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah, bolehkan Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi memasukan pertimbangan-pertimbangan ekonomi, sosial, budaya, dan/atau politik kedalam putusannya? Memang selama ini, di pengadilan manapun tidak seyogyanya memasukkan pertimbangan-pertimbangan lain di luar pertimbangan hukum sebagai dasar pengambilan putusannya. Akan tetapi hemat penulis, harus dapat kita bedakan antara Mahkamah Konstitusi dengan pengadilan-pengadilan lainnya, seperti pengadilan pidana, perdata, TUN, militer, dan sebagainya. Perbedaan yang mendasar dan utama adalah bahwa pada hakikat perkara di Mahkamah Konstitusi tidaklah bersifat adversarial atau contentious yang berkenaan dengan pihak-pihak yang saling bertabrakan kepentingan satu sama lain seperti dalam perkara perdata ataupun tata usaha negara.

Kepentingan yang sedang digugat dalam perkara peng­ujian undang-undang adalah kepentingan yang luas menyangkut kepentingan semua orang dalam kehidupan bersama. Undang-undang yang digugat adalah un­dang-undang yang mengikat umum terhadap sege­nap warga negara. Oleh sebab itu, perkara yang diaju­kan tidak dalam bentuk gugatan, melainkan permo­honan.

Oleh karena itu tidak bisa tidak, jika dipandang perlu maka Majelis Hakim dapat mempertimbangkan hal-hal lain guna memberikan keputusan yang seadil-adilnya bagi segenap warga negara bangsa ini dan meminimalisir kemungkinan kerugian yang mungkin akan timbul dan diderita oleh pihak-pihak tertentu atas putusan yang dikeluarkan oleh Mahkamah. Selain itu, penulis juga beranggapan bahwa sistem hukum Indonesia yang sebenarnya masih berada pada posisi grey area antara sistem Common Law ataupun Civil Law, maka tidak serta merta Mahkamah dengan sistem pengadilannya yang khas harus selalu menjadi corong dari undang-undang.

Begitu pula dengan perkara yang diputus oleh Mahkamah Konsitusi terkait dengan UU APBN 2005. Suatu kedilematisan para Hakim Konstitusi telah terlihat secara gamblang ketika menguraikan pertimbangan hukum putusan tersebut. Hal ini terbukti dengan adanya 2 (dua) Hakim yang menyatakan concurring opinion dan 2 (dua) Hakim yang menyatakan dissenting opinion. Tetapi satu hal yang harus digarisbawahi di sini yaitu, semuanya tidak ada satu pun Hakim Konsitusi yang menyatakan bahwa permohonan dapat dikabulkan, bahwasanya pendapat seluruh Hakim Konstitusi bermuara pada amar putusan yang menyatakan putusan tidak dapat diterima dan permohon ditolak.

B. IMPLIKASI DAN IMPLEMENTASI

Dikeluarkannya putusan Mahkamah Konstitusi yang menyatakan bahwa Penjelasan Pasal 49 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tidak lagi mempunyai kekuatan hukum mengikat, membawa implikasi bahwa pengalokasian anggaran pendidikan harus mempunyai besaran 20 persen dari APBN dan APBD, dan tidak bisa lagi dilakukan secara bertahap sebagaimana diartikan selama ini oleh berbagai kalangan. Akan tetapi yang menjadi kekhawatiran penulis adalah, sejauh manakah putusan Mahkamah Konstitusi tersebut dapat dipatuhi oleh pihak-pihak terkait yang dalam perkara ini berarti para legislator yang akan menyusun UU APBN selanjutnya. Ketidakpatuhan melaksanakan putusan Mahkamah oleh pihak-pihak yang terkait dengan suatu perkara pengujian undang-undang, seringkali menjadikan putusan Mahkamah Konstitusi menjadi tidak bermakna.

Hal itupun terjadi kembali tidak lama setelah putusan Mahkamah Konstitusi mengenai Judicial Review UU Sisdiknas dan UU APBN 2005 dikeluarkan. Belum genap 10 (sepuluh) hari dari dikeluarkannya Putusan tersebut, sebagaimana dilansir di berbagai media massa, tepat pada tanggal 28 Oktober 2005 melalui Rapat Paripurna para legislator telah menyetujui pengesahan RUU APBN 2006 menjadi UU, padahal alokasi anggaran pendidikan dalam APBN tersebut hanya berkisar kurang lebih 8 persen dari APBN. Terkait dengan alokasi anggaran pendidikan yang masih jauh di bawah 20 persen dari APBN, Menteri Keuangan Jusuf Anwar memberikan penjelasan bahwa pengesahan RUU APBN 2006 menjadi UU diambil dengan pertimbangan keuangan negara belum memungkinkan, dan bahkan menurutnya keputusan tersebut diambil setelah berkonsultasi terlebih dahulu kepada Mahkamah Konstitusi.

Terlepas dari benar atau tidaknya pernyataan yang disampaikan oleh para legislator tersebut, satu hal yang harus kita temukan jawabannya yaitu sejauhmanakah sebenarnya politik keputusan yang diinginkan oleh Mahkamah Konstitusi itu sendiri. Sangat mungkin, pemohon yang sama atas perkara Judicial Review kedua undang-undang tersebut, akan mengajukan permohonan kembali dengan materi substansi yang tidak jauh berbeda. Lalu, bagaimanakah putusan yang akan kembali dikeluarkan oleh Mahkamah? Prediksi penulis, putusan yang akan diambli tidak akan jauh berbeda dari putusan sebelumnya. Kecuali pada tahun tertentu, alokasi anggaran pendidikan lebih besar ketimbang anggaran tahun sebelumnya maka permohonan dapat saja dikabulkan, itupun masih sulit dan kecil kemungkinannya untuk dapat dikabulkan.

III. PENUTUP

Amandemen UUD 1945 yang memasukan secara teknis jumlah angka dalam alokasi penganggaran pendidikan telah disepakati. Terlepas dari latar belakang, strategi, ataupun mungkin (dibeberapa kalangan) dianggap suatu kecerobohan, maka ketentuan tersebut tetap harus dilaksanakan. Dilematis memang mempunyai ketentuan dalam konstitusi yang baik dalam segi substansial, namun sangat sulit untuk diimplementasikan pelaksanaanya. Begitulah yang terjadi dengan ketentuan Konstitusi yang mengatur minimal 20 persen anggaran pendidikan di dalam APBN dan APBD. Hingga hari ini, selain Indonesia dan Taiwan, rasa-rasanya hanya negara Brazil yang dalam Konstitusinya berani menentukan jumlah dan kisaran yang wajib dialokasikan untuk anggaran pendidikannya, yaitu minimal 18 (delapan belas) persen untuk anggaran tingkat pusat dan 25 persen untuk tingkat daerah, itupun sebenarnya sudah termasuk termasuk biaya pengelolaan dan pengembangannya, dimana keduanya hanya diambil dari pendapatan pajak penghasilan penduduknya bukan dari APBN ataupun APBD (Article 212 - Constitution 1988).

Lalu, bagaimanakah nasib pendidikan negara Indonesia yang mencita-citakan anggaran pendidikannya berjumlah 20% dalam APBN dan APBD yang tidak boleh dilakukan secara bertahap? Pergulatan untuk mewujudkan cita tersebut telah dilakukan melalui jalur Judicial Review di hadapan Mahkamah Konsititusi selaku salah satu pemegang kekuasaan kehakiman, tetapi ternyata belum juga memberikan hasil yang memuaskan. Haruskah kita meletakkan harapan dan kepercayaan sepenuhnya kepada wakil-wakil kita di Lembaga Legislatif? Ataukah kita harus mundur untuk mempertimbangkan kembali ketentuan Konstitusi mengenai besaran anggaran pendidikan? Yang jelas, jika hal ini terus dibiarkan berlarut-larut, dimana setiap tahunnya anggaran pendidiakan 20 persen tidak pernah terpenuhi, maka jika demikian halnya dapat kita katakan bahwa sebenarnya Konstitusi telah menyayat-nyayat dagingnya sendiri (de constitutie snijdt zign eigen vless). Qua Vadis? ۩

Pan Mohamad Faiz
[http://jurnalhukum.blogspot.com/ (c)]

Labels: Analisa Putusan, Anggaran Pendidikan, Judicial Review

posted by Pan Mohamad Faiz at 7:12 PM
3 Comments:

Anonymous santi d said...

Salam dari Chicago, mas Pan. Blognya bagus sekali, tulisan2 kamu informatif banget, terutama untuk saya yang tidak terlalu mengikuti perkembangan peraturan hukum Indonesia.

Ini saya mau tanya sehubungan dengan sekolah di Indonesia. Apakah ada peraturan yang menyebutkan bahwa bahasa pengantar pendidikan adalah bahasa Indonesia? Jika ada, peraturan nomor berapa? dan dirubah denga peraturan apa untuk mengakomodasi kurikulum nasional plus? Terima kasih banget atas bantuannya.

Santi
9:01 AM
Blogger Pan Mohamad Faiz said...

Salam dari New Delhi, Mbak Santi..

Peraturan yang menyebutkan bahwa bahasa pengantar pendidikan di Indonesia bisa ditemukan pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS).

Agar lebih jelas saya uraikan mengenai Pasal yang terkait, yaitu BAB VII (Bahasa Pengantar) Pasal 33yang berbunyi:

"Ayat (1): Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara menjadi bahasa pengantar dalam pendidikan nasional.

Ayat(2): Bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar dalam tahap awal pendidikan apabila diperlukan dalam penyampaian pengetahuan dan/atau keterampilan tertentu.

Ayat (3): Bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa pengantar pada satuan pendidikan tertentu untuk mendukung kemampuan berbahasa asing peserta didik."

Dikarenakan bentuk peraturan ini berupa UU, maka bila ingin merubahnya hanya bisa dilakukan oleh lembaga legislator, dalam hal ini yaitu DPR. Adapun peraturan yang lebih rendah dari UU bisa mengakomodasi kurikulum nasional plus selama hal tersebut tidak bertentangan dengan UU SISDIKNAS itu sendiri.

Semoga bisa menjawab pertanyaan dari anda. Oya, Majalah Multilingual Living-nya sepertinya menarik nih.. :)

Best Regards,
PMF

gatholoco

*
04 Agustus 2003
Gatholoco

EVERY belief system will be visited by a Gatholoco—a negative figure. In Javanese Islamic tradition, his name comes from a long, controversial narrative poem.

Sometimes he is described as a scrawny man, with curly-hair, a pockmarked face, and squinting eyes. Crooked teeth jut in his small mouth. His ears are huge, he has a deformed chest and bulging belly. His dirty skin looks scaly, and his breath is gasping.

In other words, Gatholoco appears as someone extremely difficult for people to accept. And this is what happens in this tale, when three learned Islamic men from the Pesantren Rejasari meet him on the road to the Islamic school of Cepèkan. They immediately dismiss Gatholoco as something unbelievably ugly, comic, and damnable: all the while the Gatholoco creature keeps his eyes steadily on his opium pipe.

"Astagfirullah!" the kyai exclaim, one of them asking the man's name and origin.

"My name is Gatholoco" he replies calmly and confidently. "I am the Perfect Man, and my home is the center of the universe."

Upon hearing this odd name, the three kyai laugh, and Gatholoco, unperturbed, goes on to explain. "Gatho", he says means "hidden head" (riah kang wadi) and "loco" means "something for rubbing".

So it appears there is an association between this name and the phallus, and the kyai know there is something rude—shameful and dirty in its sexual association—in the expression Gatholoco. The name is not only disgusting, but, as "haram, najis, lan mekruh", something polluting and forbidden. In other words, Gatholoco is one whole contravention: a rejection.

And that is what he does—or this is what the writer of the text does. Our hero proudly states (to himself) that he enjoys debating knowledge, "ingsun seneng bantah ilmu", and he does not shy from debating learning, "ora mundur bantah kawruh". Particularly with the orthodoxy powerful in Muslim circles, epitomized in this text by the kyai of the Islamic schools.

What Gatholoco's own religion is really, is not very clear—and maybe, as a contravention of all that is clean, straight and precise, it has to be unclear. Sometimes he expounds the longing to restore authentic Java-ness, a kind of cultural "nationalism" which often appeared in Javanese discourse up to the mid-20th century.

"The religion of the Prophet Mohammed", he says, "is an Arabic religion". And Java has been destroyed along with its old religion because it is under the sway of foreigners (kabawah mring liyan jinis) …

But elsewhere, the author quotes the Prophet as a force with power over his self: "Pangucap pangélingingsun, pangganda pamiyarsa, déné lésan lawan dhiri, kabèh kagungané Rasulullah". "My speech and memory, my sense of smell and my sight, my sense of taste and my sense of self….All belong to the Prophet." In mystical literature, or suluk, "Mohammad" or "Nur Mohammad" are often referred to as the inner or spiritual force in which man discovers his self longing for union with Allah.

The Gatholoco-like spirit is often seen in mysticism, even in Christian and Jewish history: an urge or desire to turn faith into a totally internal event, once religion has become a kind of institution regulating people's behavior. For "behavior" is merely something external—the one and only thing that can be scrutinized and regulated with laws.

This is also what Gatholoco says to the kyai criticizing him. To Gatholoco, who believes himself superior in knowledge to the learned kyai, praying with careful observance of the determined prayer times is no attitude of obeisance to God, but rather just "obeisance to time" "mung mangéran marang wayah". When Kyai Hasan Besari of Pondok Cepèkan remarks on his guest's non-observance of prayer, Gatholoco deftly rebuts, "My obeisance is perpetual". He bows before God with his breath, his words, not merely when ordered on schedule.

The Gatholoco discourse is difficult to retell. Conversation about mystical experience is problematic in when languaged. When language moves more in the direction of its communicative nature, rather than its expressive nature, then the most inner experiences are inarticulable.

The Javanese sung form of poetry for Gatholoco's journey is actually a form not fitting for what is being expressed here—namely, a debate. Debate assumes that there are shared conventions about the bestowal of meaning. In other words, there is a fixedness that can be pinned down. But in poetry, often words do not follow a subject sovereign in determining meaning; often words move according to poetic "impulse". Poetry contains something mad.

Gatholoco himself is mad and he knows it. But, he says, "ingsun edan urut margi, nunut margané kamulyan". "I am mad along the way, following the path of excellence". "Mad along the way" signals something confused and confusing—not a direction to be reached routinely and steadfastly. But there is something excellent there: a longing for The All Truthful that is not replaced by the regulation-posters. With all their good intentions, the regulators want to save mankind. But they merely replace God with Regulations. And at that moment, all faiths will get a visit from a Gatholoco.

Goenawan Mohamad

sabdo palon noyo genggong

Menelisik Misteri Sabdo Palon

sinyal-pic.jpgDalam upaya menelisik misteri siapa sejatinya Sabdo Palon, saya mengawali dengan mengkaji Serat Darmagandhul dan ramalan Sabdo Palon. Di sini tidak akan dipersoalkan siapa yang membuat karya-karya tersebut untuk tidak menimbulkan banyak perdebatan. Karena penjelasan secara akal penalaran amatlah rumit, namun dengan pendekatan spiritual dapatlah ditarik benang merahnya yang akan membawa kepada satu titik terang. Dan ini akhirnya dapat dirunut secara logika historis.

Menarik memang di dalam mencari jawab tentang siapakah Sabdo Palon ? Karena kata Sabdo Palon Noyo Genggong sebagai penasehat spiritual Prabu Brawijaya V ( memerintah tahun 1453 – 1478 ) tidak hanya dapat ditemui di dalam Serat Darmagandhul saja, namun di dalam bait-bait terakhir ramalan Joyoboyo (1135 – 1157) juga telah disebut-sebut, yaitu bait 164 dan 173 yang menggambarkan tentang sosok Putra Betara Indra sbb :

164.
…; mumpuni sakabehing laku; nugel tanah Jawa kaping pindho; ngerahake jin setan; kumara prewangan, para lelembut ke bawah perintah saeko proyo kinen ambantu manungso Jawa padha asesanti trisula weda; landhepe triniji suci; bener, jejeg, jujur; kadherekake Sabdopalon lan Noyogenggong.
(…; menguasai seluruh ajaran (ngelmu); memotong tanah Jawa kedua kali; mengerahkan jin dan setan; seluruh makhluk halus berada di bawah perintahnya bersatu padu membantu manusia Jawa berpedoman pada trisula weda; tajamnya tritunggal nan suci; benar, lurus, jujur; didampingi Sabdopalon dan Noyogenggong)

173.
nglurug tanpa bala; yen menang tan ngasorake liyan; para kawula padha suka-suka; marga adiling pangeran wus teka; ratune nyembah kawula; angagem trisula wedha; para pandhita hiya padha muja; hiya iku momongane kaki Sabdopalon; sing wis adu wirang nanging kondhang; genaha kacetha kanthi njingglang; nora ana wong ngresula kurang; hiya iku tandane kalabendu wis minger; centi wektu jejering kalamukti; andayani indering jagad raya; padha asung bhekti.
(menyerang tanpa pasukan; bila menang tak menghina yang lain; rakyat bersuka ria; karena keadilan Yang Kuasa telah tiba; raja menyembah rakyat; bersenjatakan trisula wedha; para pendeta juga pada memuja; itulah asuhannya Sabdopalon; yang sudah menanggung malu tetapi termasyhur; segalanya tampak terang benderang; tak ada yang mengeluh kekurangan; itulah tanda zaman kalabendu telah usai; berganti zaman penuh kemuliaan; memperkokoh tatanan jagad raya; semuanya menaruh rasa hormat yang tinggi)

Serat Darmagandhul
Memahami Serat Darmagandhul dan karya-karya leluhur kita dibutuhkan kearifan dan netralitas yang tinggi, karena mengandung nilai kawruh Jawa yang sangat tinggi. Jika belum matang beragama maka akan muncul sentimen terhadap agama lain. Tentu ini tidak kita kehendaki. Tiada maksud lain dari saya kecuali hanya ingin mengungkap fakta dan membedah warisan leluhur dari pendekatan spiritual dan historis.

Dalam serat Dharmagandhul ini saya hanya ingin menyoroti ucapan-ucapan penting pada pertemuan antara Sunan Kalijaga, Prabu Brawijaya dan Sabdo Palon di Blambangan. Pertemuan ini terjadi ketika Sunan Kalijaga mencari dan menemukan Prabu Brawijaya yang tengah lari ke Blambangan untuk meminta bantuan bala tentara dari kerajaan di Bali dan Cina untuk memukul balik serangan putranya, Raden Patah yang telah menghancurkan Majapahit. Namun hal ini bisa dicegah oleh Sunan Kalijaga dan akhirnya Prabu Brawijaya masuk agama Islam. Karena Sabdo Palon tidak bersedia masuk agama Islam atas ajakan Prabu Brawijaya, maka mereka berpisah. Sebelum perpisahan terjadi ada baiknya kita cermati ucapan-ucapan berikut ini :

Sabdo Palon :
“Paduka sampun kêlajêng kêlorob, karsa dados jawan, irib-iriban, rêmên manut nunut-nunut, tanpa guna kula êmong, kula wirang dhatêng bumi langit, wirang momong tiyang cabluk, kula badhe pados momongan ingkang mripat satunggal, botên rêmên momong paduka. … Manawi paduka botên pitados, kang kasêbut ing pikêkah Jawi, nama Manik Maya, punika kula, ingkang jasa kawah wedang sanginggiling rêdi rêdi Mahmeru punika sadaya kula, …”
(“Paduka sudah terlanjur terperosok, mau jadi orang jawan (kehilangan jawa-nya), kearab-araban, hanya ikut-ikutan, tidak ada gunanya saya asuh, saya malu kepada bumi dan langit, malu mengasuh orang tolol, saya mau mencari asuhan yang bermata satu (memiliki prinsip/aqidah yang kuat), tidak senang mengasuh paduka. … Kalau paduka tidak percaya, yang disebut dalam ajaran Jawa, nama Manik Maya (Semar) itu saya, yang membuat kawah air panas di atas gunung itu semua adalah saya, …”)

Ucapan Sabdo Palon ini menyatakan bahwa dia sangat malu kepada bumi dan langit dengan keputusan Prabu Brawijaya masuk agama Islam. Gambaran ini telah diungkapkan Joyoboyo pada bait 173 yang berbunyi :
“…, hiya iku momongane kaki Sabdopalon; sing wis adu wirang nanging kondhang; …”
(“…, itulah asuhannya Sabdopalon; yang sudah menanggung malu tetapi termasyhur; …”). Dalam ucapan ini pula Sabdo Palon menegaskan bahwa dirinyalah sebenarnya yang dikatakan dalam kawruh Jawa dengan apa yang dikenal sebagai “Manik Maya” atau “Semar”.

“Sabdapalon matur yen arêp misah, barêng didangu lungane mênyang ngêndi, ature ora lunga, nanging ora manggon ing kono, mung nêtêpi jênênge Sêmar, nglimputi salire wujud, anglela kalingan padhang. …..”
(“ Sabdo Palon menyatakan akan berpisah, begitu ditanya perginya kemana, jawabnya tidak pergi, akan tetapi tidak bertempat di situ, hanya menetapkan namanya Semar, yang meliputi segala wujud, membuatnya samar. …..”)

Sekali lagi dalam ucapan ini Sabdo Palon menegaskan bahwa dirinyalah yang bernama Semar. Bagi orang Jawa yang berpegang pada kawruh Jawa pastilah memahami tentang apa dan bagaimana Semar. Secara ringkas dapat dijelaskan bahwa Semar adalah merupakan utusan gaib Gusti Kang Murbeng Dumadi (Tuhan Yang Maha Kuasa) untuk melaksanakan tugas agar manusia selalu menyembah dan bertaqwa kepada Tuhan, selalu bersyukur dan eling serta berjalan pada jalan kebaikan. Sebelum manusia mengenal agama, keberadaan Semar telah ada di muka bumi. Beliau mendapat tugas khusus dari Gusti Kang Murbeng Dumadi untuk menjaga dan memelihara bumi Nusantara khususnya, dan jagad raya pada umumnya. Perhatikan ungkapan Sabdo Palon berikut ini :

Sabdapalon ature sêndhu: “Kula niki Ratu Dhang Hyang sing rumêksa tanah Jawa. Sintên ingkang jumênêng Nata, dados momongan kula. Wiwit saking lêluhur paduka rumiyin, Sang Wiku Manumanasa, Sakutrêm lan Bambang Sakri, run-tumurun ngantos dumugi sapriki, kula momong pikukuh lajêr Jawi, …..
….., dumugi sapriki umur-kula sampun 2.000 langkung 3 taun, momong lajêr Jawi, botên wontên ingkang ewah agamanipun, …..”
(Sabdo Palon berkata sedih: “Hamba ini Ratu Dhang Hyang yang menjaga tanah Jawa. Siapa yang bertahta, menjadi asuhan hamba. Mulai dari leluhur paduka dahulu, Sang Wiku Manumanasa, Sakutrem dan Bambang Sakri, turun temurun sampai sekarang, hamba mengasuh keturunan raja-raja Jawa, …..
….., sampai sekarang ini usia hamba sudah 2.000 lebih 3 tahun dalam mengasuh raja-raja Jawa, tidak ada yang berubah agamanya, …..”)

Ungkapan di atas menyatakan bahwa Sabdo Palon (Semar) telah ada di bumi Nusantara ini bahkan 525 tahun sebelum masehi jika dihitung dari berakhirnya kekuasaan Prabu Brawijaya pada tahun 1478. Saat ini di tahun 2007, berarti usia Sabdo Palon telah mencapai 2.532 tahun. Setidaknya perhitungan usia tersebut dapat memberikan gambaran kepada kita, walaupun angka-angka yang menunjuk masa di dalam wasiat leluhur sangat toleransif sifatnya. Di kalangan spiritualis Jawa pada umumnya, keberadaan Semar diyakini berupa “suara tanpa rupa”. Namun secara khusus bagi yang memahami lebih dalam lagi, keberadaan Semar diyakini dengan istilah “mencolo putro, mencolo putri”, artinya dapat mewujud dan menyamar sebagai manusia biasa dalam wujud berlainan di setiap masa. Namun dalam perwujudannya sebagai manusia tetap mencirikan karakter Semar sebagai sosok “Begawan atau Pandhita”. Hal ini dapat dipahami karena dalam kawruh Jawa dikenal adanya konsep “menitis” dan “Cokro Manggilingan”.

Dari apa yang telah disinggung di atas, kita telah sedikit memahami bahwa Sabdo Palon sebagai pembimbing spiritual Prabu Brawijaya merupakan sosok Semar yang nyata. Menurut Sabdo Palon dalam ungkapannya dikatakan :

“…, paduka punapa kêkilapan dhatêng nama kula Sabdapalon? Sabda têgêsipun pamuwus, Palon: pikukuh kandhang. Naya têgêsipun ulat, Genggong: langgêng botên ewah. Dados wicantên-kula punika, kenging kangge pikêkah ulat pasêmoning tanah Jawi, langgêng salaminipun.”
(“…, apakah paduka lupa terhadap nama saya Sabdo Palon? Sabda artinya kata-kata, Palon adalah kayu pengancing kandang, Naya artinya pandangan, Genggong artinya langgeng tidak berubah. Jadi ucapan hamba itu berlaku sebagai pedoman hidup di tanah Jawa, langgeng selamanya.”)

Seperti halnya Semar telah banyak dikenal sebagai pamomong sejati yang selalu mengingatkan bilamana yang di”emong”nya salah jalan, salah berpikir atau salah dalam perbuatan, terlebih apabila melanggar ketentuan-ketentuan Tuhan Yang Maha Esa. Semar selalu memberikan piwulangnya untuk bagaimana berbudi pekerti luhur selagi hidup di dunia fana ini sebagai bekal untuk perjalanan panjang berikutnya nanti. Jadi Semar merupakan pamomong yang “tut wuri handayani”, menjadi tempat bertanya karena pengetahuan dan kemampuannya sangat luas, serta memiliki sifat yang bijaksana dan rendah hati juga waskitho (ngerti sakdurunge winarah). Semua yang disabdakan Semar tidak pernah berupa “perintah untuk melakukan” tetapi lebih kepada “bagaimana sebaiknya melakukan”. Semua keputusan yang akan diambil diserahkan semuanya kepada “tuan”nya. Semar atau Kaki Semar sendiri memiliki 110 nama, diantaranya adalah Ki Sabdopalon, Sang Hyang Ismoyo, Ki Bodronoyo, dan lain-lain.

Di dalam Serat Darmogandhul diceritakan episode perpisahan antara Sabdo Palon dengan Prabu Brawijaya karena perbedaan prinsip. Sebelum berpisah Sabdo Palon menyatakan kekecewaannya dengan sabda-sabda yang mengandung prediksi tentang sosok masa depan yang diharapkannya. Berikut ungkapan-ungkapan itu :

“….. Paduka yêktos, manawi sampun santun agami Islam, nilar agami Buddha, turun paduka tamtu apês, Jawi kantun jawan, Jawinipun ical, rêmên nunut bangsa sanes. Benjing tamtu dipunprentah dening tiyang Jawi ingkang mangrêti.”
(“….. Paduka perlu faham, jika sudah berganti agama Islam, meninggalkan agama Budha, keturunan Paduka akan celaka, Jawi (orang Jawa yang memahami kawruh Jawa) tinggal Jawan (kehilangan jati diri jawa-nya), Jawi-nya hilang, suka ikut-ikutan bangsa lain. Suatu saat tentu akan dipimpin oleh orang Jawa (Jawi) yang mengerti.”

“….. Sang Prabu diaturi ngyêktosi, ing besuk yen ana wong Jawa ajênêng tuwa, agêgaman kawruh, iya iku sing diêmong Sabdapalon, wong jawan arêp diwulang wêruha marang bênêr luput.”
(“….. Sang Prabu diminta memahami, suatu saat nanti kalau ada orang Jawa menggunakan nama tua (sepuh), berpegang pada kawruh Jawa, yaitulah yang diasuh oleh Sabda Palon, orang Jawan (yang telah kehilangan Jawa-nya) akan diajarkan agar bisa melihat benar salahnya.”)

Dari dua ungkapan di atas Sabdo Palon mengingatkan Prabu Brawijaya bahwa suatu ketika nanti akan ada orang Jawa yang memahami kawruh Jawa (tiyang Jawi) yang akan memimpin bumi nusantara ini. Juga dikatakan bahwa ada saat nanti datang orang Jawa asuhan Sabdo Palon yang memakai nama sepuh/tua (bisa jadi “mbah”, “aki”, ataupun “eyang”) yang memegang teguh kawruh Jawa akan mengajarkan dan memaparkan kebenaran dan kesalahan dari peristiwa yang terjadi saat itu dan akibat-akibatnya dalam waktu berjalan. Hal ini menyiratkan adanya dua sosok di dalam ungkapan Sabdo Palon tersebut yang merupakan sabda prediksi di masa mendatang, yaitu pemimpin yang diharapkan dan pembimbing spiritual (seorang pandhita). Ibarat Arjuna dan Semar atau juga Prabu Parikesit dan Begawan Abhiyasa. Lebih lanjut diceritakan :

“Sang Prabu karsane arêp ngrangkul Sabdapalon lan Nayagenggong, nanging wong loro mau banjur musna. Sang Prabu ngungun sarta nênggak waspa, wusana banjur ngandika marang Sunan Kalijaga: “Ing besuk nagara Blambangan salina jênêng nagara Banyuwangi, dadiya têngêr Sabdapalon ênggone bali marang tanah Jawa anggawa momongane. Dene samêngko Sabdapalon isih nglimput aneng tanah sabrang.”
(“Sang Prabu berkeinginan merangkul Sabdo Palon dan Nayagenggong, namun orang dua itu kemudian raib. Sang Prabu heran dan bingung kemudian berkata kepada Sunan Kalijaga : “Gantilah nama Blambangan menjadi Banyuwangi, jadikan ini sebagai tanda kembalinya Sabda Palon di tanah Jawa membawa asuhannya. Sekarang ini Sabdo Palon masih berkelana di tanah seberang.”)

Dari kalimat ini jelas menandakan bahwa Sabdo Palon dan Prabu Brawijaya berpisah di tempat yang sekarang bernama Banyuwangi. Tanah seberang yang dimaksud tidak lain tidak bukan adalah Pulau Bali. Untuk mengetahui lebih lanjut guna menguak misteri ini, ada baiknya kita kaji sedikit tentang Ramalan Sabdo Palon berikut ini.

Ramalan Sabdo Palon
Karena Sabdo Palon tidak berkenan berganti agama Islam, maka dalam naskah Ramalan Sabdo Palon ini diungkapkan sabdanya sbb :

3.
Sabda Palon matur sugal, “Yen kawula boten arsi, Ngrasuka agama Islam, Wit kula puniki yekti, Ratuning Dang Hyang Jawi, Momong marang anak putu, Sagung kang para Nata, Kang jurneneng Tanah Jawi, Wus pinasthi sayekti kula pisahan.
(Sabda Palon menjawab kasar: “Hamba tak mau masuk Islam Sang Prabu, sebab saya ini raja serta pembesar Dang Hyang se tanah Jawa. Saya ini yang membantu anak cucu serta para raja di tanah jawa. Sudah digaris kita harus berpisah.)

4.
Klawan Paduka sang Nata, Wangsul maring sunya ruri, Mung kula matur petungna, Ing benjang sakpungkur mami, Yen wus prapta kang wanci, Jangkep gangsal atus tahun, Wit ing dinten punika, Kula gantos kang agami, Gama Buda kula sebar tanah Jawa.
(Berpisah dengan Sang Prabu kembali ke asal mula saya. Namun Sang Prabu kami mohon dicatat. Kelak setelah 500 tahun saya akan mengganti agama Budha lagi (maksudnya Kawruh Budi), saya sebar seluruh tanah Jawa.)

5.
Sinten tan purun nganggeya, Yekti kula rusak sami, Sun sajekken putu kula, Berkasakan rupi-rupi, Dereng lega kang ati, Yen durung lebur atempur, Kula damel pratandha, Pratandha tembayan mami, Hardi Merapi yen wus njeblug mili lahar.
(Bila ada yang tidak mau memakai, akan saya hancurkan. Menjadi makanan jin setan dan lain-lainnya. Belum legalah hati saya bila belum saya hancur leburkan. Saya akan membuat tanda akan datangnya kata-kata saya ini. Bila kelak Gunung Merapi meletus dan memuntahkan laharnya.)

6.
Ngidul ngilen purugira, Ngganda banger ingkang warih, Nggih punika medal kula, Wus nyebar agama budi, Merapi janji mami, Anggereng jagad satuhu, Karsanireng Jawata, Sadaya gilir gumanti, Boten kenging kalamunta kaowahan.
(Lahar tersebut mengalir ke Barat Daya. Baunya tidak sedap. Itulah pertanda kalau saya datang. Sudah mulai menyebarkan agama Buda (Kawruh Budi). Kelak Merapi akan bergelegar. Itu sudah menjadi takdir Hyang Widi bahwa segalanya harus bergantian. Tidak dapat bila diubah lagi.)

7.
Sanget-sangeting sangsara, Kang tuwuh ing tanah Jawi, Sinengkalan tahunira, Lawon Sapta Ngesthi Aji, Upami nyabrang kali, Prapteng tengah-tengahipun, Kaline banjir bandhang, Jerone ngelebne jalmi, Kathah sirna manungsa prapteng pralaya.
(Kelak waktunya paling sengsara di tanah Jawa ini pada tahun: Lawon Sapta Ngesthi Aji. Umpama seorang menyeberang sungai sudah datang di tengah-tengah. Tiba-tiba sungainya banjir besar, dalamnya menghanyutkan manusia sehingga banyak yang meninggal dunia.)

8.
Bebaya ingkang tumeka, Warata sa Tanah Jawi, Ginawe kang paring gesang, Tan kenging dipun singgahi, Wit ing donya puniki, Wonten ing sakwasanipun, Sedaya pra Jawata, Kinarya amertandhani, Jagad iki yekti ana kang akarya.
(Bahaya yang mendatangi tersebar seluruh tanah Jawa. Itu sudah kehendak Tuhan tidak mungkin disingkiri lagi. Sebab dunia ini ada ditanganNya. Hal tersebut sebagai bukti bahwa sebenarnya dunia ini ada yang membuatnya.)

awas-merapi.jpgDari bait-bait di atas dapatlah kita memahami bahwa Sabdo Palon menyatakan berpisah dengan Prabu Brawijaya kembali ke asal mulanya. Perlu kita tahu bahwa Semar adalah wujud manusia biasa titisan dewa Sang Hyang Ismoyo. Jadi ketika itu Sabdo Palon berencana untuk kembali ke asal mulanya adalah alam kahyangan (alam dewa-dewa), kembali sebagai wujud dewa, Sang Hyang Ismoyo. Lamanya pergi selama 500 tahun. Dan kemudian Sabdo Palon menyatakan janjinya akan datang kembali di bumi tanah Jawa (tataran nusantara) dengan tanda-tanda tertentu. Diungkapkannya tanda utama itu adalah muntahnya lahar gunung Merapi ke arah barat daya. Baunya tidak sedap. Dan juga kemudian diikuti bencana-bencana lainnya. Itulah tanda Sabdo Palon telah datang. Dalam dunia pewayangan keadaan ini dilambangkan dengan judul: “Semar Ngejawantah”.

Mari kita renungkan sesaat tentang kejadian muntahnya lahar gunung Merapi tahun lalu dimana untuk pertama kalinya ditetapkan tingkat statusnya menjadi yang tertinggi : “Awas Merapi”. Saat kejadian malam itu lahar merapi keluar bergerak ke arah “Barat Daya”. Pada hari itu tanggal 13 Mei 2006 adalah malam bulan purnama bertepatan dengan Hari Raya Waisyak (Budha) dan Hari Raya Kuningan (Hindu). Secara hakekat nama “Sabdo Palon Noyo Genggong” adalah simbol dua satuan yang menyatu, yaitu : Hindu – Budha (Syiwa Budha). Di dalam Islam dua satuan ini dilambangkan dengan dua kalimat Syahadat. Apabila angka tanggal, bulan dan tahun dijumlahkan, maka : 1 + 3 + 5 + 2 + 6 = 17 ( 1 + 7 = 8 ). Angka 17 kita kenal merupakan angka keramat. 17 merupakan jumlah raka’at sholat lima waktu di dalam syari’at Islam. 17 juga merupakan lambang hakekat dari “bumi sap pitu” dan “langit sap pitu” yang berasal dari Yang Satu, Allah SWT. Sedangkan angka 8 merupakan lambang delapan penjuru mata angin. Di Bali hal ini dilambangkan dengan apa yang kita kenal dengan “Sad Kahyangan Jagad”. Artinya dalam kejadian ini delapan kekuatan dewa-dewa menyatu, menyambut dan menghantarkan Sang Hyang Ismoyo (Sabdo Palon) untuk turun ke bumi. Di dalam kawruh Jawa, Sang Hyang Ismoyo adalah sosok dewa yang dihormati oleh seluruh dewa-dewa. Dan gunung Merapi di sini melambangkan hakekat tempat atau sarana turunnya dewa ke bumi (menitis).

SIAPA SEJATINYA “SABDO PALON NOYO GENGGONG” ?

danghyang-pic.jpgSetelah kita membaca dan memahami secara keseluruhan wasiat-wasiat leluhur Nusantara yang ada di blog ini, maka telah sampai saatnya saya akan mengulas sesuai dengan pemahaman saya tentang siapa sejatinya Sabdo Palon Noyo Genggong itu. Dari penuturan bapak Tri Budi Marhaen Darmawan, saya mendapatkan jawaban : “Sabdo Palon adalah seorang ponokawan Prabu Brawijaya, penasehat spiritual dan pandhita sakti kerajaan Majapahit. Dari penelusuran secara spiritual, Sabdo Palon itu sejatinya adalah beliau : Dang Hyang Nirartha/ Mpu Dwijendra/ Pedanda Sakti Wawu Rawuh/ Tuan Semeru yang akhirnya moksa di Pura Uluwatu.” (merinding juga saya mendengar nama ini)

Dari referensi yang saya dapatkan, Dang Hyang Nirartha adalah anak dari Dang Hyang Asmaranatha, dan cucu dari Mpu Tantular atau Dang Hyang Angsokanatha (penyusun Kakawin Sutasoma dimana di dalamnya tercantum “Bhinneka Tunggal Ika”). Danghyang Nirartha adalah seorang pendeta Budha yang kemudian beralih menjadi pendeta Syiwa. Beliau juga diberi nama Mpu Dwijendra dan dijuluki Pedanda Sakti Wawu Rawuh, beliau juga dikenal sebagai seorang sastrawan. Dalam Dwijendra Tattwa dikisahkan sebagai berikut :
“Pada Masa Kerajaan Majapahit di Jawa Timur, tersebutlah seorang Bhagawan yang bernama Dang Hyang Dwi Jendra. Beliau dihormati atas pengabdian yang sangat tinggi terhadap raja dan rakyat melalui ajaran-ajaran spiritual, peningkatan kemakmuran dan menanggulangi masalah-masalah kehidupan. Beliau dikenal dalam menyebarkan ajaran Agama Hindu dengan nama “Dharma Yatra”. Di Lombok Beliau disebut “Tuan Semeru” atau guru dari Semeru, nama sebuah gunung di Jawa Timur.”

Dengan kemampuan supranatural dan mata bathinnya, beliau melihat benih-benih keruntuhan kerajaan Hindu di tanah Jawa. Maksud hati hendak melerai pihak-pihak yang bertikai, akan tetapi tidak mampu melawan kehendak Sang Pencipta, ditandai dengan berbagai bencana alam yang ditengarai turut ambil kontribusi dalam runtuhnya kerajaan Majapahit (salah satunya adalah bencana alam “Pagunungan Anyar”). Akhirnya beliau mendapat petunjuk untuk hijrah ke sebuah pulau yang masih di bawah kekuasaan Majapahit, yaitu Pulau Bali. Sebelum pergi ke Pulau Bali, Dang Hyang Nirartha hijrah ke Daha (Kediri), lalu ke Pasuruan dan kemudian ke Blambangan.

Beliau pertama kali tiba di Pulau Bali dari Blambangan sekitar tahun caka 1411 atau 1489 M ketika Kerajaan Bali Dwipa dipimpin oleh Dalem Waturenggong. Beliau mendapat wahyu di Purancak, Jembrana bahwa di Bali perlu dikembangkan paham Tripurusa yakni pemujaan Hyang Widhi dalam manifestasi-Nya sebagai Siwa, Sadha Siwa, dan Parama Siwa. Dang Hyang Nirarta dijuluki pula Pedanda Sakti Wawu Rawuh karena beliau mempunyai kemampuan supra natural yang membuat Dalem Waturenggong sangat kagum sehingga beliau diangkat menjadi Bhagawanta (pendeta kerajaan). Ketika itu Bali Dwipa mencapai jaman keemasan, karena semua bidang kehidupan rakyat ditata dengan baik. Hak dan kewajiban para bangsawan diatur, hukum dan peradilan adat/agama ditegakkan, prasasti-prasasti yang memuat silsilah leluhur tiap-tiap soroh/klan disusun. Awig-awig Desa Adat pekraman dibuat, organisasi subak ditumbuh-kembangkan dan kegiatan keagamaan ditingkatkan. Selain itu beliau juga mendorong penciptaan karya-karya sastra yang bermutu tinggi dalam bentuk tulisan lontar, kidung atau kekawin.
Pura-pura untuk memuja beliau di tempat mana beliau pernah bermukim membimbing umat adalah : Purancak, Rambut siwi, Pakendungan, Ulu watu, Bukit Gong, Bukit Payung, Sakenan, Air Jeruk, Tugu, Tengkulak, Gowa Lawah, Ponjok Batu, Suranadi (Lombok), Pangajengan, Masceti, Peti Tenget, Amertasari, Melanting, Pulaki, Bukcabe, Dalem Gandamayu, Pucak Tedung, dan lain-lain. Akhirnya Dang Hyang Nirartha menghilang gaib (moksa) di Pura Uluwatu. (Moksa = bersatunya atman dengan Brahman/Sang Hyang Widhi Wasa, meninggal dunia tanpa meninggalkan jasad).

Setelah mengungkapkan bahwa Sabdo Palon sejatinya adalah Dang Hyang Nirartha, lalu bapak Tri Budi Marhaen Darmawan memberikan kepada saya 10 (sepuluh) pesan dari beliau Dang Hyang Nirartha sbb:

1. Tuwi ada ucaping haji, utama ngwangun tlaga, satus reka saliunnya, kasor ento utamannya, ring sang ngangun yadnya pisan, kasor buin yadnyane satus, baan suputra satunggal. ( bait 5 )
Ada sebenarnya ucapan ilmu pengetahuan, utama orang yang membangun telaga, banyaknya seratus, kalah keutamaannya itu, oleh orang yang melakukan korban suci sekali, korban suci yang seratus ini, kalah oleh anak baik seorang.
2. Bapa mituduhin cening, tingkahe menadi pyanak, eda bani ring kawitan, sang sampun kaucap garwa, telu ne maadan garwa, guru reka, guru prabhu, guru tapak tui timpalnya. ( bait 6 )
Ayahnda memberitahumu anakku, tata cara menjadi anak, jangan durhaka pada leluhur, orang yang disebut guru, tiga banyaknya yang disebut guru, guru reka, guru prabhu, dan guru tapak (yang mengajar) itu.
3. Melah pelapanin mamunyi, ring ida dane samian, wangsane tong kaletehan, tong ada ngupet manemah, melah alepe majalan, batise twara katanjung, bacin tuara bakat ingsak. ( bait 8 )
Lebih baik hati-hati dalam berbicara, kepada semua orang, tak akan ternoda keturunannya, tak ada yang akan mencaci maki, lebih baik hati-hati dalam berjalan, sebab kaki tak akan tersandung, dan tidak akan menginjak kotoran.
4. Uli jani jwa kardinin, ajak dadwa nah gawenang, patut tingkahe buatang, tingkahe mangelah mata, gunannya anggon malihat, mamedasin ane patut, da jua ulah malihat. ( bait 10 )
Mulai sekarang lakukan, lakukanlah berdua, patut utamakan tingkah laku yang benar, seperti menggunakan mata, gunanya untuk melihat, memperhatikan tingkah laku yang benar, jangan hanya sekedar melihat.
5. Tingkahe mangelah kuping, tuah anggon maningehang, ningehang raose melah, resepang pejang di manah, da pati dingeh-dingehang, kranannya mangelah cunguh, anggon ngadek twah gunanya. ( bait 11 )
Kegunaan punya telinga, sebenarnya untuk mendengar, mendengar kata-kata yang benar, camkan dan simpan dalam hati, jangan semua hal didengarkan.
6. Nanging da pati adekin, mangulah maan madiman, patutang jua agrasayang, apang bisa jwa ningkahang, gunan bibih twah mangucap, de mangucap pati kacuh, ne patut jwa ucapang. ( bait 12 )
Jangan segalanya dicium, sok baru dapat mencium, baik-baiklah caranya merasakan, agar bisa melaksanakannya, kegunaan mulut untuk berbicara, jangan berbicara sembarangan, hal yang benar hendaknya diucapkan.
7. Ngelah lima da ja gudip, apikin jua nyemakang, apang patute bakatang, wyadin batise tindakang, yatnain twah nyalanang, eda jwa mangulah laku, katanjung bena nahanang. ( bait 13 )
Memiliki tangan jangan usil, hati-hati menggunakan, agar selalu mendapat kebenaran, begitu pula dalam melangkahkan kaki, hati-hatilah melangkahkannya, bila kesandung pasti kita yang menahan (menderita) nya.
8. Awake patut gawenin, apang manggih karahaywan, da maren ngertiang awak, waluya matetanduran, tingkahe ngardinin awak, yen anteng twi manandur, joh pare twara mupuang. ( bait 14 )
Kebenaran hendaknya diperbuat, agar menemukan keselamatan, jangan henti-hentinya berbuat baik, ibaratnya bagai bercocok tanam, tata cara dalam bertingkah laku, kalau rajin menanam, tak mungkin tidak akan berhasil.
9. Tingkah ne melah pilihin, buka anake ka pasar, maidep matetumbasan, masih ya nu mamilihin, twara nyak meli ne rusak, twah ne melah tumbas ipun, patuh ring ma mwatang tingkah. ( bait 15 )
Pilihlah perbuatan yang baik, seperti orang ke pasar, bermaksud hendak berbelanja, juga masih memilih, tidak mau membeli yang rusak, pasti yang baik dibelinya, sama halnya dengan memilih tingkah laku.
10. Tingkah ne melah pilihin, da manganggoang tingkah rusak, saluire kaucap rusak, wantah nista ya ajinnya, buine tong kanggoang anak, kija aba tuara laku, keto cening sujatinnya. ( bait 16 )
Pilihlah tingkah laku yang baik, jangan mau memakai tingkah laku yang jahat, betul-betul hina nilainya, ditambah lagi tiada disukai masyarakat, kemanapun di bawa tak akan laku, begitulah sebenarnya anakku.

Akhirnya bapak Tri Budi Marhaen Darmawan mengungkapkan bahwa dengan penelusuran secara spiritual dapatlah disimpulkan : “Jadi yang dikatakan “Putra Betara Indra” oleh Joyoboyo, “Budak Angon” oleh Prabu Siliwangi, dan “Satrio Pinandhito Sinisihan Wahyu” oleh Ronggowarsito itu, tidak lain dan tidak bukan adalah Sabdo Palon, yang sejatinya adalah Dang Hyang Nirartha/ Mpu Dwijendra/ Pedanda Sakti Wawu Rawuh/ Tuan Semeru. Pertanyaannya sekarang adalah: Ada dimanakah beliau saat ini kalau dari tanda-tanda yang telah terjadi dikatakan bahwa Sabdo Palon telah datang ? Tentu saja sangat tidak etis untuk menjawab persoalan ini. Sangat sensitif… Ini adalah wilayah para kasepuhan suci, waskitho, ma’rifat dan mukasyafah saja yang dapat menjumpai dan membuktikan kebenarannya. Dimensi spiritual sangatlah pelik dan rumit. Tidak perlu banyak perdebatan, karena Sabdo Palon yang telah menitis kepada “seseorang” itu yang jelas memiliki karakter 7 (tujuh) satrio seperti yang telah diungkapkan oleh R.Ng. Ronggowarsito, dan juga memiliki karakter Putra Betara Indra seperti yang diungkapkan oleh Joyoboyo. Secara fisik “seseorang” itu ditandai dengan memegang sepasang pusaka Pengayom Nusantara hasil karya beliau Dang Hyang Nirartha.”

“Kesimpulan akhirnya adalah : Putra Betara Indra = Budak Angon = Satrio Pinandhito Sinisihan Wahyu seperti yang telah dikatakan oleh para leluhur Nusantara di atas adalah sosok yang diharap-harapkan rakyat nusantara selama ini, yaitu beliau yang dinamakan “SATRIO PININGIT”. Jadi, Satrio Piningit (SP) = adalah seorang Satrio Pinandhito (SP) = yaitulah Sabdo Palon (SP) = sebagai Sang Pamomong (SP) = dikenal juga dengan nama Semar Ponokawan (SP) = pemegang pusaka Sabdo Palon (SP) = berada di “SP” (?) = tepatnya di daerah “SP” (?) = dimana terdapat “SP” (?) = dengan nama “SP” dan “SP” (?) . Satrio Piningit tidak akan sekedar mengaku-aku bahwa dirinya adalah seorang Satrio Piningit. Namun beliau akan “membuktikan” banyak hal yang sangat fenomenal untuk kemaslahatan rakyat negeri ini. Kapan waktunya ? Hanya Allah SWT yang tahu. Subhanallah… Masya Allah la quwata illa billah…”

Dari apa yang telah saya ungkapkan sejauh ini mudah-mudahan membawa banyak manfaat bagi kita semua, terutama hikmah yang tersirat dari wasiat-wasiat nenek moyang kita, para leluhur Nusantara. Menjadi harapan kita bersama di tengah carut-marut keadaan negeri ini akan datang cahaya terang di depan kita. Semoga Allah ridho.

JAYALAH NEGERIKU,
TEGAKLAH GARUDAKU,
JAYALAH NUSANTARAKU…

(nurahmad)
Telah Terbit on Juni 24, 2007 at 4:16 am Komentar (704)

RSS umpan untuk komentar-komentar dalam tulisan ini.
& Komentar

1.
On Juni 25, 2007 at 1:39 pm divanie Said:

senang sekali membaca blog ini. memberi semangat untuk kembali menggali warisan leluhur, memahami pesan-pesan yang ditinggalkan untuk dapat memahami dan menjalani hidup dan kehidupan di masa sekarang dengan benar. semoga lebih banyak lagi yang dapat ditulis di sini. tulisan ini dapat menjadi referensi yang sangat bermanfaat.
2.
On Juni 27, 2007 at 9:50 am y.hendrayana Said:

dengan tidak mengurangi rasa hormat saya pada penulis yang mempunyai “kaweruh linuhung”, ijin kan saya berpendapat. saya sangat senang membaca tulisan tulisan lama, namun satu yang harus kita perhatikan, bahwa jika kita berpegang teguh pada tali agama (islam) dengan segala konsep yang sudah sempurna, maka kini lah saatnya kita harus bertauhid pada yang ESA ALLAH SWT. ada yang tidak saya fahami dalam kata-kata di awal yang sabdo palon katakan, (mungkin pemahaman bathin saya yang masih penuh hijab),sangat kurang layak jika seseorang yang “sudah berilmu dan kawruh tinggi” tidak menyukai seseorang yang mau berubah ke arah yang lebih baik dengan konsep yang lebih sempurna(islam), hanya karena dia tidak sefaham dengan sabdo palon. ketidak mengertian itu yang menjadi pertanyaan bathin saya. kemudian sabdo palon pun mengatakan “seolah-olah” dia menguasai alam ini dengan mengatakan bahwa “Bila ada yang tidak mau memakai, akan saya hancurkan. Menjadi makanan jin setan dan lain-lainnya. Belum legalah hati saya bila belum saya hancur leburkan. Saya akan membuat tanda akan datangnya kata-kata saya ini. Bila kelak Gunung Merapi meletus dan memuntahkan laharnya.)”
itulah yang ketidak mengertian saya, mungkin karena saya yang bodoh, bukankah semua yang mengatur ini adalah ALLAH SWT yang ditugaskan kembali pada malaikat-malaikatnya (yang wajib kita imani), bukan Dia=sabdo palon, kenapa dia berani mengatakan hal yang seharusnya menjadi hak prerogatif allah swt. jika kita memakai kacamata ahlaq dan budi pekerti pun,bukanlah hal itu tidak baik jika kita menganggap diri ini kuat mungkin sedikit “angkuh”. yang berhak angkuh dan kuat hanyalah ALLAH SWT,? mohon kiranya jika ada yang lebih bisa memahami kata kata sabda palon tersebut untuk bisa menerangkan di forum ini. tak ada niatan dalam diri ini untuk tidak hormat pada leluhur, tetapi jika kita kurang sependapat ,bolehlah kiranya kita mengungkapkan demi mendapat penjelasan lebih baik.
islam rahmatan lil alamin. menyeru pada yang esa ALLAH SWT. yang menjadi pertanyaan saya kembali adalah “kenapa harus ada kata “titisan’, jika di gali dengan pemahaman saya yang kurang ini, apakah ALLAH SWT tidak bisa mencipta lagi sehingga harus “menitis”kan?, jika di kaji dari sisi tauhid, itu akan mengguncang Tauhid kita, kehati-hatian haruslah di pancarkan, tapi kewaspadaan harus lebih di intensifkan.
dengan tidak mengurangi rasa hormat saya, saya ucapkan terimakasih. semoga kita bisa lebih arif
3.
On Juni 27, 2007 at 10:23 am ANGEL-el Said:

ciri ciri SATRIO PININGIT, harus melalui MOMONGANE SABDOPALON dulu, dengan ciri khas: (YANG DICETAK TEBAL)
4.
On Juni 27, 2007 at 2:18 pm nurahmad Said:

As wr wb,
Sdr. Hendrayana, Saya salut dengan pertanyaan kritis anda. Sangat tepat kalau hal-hal itu anda pertanyakan. Namun saya rasa forum ini bukanlah wahana yang tepat untuk membicarakan persoalan ini. Karena hal-hal tersebut telah memasuki wilayah “Sirrullah” (rahasia Ilahi). Dimana untuk mendapatkan jawaban-jawaban itu ibarat seorang guru/mursyid/syeh akan membisikkan lewat telinga kiri muridnya. Dalam kawruh Jawa, murid berhadapan dengan guru tapa yang waskita. Dan bagi yang beriman Islam seorang salik (murid) harus berhadapan dengan mursyid/syeh yang ma’rifat dan telah mukasyafah (al mutahaqiq). Tentu saja setelah melalui jenjang Syari’at, Tarekat (Thoriqoh), Hakekat, dan Ma’rifat.
Peluncuran blog ini semata-mata dilandasi oleh rasa keprihatinan yang teramat sangat menyaksikan carut marut negeri ini di semua lini kehidupan. Pemaparan wasiat-wasiat leluhur kita bukan saya maksudkan untuk membawa kita semua kepada alam ramal-meramal. Namun lebih kepada untuk bersama-sama “memahami hakekat dibalik sesuatu”. Saya lebih setuju dan sepakat pada pendapat anda tentang bagaimana kita semua berupaya menghimpun atau mengumpulkan para winasis : mursyid/syeh Thoriqoh yang mukasyafah, Pedanda sakti, Bhiku sempurna, Pastur/Pendeta mumpuni, dan Kasepuhan waskita dari “Timur sampai Barat” (masyriq wal maghrib) untuk bisa bertemu di satu titik. Caranya? Mungkin saja jika ada masukan-masukan dari para blogger yang memiliki link dengan beliau-beliau para waskita dan winasis. Sampaikan missi suci dan mulia ini demi negara dan bangsa. Insya Allah… Semoga Allah SWT ridho. Illahi anta maqsudi wa ridhoka mathlubi. Amin.
Was wr wb.
5.
On Juni 27, 2007 at 2:58 pm Ngabehi Kiduling Mesjid Said:

Mas Nurahmad…
Saya sepakat dengan anda, mohon petunjuknya, apa yang harus saya sampaikan kepada seseorang yang sudah mencapai mukasyafah (laduni)/ Syekh/ Mursyd sejati.Insya Allah mungkin saya mengenal dari salah seorang yang mas cari.
6.
On Juni 29, 2007 at 12:35 pm sidarta Said:

terima kasih atas comment dan link-nya ke situs kami. artikel anda sangat menarik, kami ingin mengalih-bahasakan ke bahasa inggris dengan seijin saudara. tolong hubungi kami di abldirector@baliwww.com atau di tanas_aramuk@yahoo.com atau ceblonx@yahoo.com
7.
On Juni 30, 2007 at 8:35 pm Ochim Said:

dear ariff,
Article nya berbobot sekali,,, bisa kita change link, sejalan dengan permintaan Bpk tunas aramuk, mohon infonya.
saya tunggu confirmasinya.
8.
On Juli 6, 2007 at 7:54 am Anto Said:

Salam sejahtera buat para pembaca semua terutama
Mas/Mbak pengasuh milist ini.
Kalo boleh nanya punya ngga’ ya naskah dari Gatholoco atau Serat Centhini (Suluk Tembangraras), saya nyari muter2 kok belum nemu je.
Thanks berat atas adanya blog yang sangat membantu buat para “pencari” makna sejati diri dan kehidupan ini dari sisi pandang yang lain.

Best Regards,

Anto
9.
On Juli 9, 2007 at 1:06 pm kiki kurniawan Said:

Semar…SEmar…Semar…dimanakah beliau berada karena hanya beliaulah yang bisa menceritakan segala kejadian yang terjadi dibumi ini.
Baik kejadian yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.
Kenapa Prabu siliwangi bisa sakti dan bijaksana ya…karena diasuh oleh eyang Semar.
Posisi Eyang semar sekarang berada di….(maaf saya tidak bisa beritahu sekarang).
Khawatir dimarahin sama pinisepuh bogor sama cirebon.
Yang jelas bagi kita yang merasa umat Islam jangan pernah bosan berdo’a untuk ketentraman negeri ini.
Karena semua kejadian yang terjadi di bumi Indonesia sudah diatur sedemikian rupa oleh para Ghaib atas seizin gusti Allah. Hanya orang2x yang sabar dan iman kepada gusti Allah saja yang akan menemukan kedamaian dan ketenangan hidup.
10.
On Juli 10, 2007 at 3:43 pm Made Sariada Said:

Salam kenal untuk penulis..

Saya Made Sariada di Kuta, Bali. Secara pribadi, saya sangat menikmati tulisan ini, sangat berbobot dan sangat senang untuk berbagi ilmu tentang sejarah leluhur kita. Mungkin mengetahui bukan untuk mencari siapa yang salat atau benar, tapi untuk pada kesimpulan kita memiliki satu keturunan dan sudah selayaknya kita bersatu. Perbedaan adalah keindahan dan sebuah pilihan. Mari jalani bersama dan hidup bergandengan tangan..

Jayalah Indonesiaku…
11.
On Juli 11, 2007 at 12:56 pm kiki kurniawan Said:

saya sangat setuju sekali dengan sdr made dari bali
sudah seyogyanya kita tidak mempersoalkan siapa yang benar atau siapa yang salah karena sejatinya kebenaran hanyalah milik Allah YME.
saya harap blog ini bisa dijadikan tempat berkumpulnya orang2x yang perduli akan warisan para leluhur dan perduli akan nasib bangsa ini. sesungguhnya generasi sekarang lebih cenderung melupakan jati dirinya sebagai orang timur dan lebih menyukai hal2x yang berbau Barat.
ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk menegakkan kembali warisan budaya para leluhur dan mengembalikan semboyan Bhinekka Tunggal Ika.
Mari Bersatu Menuju Indonesia yang lebih baik.

“Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Tidak
Melupakan Sejarah Bangsanya Sendiri”
12.
On Juli 12, 2007 at 2:45 am Bhagawan Dwija Said:

Om Swastyastu,
Saya merasa yakin bahwa apa yang diungkap oleh penulis-penulis diatas benar, terutama didasari oleh pertanyaan: Mengapa Ida Danghyang Nirartha datang ke Bali dan akhirnya memilih tempat untuk moksah di Bali (Pura Uluwatu). Pastilah keputusan itu tidak diambil secara asal-asalan saja. Pasti ada rencana tertentu. Selain itu data sejarah tahun-tahun yang disebutkan oleh para penulis diatas, memang sesuai dengan apa yang terdapat dalam prasasti kuno di Bali : Babad Dwijendra Tattwa. Untuk membuktikan kebenaran itu, mohon para pakar dibidang sastra Jawa-Kuno (Kawi) untuk turut meneliti dokumen terkait. Disamping itu para Pendeta Hindu yang ahli dalam “tafsir” turut membahasnya. Tentu saja usaha-usaha ini sangat perlu dibantu oleh kelompok spiritual dimanapun beliau berada.
Walaupun demikian, dari tulisan diatas, saya mempunyai sumber lain yakni : Babad Arya, dimana dinyatakan bahwa Raden Pattah, ketika masih beragama Hindu bernama Sri Wira Kusuma, beliau adalah putra Sri Jaya Kusuma, cucu dari Sri Jayabhaya. Sedangkan Sri Jayabhaya adalah putra kedua dari Airlangga (1019 M)

Om Santih, santih, santih, Om
Bhagawan Dwija
(Ida Pandita Nabe Sri Bhagawan Dwija Warsa Nawa Sandhi)
Alamat :
Geriya Tamansari Lingga Ashrama
Jalan Pantai Lingga, Singaraja, Bali
Telpon : 0362-27010, HP 081-338-423-720
13.
On Juli 12, 2007 at 10:29 pm nie Said:

ATENTION !!!
para penguasa indonesia(petinggi_petinggi negara)segaralah tobat karena masa berlaku anda akan segera EXPIRED !!!!!!
14.
On Juli 13, 2007 at 6:41 pm P Astono Chandra Dana Said:

Om Suastyastu,

Sepanjang pemahaman saya tentang dunia pewayangan Sang Hyang Tunggal mempunyai 3 putra :
1. yang berasal dari Kulit telur bernama Sang Hyang Antaga (TOGOG)
2. Yang berasal dari putih telur bernama Sang Hyang Ismaya (SEMAR)
3. Yang berasal dari kuning telur bernama Sang Hyang Manik Maya (Bathara Guru / Sang Hyang Otipati / Sang Hyang Jagatnatha)

Bila keterangan diatas benar bahwa Eyang Sabdopalon menyebutkan dirinya sebagai Manik Maya berarti beliau adalah Bathara Guru bukan Eyang SEMAR sebab sebutan Eyang Semar adalah Sang Hyang Ismaya / Ismoyo Jati.

Hatur Nuhun,
Om Santhi, Santhi, Santhi OM

P Astono Chandra Dana, SE, MM
0815-84151717 / 0811-1885253
15.
On Juli 14, 2007 at 4:17 pm Made Sariada Said:

Salam untuk Bhagawan Dwija di Singaraja. Terima kasih atas kesempatannya yang baik bisa bertemu. Semoga makin banyak yang peduli dan mau menggali warisan budaya leluhur, untuk kemajuan bangsa ini..

Salam,

Made Sariada
16.
On Juli 14, 2007 at 11:24 pm Arya Thanaya Said:

Om Swastyastu.
Semoga sang ’satrio piningit’ berkenan hadir dalam waktu yang tidak terlalu lama, untuk memberi ketenteraman bersama di alam Nusantara ini.
Namaste
Arya.
17.
On Juli 15, 2007 at 11:32 am f3rry Said:

ass,maaf kalo dipikir”kita ini khan masih keturunan dr leluhur” kita yg memeluk agama hindu ataupun budha jd knapa kita mesti ribut”masalah keyakinan toh mereka juga bertauhid wassalam
18.
On Juli 20, 2007 at 11:04 am cokie Said:

apa itu baik dan buruk?
apa itu benar dan salah?
semua dari sudut pandang apa? semua dari pemahaman apa?
kita ini apa? alam semesta jagat raya ini apa? mana awal? mana akhir? apa batas semesta? apa batas waktu? apa itu rupa dan tak berupa?
Kosong tanpa rupa, tanpa bisa dimaknai dan tentu tanpa bisa dinilai oleh salah satu mahluk hidup di semesta yg disebut manusia yg penuh keterbatasan.
kajian hal spt ini dlm lingkup dunia sempit yg kita tempati tentu belum menjawab semua kuasa Sang Pencipta.
19.
On Juli 20, 2007 at 6:17 pm Lutung Said:

Sujud sembah bakti hamba pada Bapa Akasa
Sujud sembah bakti hamba ring Ibu Pertiwi
Sujud sembah bakti hamba kepada Ayah dan Ibu
Sujud sembah bakti hamba kepada Leluhur hamba
Sujud sembah bakti hamba kepada Leluhur Nusantara

Mari kita berkerja sebaik-baiknya sambil tetap eling dan waspada. Tak perlu menunggu karena pasti akan tiba dengan sendirinya.

Rahayu.
20.
On Juli 24, 2007 at 3:50 pm Bali Boy Said:

Om Suastyastu,

Saya sangat terharu dengan Sabda beliau yang maha suci, bahwa akan terjadi bencana di tanah Jawa, dan memang terbukti sudah mulai ada bencana besar di tanah Jawa.
Mungkin ada yang perlu disimak makna dari apa yang terjadi belakangan ini dengan melakukan hal hal yang telah diwariskan di tanah jawa, yaitu:
1. Menjaga dan melestarikan budaya Jawa dengan baik.
2. Menjadikan budaya luar untuk memperkaya Budaya Jawa, tapi bukan sebaliknya malah menghilangkan budaya Jawa itu sendiri(Mungkin bisa dilihat di Bali), jujur saja Bali mayoritas Hindu dan asal mulanya dari India, tapi kami dengan bangga bisa mengharmonisasi agama dengan budaya dan budaya India juga memperkaya budaya Bali, dan memang terbukti diakui dunia bahwa budaya yang kita miliki memang bisa membentuk karakter manusia menjadi bersahaja, tidakkah bisa diterapkan di Jawa?
3. Melaksanakan persembahan kepada alam (Menyembah alam berarti menghormati alam yang telah memberikan kita kehidupan duniawi dengan baik) disamping menyembah Nya YME.
Dalam hukum Karma, baik kita memberlakukan alam, alampun akan memberlakukan kita dengan baik dan seharusnya kita juga bisa berlaku sebaliknya.
perlu disimak: “arti sembah adalah hormat”,
Siapa yang perlu kita sembah/ hormati:
a. Ida Sanghyang Widhi/Tuhan YME
b. Para Rsi/Pendeta
c. Para Dewata sebagai manifestasi Tuhan YME
d. Sesama manusia (tanpa membedakan agama)
e. Alam beserta isinya
d. Buthakala atau arwah-arwah supaya menjadi arwah yang baik dan tidak mengganggu umat manusia.

4. Berlaku baik kepada pemeluk agama lain sehingga tidak ada lagi pertentangan dan permusuhan diantara umat beragama di Indonesia.

5. Menyerap hal – hal yang baik dari Kitab Suci untuk membentuk moral yang baik.
(Dalam kitab suci juga ada kesalahan, karena beliau yang menerima Sabda Tuhan tidak 100% bisa mengerti yang disabdakan olehNya, dan sudah barang tentu akan ada penambahan karena ego dari beliau yang menerima, karena beliau juga manusia yang masih terikat dengan hukum alam)

Demikian kiranya saran saya, kalau ada yang salah mohon dimaafkan.

Om Canthi Canthi Canthi Om
21.
On Juli 25, 2007 at 10:43 am karebet Said:

Jakarta, Sabtu 07-07-2007

LELUHUR MENGGUGAT

Adanya fenomena berita spiritual media massa Indonesia ( Tabloid Misteri )saat ini dan sebagai kelanjutannya menanggapi Media tersebut, maka dinyatakan bahwa memang sudah saatnya SANG PUTERA FAJAR MENCAPAI MATAHARI BERSINAR ( sudah saatnya muncul bersinar tidak hanya berada di ufuk Fajar).
Dan perlu diketahui bahwa Tuhan selalu menciptakan dari awal :
1.Bayangan 2.Wujud 3.Bukti 4.Nyata 5.Yang Berhak

Dengan demikian pada umumnya semua itu benar hanya penempatannya saja dan kedudukan nya di SARENGAT,TAREKAT,HAKEKAT,MAKRIFAT DAN KODRAT.

Sudah jelas petunjuk bagi bangsa Indonesia , petunjuk jelas bahwa Kuasa Allah (Allah ,Allah SWT ataupun Sang Hyang Widie ), bahwa Alam itu ada (AA= A 2,ada Awal ada Akhir tetapi masih ada yang ketiga yaitu Abadi
(Karma ) menjadi AAA= A3 ,jadi ada Awal ,Akhir dan Abadi.

Hali ini membuktikan bahwa tuntutan jaman agar ciptaan yang sempurna ( manusia )melaksanakan kesadaran dengan diturunkannya Nabi Allaihi Sallam, Rassul SAW dan Allah Sang Pencipta.Dengan demikian turunnya sebelum ada Nur Rassullullah, sudah ada Nurrun alla Nuriin dan ada AGAMA,METAFISIKA DAN ILMU EKSAKTA DAN PARA WALI di bumi tanah air kita.
Awal tahun ini identik dengan muncul Uang SERI 177777 di uang sah gambar Otto Iskandardinata Rp.20.000.-berarti sudah saatnya menyatu kepada Sang Pencipta .( kalau disangkut pautkan dengan jatuhnya pesawat terbang ADAM AIR BOING 737,yakni Adam ( Adanya Manusia ), AIR adanya ( Allah,Iman dan Roh/Ruh ). Yang pesawatnya hilang entah tidak diketahui rimbanya sebagaimana gambaran Jati diri ORANG_ORANG di Indonesia saat ini banyak yang belum menjadi MANUSIA .Wujud Manusia yang seutuhnya adalah secara Jasmani dan Rohani menyatu adalah Manungso = Manunggal Rasa ).
Berati sudah saatnya manusia untuk menyatu kepada Sang Pencipta,maka sebab itulah serahkan segala kekuatiran manusia itu kembali kepada Sang Penciptanya ( Pasrah dan berusaha menyatu denganNYa) sebab akan muncul di dirinya masing-masing dengan pancaran MATAHARI BERSINAR A5 adalah nama benua :
1.Amerika 2.Antartika 3.Afrika 4.Australia 5.Aerosia ( Eropa dan Asia ) yang bersemayam di hati Anak Bangsa ( Bangkit Bersama ) Indonesia.

Dengan demikian sesuai himbuan ke tiga Gusti yakni :
1.Gusti Ratu Adil Gumilang Sari ( Gusti Ratu Kidul )
2.Gusti Paduka Yang Mulia Ir.Soekarno (Putera Sang Fajar )
3.Gusti Sinuhun Sri Sultan Hamengkubuwono ke IX ( Mataram I )

Untuk itu menghimbau kepada semua manusia dimanapun berada , baik berada Dalam Negeri maupun Luar Negeri A5 :
1.AMERIKA
2.ANTARTIKA
3.AFRIKA
4.AUSTRALIA
S,EROPA DAN ASIA

“BAGI YANG MERASA TELAH MENGGUNAKAN DANA ,HARTA BENDA ,KEKAYAAN DAN LAIN-LAIN TERUTAMA ASSET PRIBADINYA ATAU APA SAJA KE TIGA GUSTI TERSEBUT DIATAS .
DIMOHON AGAR DENGAN SEGERA MENGEMBALIKAN KEPADA YANG BERHAK ( PEMILIK ) DAN BAGI YANG MERASA KETITIPAN ASSET KE TIGA GUSTI TERSEBUT DIATAS” yang ketiganya merupakan sebagai perwakilan dari TUHAN dengan dasar mewakili :
1.Gusti Ratu Adil Keluhuran ( Leluhur )
2.Pra Sejarah
3.Sesepuh Kerajaan
Untuk itu sesegera mungkin mengembalikannya Ihlkas secara Lahir Batin, Namun apabila tidak mengembalikan “AKAN DIAMBIL SEMUA KEKUASAAN DAN KEMULIAAN YANG ADA PADANYA”

Dan siapa saja yang menyatakan dirinya ,dan sanggup muncul sebagai PAHLAWAN SEJATI hendaklah BERSATULAH Anak Bangsa BANGKITLAH BERSAMA dalam keluhuran pribadi Indonesia yang murni manusia sejati dan seutuhnya .
Marilah hendaknya saling bergandengan tangan sedapat mungkin JANGAN SALING MENYAKITI.

Untuk itu tanyakan pada HATI NURANI DIRI masing-masing jawabnya.
PILIHAN HATINYA ITULAH YANG DAPAT MENYELAMATKAN BAIK DI DUNIA AKHERAT DAN SEPANJANG HIDUPNYA.

ttd
Pasukan Merah Putih

MeMo : Sudah Sangat Jelas…!!!
22.
On Juli 29, 2007 at 4:48 pm Mr. XXX Said:

Salam Kasih dan Damai u/ kita semua,

Mudah2an Tuhan YME memberikan kedamaian dan kesejahteraan u/ kita semua, khususnya Nusantara ini agar cepat maju dan berkembang serta exist dan sebagai motivator di dunia internasional, Amin. Semoga sepuluh tahun kedepan perlahan-lahan bangsa ini dapat memperbaiki akhlak dan perekonomiannya, serta mendapatkan pemimpin2 yang amanah. Tunggu tanggal 10 November 2009, ada apa dengan beberapa wilayah tertentu di Jawa dan Bali????? Lihatlah Fenomena Alam Sekitar, khususnya arahkanlah pandangan anda kelangit, focus, teliti dan cermat. ( Lihat secara Fisik dan Bathin, jikalau perlu gunakan peralatan tercanggih yang pernah ada didunia). Kita semua berharap akan ada perubahan yang lebih baik, khususnya dalam kontex kesadaran spiritual dan kemanusiaan masyarakat Indonesia, Amin.
Semoga kasih dan damai selalu menyertai kita.
Salam.
23.
On Juli 30, 2007 at 1:50 am manusia Said:

maaf,,,,,inilah bedanya bangsa bangsa jawa dengan bangsa arab/israel/barat.dikala terkena musibah bukan berpikir secara rasional,malah membahas ribuan tahun yang lalu,seolah berseru ,,maju serang musuh sampai titik darah terakhir,,tapi dia lari mundur ke belakang…hahaha…maaf para pujangga telah telah berpikir untuk menggambarkan ribuan tahun yg akan datangtapi anda2 ini seolah olah ya keledai yang membawa buku ilmu pengetahuan….cobalah berkarya…jika kalian cinta negri ini…cobalah berpikir…jika kalian cinta asal usul klian sbgai org jawa….lihatlah bangsa israel arab jepang….mereka jadikan kitab2 pendahulunya sebagai pintu gerbang berbagai penemuan ,,,artinyamaaf jangan hanya menunggu semar….saudarakuuuu mengapa kalian tidak berpikir berangan angan berseru Seseorang harus bebas dari ikatan alam
2.> Seseorang harus terikat terhadap aktifitas dalam kesadaran sepenuhnya akan Tuhan.
TEKUN dalam kesadaran akan TUHAN, lebih baik daripada sibuk dalam angan-angan TUHAN.

Inilah Jalan, bagi siapa saja yang dalam hatinya senantiasa terbesit kesungguhan akan CINTA untuk kembali kepada TUHANNYA,…kembali dari sifat2 tercela menuju KESEJATIAN AKHLAK….Bersyukurlah ia yang telah diberi cahaya,…ketika pembukaan hijab olehNya berarti KERIDHOANNYA.

INILAH JALAN PERTAUBATAN,…dari kealpaan, karena jiwa manusia senantiasa berteman dengannya. JANGAN KATAKAN “AKU TELAH BERTAUBAT”…., Karena kau akan kehilangan manisnya jalan menuju kesana,…atau dengan demikian, ini adalah pertanda bagimu yang telah kelelahan dalam menggapai pintu ketercerahannya.

INILAH ENERGI yang takkan terbeli oleh apapun,..kecuali oleh mereka yang serius dan tekun dalam pengendalian diri,..kecuali oleh mereka yang benar2 menyadari bahwa setiap pribadi adalah bahasa ruhaniNya dan yang menghayati peran sejati dalam kehidupan ini.

MARI BERTAPA BAGAI ARJUNA….
MENGAMBIL HATI BATHARA INDRA…
MEMOHON SENJATA SAKTI MENGHADAPI ANGKARA MURKA…
DENGAN BEGITU…..
KAU AKAN MENJALANI KEHIDUPAN INI DENGAN BENAR,..LURUS..DAN JUJUR.

Menjadi pertapa, adalah siap menjadi TERBUKA WACANA FIKIRANNYA,..tentang kebenaran dan keilahian,…
Menjadi pertapa, bukanlah menjaga jarak dari seluruh aktifitas dunia, lalu mengabaikannya,.dan berlepas dari tanggung jawab yang seharusnya ia lakukan.
Tapi menjadi pertapa, adalah MELUANGKAN SEJENAK dari waktu-waktu hidup kita, untuk mengadakan kontemplasi dan perenungan batin,…dan mengejawantahkan kepada kenyataan badan lahiriah.
Menjadi pertapa, adalah mengorbankan hidupnya dan mengalahkan egoisitas-egoisitas yang hidup dalam diri, dan menyerahkan hidup sepenuhnya dalam kehendak seluruh wajah alam, karena itu dipahami sebagai kehendakNya.

WAHAI DIRI….
JADILAH BAGAI ARJUNA…
YANG TAPANYA TAK TERGODA OLEH APA-APA.
KARENA TAHU….
SENJATA SAKTI ADA DI KEDALAMAN SAMUDERA SURGAWI
DAN MERAIHNYA HARUS MELANGLANG BUANA….
MENYUSURI RIAK RIUH GELOMBANG JAGAD….

INILAH JALAN yang pernah ditempuh MUHAMMAD, ISA, MUSA dan wajah-wajah suci lainnya. Ketika tak lagi melihat dunia sebagai sebuah wujud yang menyilaukan,…Ketika menyadari ada rahasia yang sangat besar dibalik penciptaan alam raya,…Ada rahasia agung yang tersembunyi dibalik berdirinya keindahan,…Ada kekuatan yang Maha Dahsyat dibalik beratnya beban yang dikandung bumi. Ada Keajaiban yang masih tertabiri dari pandangan mata, ketika menyadari dunia tak cukup memberikan penjelasan dengan keberadaannya,… Dunia hanya bias berkata, “RENUNGILAH… dan RENUNGILAH….
Pada Tuhan kunci semua kesejatian, pada Tuhan semua pertanyaan akan memperoleh kebenaran jawaban.

Inilah wajah PENCINTA,…yang lewat matanya,..memancarkan cahaya keagunganNya…Lewat bibirnya ucapan keindahan bak mutiara yang tersembul dari kedalaman samudera, lewat seluruh gerak tubuhnya memancarkan cahaya bagi jiwa sekeliling.

“Wahai yang Maha cepat ridhaNya…!
Ampunilah orang yang tidak memiliki apapun kecuali do’a…
Karena Engkau perbuat apa kehendakMu..
Wahai yang NamaNya adalah Obat…
Yang Zikirnya adalah Penyembuhan…
Yang KetaatanNya adalah Kekayan…
Kasihanilah orang yang hartanya hanya harapan…
Dan senjatanya adalah do’a.”

Inilah yang cabangnya adalah menghidarkan diri dari kerakusan akan dunia, ketika memang demikian dunia diciptakan senantiasa menggoda, bagai perempuan tua yang semakin cantik dan harum baunya,…Namun bagi jiwa yang menyadari akan hakekat kehidupan yang hakiki, tentu takkan terkecoh oleh keberadaanny,…takkan tertipu oleh manis anggurnya,…takkan terpana oleh gemerlapnya dan takkan tergoda oleh segala macam rayuan keindahan yang hadir di hadapan mata,…yang berkelebat diseluruh ikatan jiwa.

• Inilah yang cabangnya adalah MEMELIHARA KESOPANAN kepada seluruh kehidupan,…ketika demikian Muhammad diutus untuk menyempurnakan BUDI manusia.
• Inilah cabangnya adalah BELAS KASIH kepada sesame, memberikan yang terbaik dari yang paling dicintai untuk di persembahkan kepada KekasihNya.
• Inilah yang cabangnya adalah MENAHAN DARI NAFSU AMARAH, ketika demikian sabdaNya, bahwa kekuatan bukanlah pada jasad yang besar, tetapi mampukah ia menundukkan hawa nafsunya, seraya memohon perlindungan akan dicerahkannya jalan menujuNya, bukan jalan murkaNya.
• Inilah yang cabangnya adalah SEDEKAH, dengan seluruh KEBAIKAN lewat pemberian terbaik. Ketika disinilah tercapainya RAHASIA PENGABDIAN DAN CINTA.
• Inilah yang cabangnya adalah ZUHUD kepada dunia, ketika tiada kebaikan selain hidup di HadiratNya, tiada kebaikan yang hidup dalam jiwa selain bersikap santun dalam menghadapi SEGALANYA.
• Inilah yang bahasa hidupnya adalah Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi tak meminta balasan, dan yang mengasihi tak minta dikasihi.

Ketika mengetahui sejatinya kehidupan adalah melakukan sembah puji yang dalam demi menggapai lautan taat, maka,…..masihkah keburukan memperoleh tempatnya dihati, menempati singgasana dikedalaman batin.

Wahai jiwa,….!!! Bangunlah dari kelenaan ini…
Dunia adalah padang yang menghamparkan badai, topan dan ombak serta berbagai macam rintangan menuju cintaNya.
Aku yakin,….kita semua dapat melaluinya dengan baik,……
Walaupun keringat, cucuran air mata dan tetesan darah mengalir dari jasad ini…..
Hadapilah semua itu dengan gagah berani……
Jadilah kalian para Ksatrya yang tangguh….
Persembahkan yang terbaik untuk DIRIMU dan TUHANMU……

SALAM.
34.
On Agustus 22, 2007 at 2:01 pm alpha-omega Said:

sabdo palon/semar/apapun sebutannya,…..sudah dicari SEJAK ORDE BARU mau jatuh,…INGAT P HARTO selalu mengadakan wayang SEMAR BABAR JATI DIRI,..sekitar 1996 an,….yg menurut saya MENCARI….SEMAR,…namun sayang beliau sdh tidak waskita pada saat itu,…GAJAH dipelupuk mata tidak kelihatan..semut diseberang lautan terlihat.

Bagaimana,..kalo TOKOH SEMAR yg anda cari2,…TIDAK MAU MUNCUL?…apa yg terjadi?….
Banyak sosok MENGAKU AKU,hanya INGIN DUNIAWI(kekuasaan,materi,dll),….tapi SOSOK SEJATI TIDAK MAU MUNCUL….kecuali tentu ATAS perintahNYA.

ADA KUNCI JAYABAYA,…yg belum DIPAPARKAN,..DIMANAPUN,…intinya,..TANPA SEMAR NUSANTARA SIRNA,…

YANG PENTING bukan AGAMA(ageming aji),….TAPI TUHAN.
SEMBAHLAH TUHAN,..bukan AGAMA,JABATAN,MATERI,EGO,PARTAI,ORGANISASI/KELOMPOK,DLL KEBENDAAN.

Kalo diridhohi olehNYA,….maka anda semua INSYAALLAH akan menemukan SEMAR SEJATI,….(saya sebut INSYAALLAH,jadi belum tentu…)
35.
On Agustus 27, 2007 at 4:52 am xxx Said:

saya, tidak tahu apa ada satrio piningit itu/atau siapalah,, apakah kita bisa bertemu bapak nurahmad. saya baru beberapa hari di jogja, saya kesini karena sesuatu. bapak bisa datang ke Jogjakarta
saya kost di saya orang yang realistis,, akhir2 ini saya jadi sering mencari tau tentang RAMALAN itu,
Saya lahir 17 Agustus 1986, Umur 2 tahun saya mulai hidup dg neneks saya,selepas lulus SMA Tahun 2006, saya ke jakarta untuk kerja, jadi tukang semir, kuli bangunan, pengamen, terakhir tambal ban,, dari hal itu say tahu tentang kehidupan masyarakat..
yang buat saya heran adalah dulu sewaktu jadi kuli, saya pernah bermimpi di kejar oleh tentara saya lari, sampai saya tiba di sebuah gerbang disitu ada 4 orang memakai baju seragam ,satu orang yang saya kenal agaknya pak karno, lainnya saya ga kenal. setelah mimpi itu saya ada keinginan untuk kuliah saya coba ikut ujian padahal setahun saya ga buka buku tapi ternyata lolos ujian dan di terima di sebuah unversitas di jogja,,. sekarang yang jadi pikiran saya adalah kalo bisa Bapak datang saja ke sini ke jogja ( itu kalau anda berminat ) PURNAMA bulan kesembilan di,,,
kadang saya bertanya apakah saya si itu, tapi tidak saya dan hidup saya mungkin bagi orang lain sudah hancur, tak ada yang saya miliki…atau kah ini hanya permainan pikiran saya, ampuni saya ya Allah.
36.
On Agustus 30, 2007 at 4:04 am R H Setiawan Said:

… flash back barangkali perlu untuk penyusunan proyeksi ke depan, namun adakah kemampuan untuk lakukan verifikasi terhadap masa lalu ? …

… flash back nih, … barangkali saudara-saudara ada yang tahu, “Adakah yang dengar/tahu/kenal/paham dengan siapa itu yang sering disebut dengan EYANG KINASIH ? …

… ada yang bisa ceritakan tentang beliau ? …

… terimakasih !
37.
On September 6, 2007 at 10:34 pm R H Setiawan Said:

… saya ini cukup serius … pingin tanggapan … koq belum ada yang sambut …

… beliau yang saya maksud itu … diduga keturunan Brawijaya (mungkin Brawijaya ke-3 ?) …

… (diduga) kenal baik dengan Panembahan Ismoyo …

… siapa yang selalu mengantarkan (dugaan)seseorang sebelum yang bersangkutan menjadi pemimpin tertinggi negri ini …

… so, … berarti memang sulit … benar-benar sulit untuk menelusurinya …

… hanya Allah SWT yang mengetahui (dan pastinya menentukan) mau ke mana semuanya akan menjadi …
38.
On September 7, 2007 at 10:50 am Bagoes Iman Moersalin Said:

Semoea Milik Yang Maha Esa. Mari Kita Berjuang dan bekerja sesuai kemampuan kita. saatnya bersatu dan bekerja.

Jayalah Indonesia
39.
On September 9, 2007 at 9:27 am kiki kurniawan Said:

Untuk saudaraku yang seagama dan merasa benar (padahal kebenaran itu hanyalah milik Gusti Allah)seyogyanyalah sebagai orang yang mengaku Islam seharusnya tingkah laku kita lebih baik dari umat yang beragama lain (Lihatlah tingkah laku Rosul Kanjeng Nabi Muhammad S.A.W )beliau tidak pernah berkata ataupun menghukum sesuatu berdasarkan Akal dan hawa nafsunya belaka melainkan berhukum berdasarkan ilmu Allah. maka terus terang saja saya sangat prihatin jikalau ada saudaraku yang notabene seagama akan tetapi merasa dirinya paling benar ataupun merasa dirinya paling suci sehingga dengan berani memvonis seseorang kafir atau sesat bukankah rosul pernah bersabda ” janganlah engkau sekali-kali memperolok2x oranglain atau mengkafirkan seseorang karena bisa jadi olok2x itu berada pada dirinya sendiri” jadi janganlah memvonis orang lain sesat atau kafir sebelum jelas kekafirannya atau kesesatannya.janganlah melihat sesuatu dari lahirnya saja melainkan lihatlah juga sesuatu yang tidak terlihat mata,sebagai contoh kecil saja ketika orang awan melihat ait putih maka orang awam akan melihat bahwa air putih ya air putih hanya untuk pengobat rasa haus. akan tetapi jika yang melihatnya seorang ahli Kimia ia akan berpendapat yang lain ia akan menjelaskan bahwa air putih bukan sekedar obat penawar haus akan tetapi merupakan salah satu zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh dengan segala penjelasannya.intinya jikalau kita hanya mengetahui sesuatu hal dari kulit luarnya saja bagaimana mungkin kita bisa mengetahui segala sesuatu dengan benar jadi seharusnya selain melihat kulit (syareat) maka kitapun harus mengetahui isi dari kulitnya ( hakekat ).
Sebetulnya umat islam sudah dibekali dengan 2 senjata pusaka yang sangat hebat yang bisa menyelamatkan manusia dunia akherat( Al-Qur’an dan Al- Hadits)tapi sayangnya kedua pusaka itu sekarang hanya dipakai untuk menyerang atau memvonis seseorang lain itu kafir atau sesat bukan untuk dipelajari untuk direnungi apa maksud dari semua ayat Al Qur’an dan Sabda Rosul itu.
Jikalau kita buka kedua pusaka itu dengan ilmu hakekat maka yang kita dapati hanyalah kekerdilan dan rasa malu yang sangat terhadap gusti Allah Swt dimana gusti Allah sudah dengan sempurna membekali kita dengan ke 2 buah pusaka tersebut dan melengkapi alam ini untuk kita jadikan alat kembali kepadanya.jadi alangkah malunya kita jikalau merasa diri kita ini paling hebat ,paling pintar ataupun paling suci,kita ini hanyalah makhluk lemah dihadapan sang pencipta yang tidak memiliki daya dan upaya kecuali dengan pertolonganNya (Gusti Allah).
Jadi saya harap Blog ini disikapi secara wajar saja dimana kita bisa belajar dari orang2x lain dengan kemampuan yang lain. Masalah benar atau tidaknya semua Ramalan atau Prediksi teman2x kita diatas itu semua terbentuk dari rasa cinta mereka terhadap negri ini yang sekarang sedang dilanda banyak masalah jadi jangan disikapi terlalu jauh. Ingat kata kuncinya manusia boleh memprediksi dan berkehendak akan tetapi ketentuan dan keputusan adalah mutlak milik Allah Swt.

“Jayalah Negriku Jayalah Bangsaku”
Salam sejahtera untuk Seluruh Alam beserta isinya.

2k
40.
On September 15, 2007 at 12:42 pm Brojomusti Said:

Dengan mencari semar / sabdo palon pada diri kita sendiri.Maka sebenarnya diri kita adalah ratu adil secara pribadi.
41.
On September 15, 2007 at 5:15 pm nowherei Said:

salut>>>blognya
42.
On September 18, 2007 at 3:03 pm kesit sartono Said:

setelah membaca artikel diatas, dapat pula disempulkan bahwa akan tiba saatnya kembalinya keemasan seperti yang terjadi pada zaman majaphit. satrio piningit memang diri kita sendiri, orang yang menjelankan praktik kebaikan itulah yang jadi pelindungnya.namun bila kita lihat siapa pemimpinnya?, dia adalah orang yang tidak memintingkan kepentingan sendiri, tetapi mereka yang lebih mementingkan kebahagiaan semua mahkluk. dalam buddhism itu adalah para bhikkhu, mereka hidup penuh kesederhanaan dan kebijaksaan.
bila kita melihat perkembangan penybaran agama-agama yang masuk di indonesia, penyebaran agama yang tidak mengunakan kekerasaan adalah agama hindu dan buddha, berbeda dengan yang lain??????????????
hal ini mencerminkan kesucian dari ajaran yang penuh kedamaian.semoga semua makhluk bahagia
43.
On September 18, 2007 at 5:22 pm Sardi Mustafa Said:

Saatnya kita introspeksi diri, karya-karya dan tulisan-tulisan seperti ini, dulu ditabukan ketika masih banyak orang yang bisa dengan mudah menangkap pesan dibaliknya, karena orang masih banyak yang perpegang pada kawruh diri, jadi cepat tanggap saamita akan pasemon dan makna dibaliknya, sekarang tulisan seperti ini, dibuka luas, setiap orang bisa mengakses, dan membaca, sayangnya orang sekarang banyak yang terjebak pada pola pikir praktis, jadi untuk menarik kesimpulan kadang hanya dari satu segi, … oh ini baik kok, lantas dipegang dengan sangat fanatik, dan mengabaikan bahwa yang lain juga baik, dan diantara yang baik-baik tadi ada yang cocok untuk kita, dan ada yang hanya cocok untuk orang lain.

MUstafa
44.
On September 19, 2007 at 5:47 pm ochea Said:

good afternoon everybody

we so pleasant to read this blog, due to we found something diffrent and also there are many comments regarding the content of it.

as long as to improve our knowlegde and know how history of our nation, we do fully support to be disscussed

anyway thank you for creator of this blog, hope this blog (information) all the young successor understand and may continoue our development without ignoring the history our nation and prepare ourself to reach the better future.

best regards

ochea
45.
On September 24, 2007 at 12:41 am Mr. XXX Said:

Salam Kasih Dan Damai u/ kita Semua.

Salam Kenal u/ Saudaraku Hendrayana dan semuanya.

Sebelumnya sudilah kiranya saya diberikan ma’af bilamana tanggapan saya ini kurang berkenan di hati dan bukan pula saya bermaksud menggurui anda semua. Saya hanya mencoba u/ memaparkan dari apa yang saya ketahui sedikit.

Menanggapai tanggapan dan pertanyaan dari saudaraku Hendrayana ( tanggapan urutan kedua ), mengenai Perkataan Sabdo Palon yang dirasa menurut anda ataupun saudara lainnya “kurang Pantas”. yaitu pada kata ”
….” Bila ada yg tidak mau memakai akan saya hancurkan. Menjadi makanan jin, setan dan lainnya. Saya akan membuat tanda datangnya kata-kata saya ini. Bila kelak gunung merapi meletus dan memuntahkan laharnya.”…

Mengapa Sabdo Palon mengatakan hal tersebut ???

Tidak lain dan tidak bukan, karena beliau
“Sudah Tahu dan Paham”
Bahwa kondisi masyarakat yang akan datang nanti, lebih banyak manusia2 yg tidak tahu diri, akhlak dan budi pekertinya sudah jauh dari existensinya sebagai “Makhluk Tuhan yang bermoral dan beradab”.

Ini menunjukkan bahwa Beliau sangat peduli dan prihatin sekaligus menegaskan akan kondisi masyarakat yang akan datang. Agar mereka-mereka sadar (eling) bahwa dunia itu ada yang membuatnya. Dan manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan sekaligus Khalifah Nya dimuka bumi ini, maka sudah sepantasnyalah menunjukkan kapabilitasnya sebagai Makhluk Tuhan.

Mengapa ada kata : “…akan saya hancurkan. Menjadi makanan jin, setan dan lainnya…”

Karena pada saat itu, sudah banyak manusia yang jauh dari standar “Manusia”, sehingga tidak hanya manusia saja yang muak melihat kondisi tersebut, para leluhur, alam dan makhluk2 lainnya pun juga ikut murka.
Karena jin dan setan ( yang kufur terhadap Tuhan )menyukai perbuatan yang kotor dan tidak baik, maka manusia2 yang tidak elinglah menjadi santapan yang empuk bagi mereka.

Gunung yang meletus dan tanda lainnya adalah sebuah tanda sekaligus peringatan di mulai nya suatu zaman baru, seperti kita ketahui di zaman Nabi Nuh dengan air bahnya dan para pendahulu kita lainnya.

Dan bagi manusia2 yg sudah melampaui batas, kelak akan menerima balasannya. Lihatlah di zaman para pendahulu kita. Tidakkah kita ambil hikmah dari para pendahulu kita??? Bukankah Tuhan tidak suka terhadap manusia2 yang melampaui batas???

Apakah perlu “diulang” kembali masa2 yang silam tersebut??

Walaupun semua apa yang terjadi dimuka bumi ini beserta isinya, adalah sudah tercatat dan menjadi Kehendak Nya.
Tetapi setidaknya kita berusaha agar tidak menjadi salah satu makhluk yang terkena Murka Nya.

Dan ini merupakan sebuah ujian dari Tuhan terhadap makhluk Nya,…apakah ia pantas mendapat sebuah kemuliaan disisi Nya. Tidakkah kita tahu, bahwa untuk mengetahui kualitas sesuatu barang maka diperlukan adanya sebuah ujian dan tes. Sehingga akan terlihat setelah ujian dan tes, mutu barang tersebut.

Sama halnya kita sebagai Makhluk Nya, yang sudah diberikan amanah untuk menjadi kholifah di muka bumi ini.

Tidakkah kita semua sama di mata Tuhan, kecuali taqwa kita kepada Nya???

Mari sama2 kita renungkan keberadaan kita dimuka bumi ini dan mari buktikan, bahwa kita diciptakan oleh Nya tidaklah sia-sia.

Berusahalah menjadi “MANUSIA” yang tidak hanya berguna bagi diri sendiri, tetapi juga makhluk disekitarnya. Seperti halnya Muhammad yang diutus ke muka bumi ini menjadi RAHMATAN LIL ALAMIN ( RAHMAT BAGI SEMESTA ALAM ).

Tidak ada kata terlambat bagi kita untuk memulai….
Selama Tuhan masih memberikan kesempatan kepada kita, yaitu dengan ditandai jantung yg masih berdetak di jasad kita. Dan sebelum ada tanda lainnya, besar ataupun kecil dari Tuhan, yang bahkan mungkin akan membuat hilang nyawa kita, saudara ataupun tetangga kita.

Jikalau boleh kuberikan saran, tidak hanya UNTUKMU KAWAN tetapi juga bagi DIRIKU ini. Mari kita sama2 buktikan kepada DIRI dan TUHAN.

Mari kita asah, hidupkan dan gunakan MUSTIKA kita.
Banyak cara untuk menghidupkan MUSTIKA kita, tetapi tidaklah mudah membuatnya BERSINAR.

Semua terserah kalian melakukannya, karena setiap diri mempunyai tanggung jawab yang harus di embannya dan dipertanggung jawabkan kepada SANG MAHA DIRAJA SEMESTA ALAM.
belajarlah pada orang2 yg telah lulus pengetahuannya.

Salam.
46.
On September 24, 2007 at 1:45 am Mr. XXX Said:

Salam Kasih Dan Damai u/ Kita Semua

Mengenai Pertanyaan “Titisan”.

Saya rasa belum pantas bila di bahas di dalam blog ini.

Karena untuk menjelaskan hal tersebut :
- Dibutuhkan pemahaman yang detail dan menyeluruh
- Dikarenakan nanti ada keterbatasan pemahaman dari
beberapa pembaca, yang mungkin dapat membuat negative
thinking dan sejenisnya.
- Mengingat kondisi saat ini, maka Persatuan umat
haruslah dijunjung tinggi.

Jikalau masih ada sedikit rasa ganjalan dihati,.. Tanyalah pada orang2 yg telah lulus pengetahuannya.

Sekali lagi saya mohon ma’af yg sebesar2nya.

Salam.
47.
On September 26, 2007 at 12:49 am gunkz Said:

jayalah nusantara,indonesiaku…!!!!
48.
On September 26, 2007 at 12:37 pm ADE Said:

ass..
sabdo palon … dimanakah beliau sekarang
lalu apa hubungannya dengan syech subakir
yang memasang tumbal ditanah jawa………….
mohon dikasih beritahnya donk……
aku pengin tau lebih jelas…
sallam
49.
On September 28, 2007 at 3:15 pm samsudin Said:

Salam.
Sebagai orang Islam membaca DARMO GANDOL hati sy PANAS.
Sebagai orang Jawa, hati saya ADEM.

Yg penting kita jaga bangsa kita tdk seperti ISRAEL X PALESTINA. Rugi besar tyada henti!!

Jujur saja saya SALUT pd masyarakat BALI yg tdk kehilangan jati dirinya, yg berjaya dg ciri khasnya.

Kapan Jawa menyusul yaaa? Jadi ngiri sama BALI.
50.
On September 28, 2007 at 3:33 pm Raden Said:

Bagus.

Tulisan ini bagus.
Jadi tahu kelucuan orang Indonesia.
Orang Indonesia tuh sifatnya nggak ngalor , gak ngidul.
Ada yg ke-Barat Baratan, ada yg ke-Jepang Jepangan, ada yg ke-Arab Araban.

Begitu kita ke Barat, ke Jepang, ke Arab, nggak seorangpun dari mereka yg melirik KERJA KERAS kita bela belain negara mereka. Disapa aja kagak !

KACIAN DEH LOE ! ! !

Makanya , ayo kita gali jati diri kita yg sebenarnya.
AYO BANGKIT ! ! !
51.
On September 29, 2007 at 2:12 pm '313' Said:

‘apabila waktunya telah tiba, dan atas kehendakNYA, aku akan hadir’
- jangan takut akan kiamat! takutlah akan segala perbuatanmu!
- dimana ada lelaki yang memiliki tanda lahir hitam di belakangnya akibat gerhana matahari, disitulah aku bersemayam!
- jin dan setan adalah ciptaanNYA, sepanjang masa mereka akan mengganggu manusia,
- jangan pernah takut apabila kau telah bertaqwa kepadaNYA
- Aku masih berada diseberang hingga kini, kelak ‘CUCU’ Ku yang akan meneruskanK
u
- ingatlah menyembah TUHAN !! jangan pernah bersekutu dengan jin atau setan!!!!
- INGATKAN PIKIRANMU AGAR SELALU INGAT KEPADAKU
52.
On Oktober 2, 2007 at 6:46 pm Alit Said:

Om Swastyastu
Artikel yang sangat berbobot yang mengajarkan kita untuk tidak lupa kepada warisan luhur leluhur kita. Semoga Semua mahluk berbahagia
Om shanti shanti shanti Om
53.
On Oktober 7, 2007 at 9:16 pm matondang Said:

Menarik sekali sejarah majapahit, khususnya sejarah Prabu Brawijaya V dan Sabdapalon pada masa kejatuhan majapahit. Umumnya hanya diketahui sebatas perpisahan Prabu Brawijaya V (PBV) dengan Sabdapalon (SP)dipuncak Gunung Lawu. Sebagian mengatakan PBV dan SP moksa (raib) dipuncak gununglawu, karenanya disebut orang puncak keabadian.
Padahal tidaklah demikian PBV da SP beserta rombongannya diam-diam menuruni puncak gunung lawu seterusnya mengembara kepedalaman pulau Sumatera tepatnya di mandailing. Mandailing adalah suatu nama yang diberi PBV berasal dari kata Mandah dan Eling yang berarti pindah sementara untuk mengingat . yang berarti pindah sementera dan tetap mengingat suatu saat akan kembali ke Tanah Jawa, karena sesuai dengan sumpah SP, yang akan kembali setelah 500 tahun, yang akan memimpin Tanah Jawa. Untuk mengenang dan melampiaskan kepahitan hidup terusir dari Majapahit/T.jawa, mereka menciptakan gendang sembilan serta tangga rumah sembilan anak tangga, sebagai simbol perlawanan kepada wali songo, dimana gendang dipukuli dan anak tangga dipijak-pijak, kalau naik turun rumah. dalam kehidupan selanjutnya keturunan PBV serta keluarga istrinya (putri campa)merupakan keluarga dekat dengan sistem keluarga silang, dengan penasehat SP sendiri.
SP sendiri menurut pantauan spritual bukanlah beragama budha melainkan agama parmalim. yang mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa atau semacam aliran kebatinan. Ketika terusir dari Majapahit telah ada konsensus antara BPV dan SP dengan Sunan Kalijaga. Bahwa nanti suatu saat apabila sudah ada keturunan BPV yang taat, jujur, bersih dan betul-betul manjalankan syariat agama, kepadanya akan diberikan kesempatan memimpin nusantara ini(Satria Piningit), inilah yang disebut Sabda Palon menagih janji.Kini setelah 500 tahun berlalu, keturunan BPV tidak menganut agama parmalim, tetapi agama Islam yang taat. Melihat kenyataan ini SP dari dunianya tidak lagi mempersoalkan agama leluhurnya. Tanda-tanda kembalinya SP sudah muncul. secara spritual SP sendiri sudah masuk Islam dan telah di Syahadatkan Sunan Kalijaga secara spitual(ghaib)dan itu terjadi tahun 1997, 500 tahun setelah terusir dari T.Jawa. Kalau ditelisik banyak tanda-tanda maupun nama-nama yang berasal dari Majapahit dijumpai di Mandailing yang kesemuanya ini menguatkan bahwa PBV dan SP mandah untuk eling. sementara makam PBV dan SP bersebelahan dikaki bukit yang sering diziarahi keturunannya. Para keturunannya menyebut PBV dengan Raja Godang (Raja Besar), sementara SP dengan Datu Godang ( Dukun Besar ). Sekian dulu ya…
54.
On Oktober 10, 2007 at 12:46 pm Roedee Said:

sedih jika membaca semua ini!!
hanya menunggu dan menunggu, padahal sabdopalon/semar sudah berlalu (ga ada yang ngeh) tinggal menunggu jaman berganti jaman, nunggu datangnya ratu adil yang benar2 ratu adil/=imam mahdi??=kiamat???

(Wangsit siliwangi) :
1.Buta bakal jaradi wadal, wadal pamolahna sorangan. Iraha mangsana? Engké, mun geus témbong budak angon! Ti dinya loba nu ribut, ti dapur laju salembur, ti lembur jadi sanagara!=jamannya kerusuhan ambon,sampit,dll
2.Nu garelut laju rareureuh; laju kakara arengeuh; kabéh gé taya nu meunang bagian. Sabab warisan sakabéh béak, béakna ku nu nyarekel gadéan. Buta-buta laju nyarusup, nu garelut jadi kareueung, sarieuneun ditempuhkeun leungitna nagara.=asset2 negara dijual pada kapitalis
3.Laju naréangan budak angon, nu saungna di birit leuwi nu pantona batu satangtung, nu dihateup ku handeuleum ditihangan ku hanjuang. Naréanganana budak tumbal. sejana dék marénta tumbal. Tapi, budak angon enggeus euweuh, geus narindak babarengan jeung budak anu janggotan; geus mariang pindah ngababakan, parindah ka Lebak Cawéné! Nu kasampak ngan kari gagak, keur ngelak dina tutunggul. (nb:budak angon=anak gembala=sabdopalon=pengasuh raja2 jawa/indonesia)

Sekarang hanya tinggal ramalannya (Sabdopalon) saja:
1.Ngidul ngilen purugira,
Ngganda banger ingkang warih,
Nggih punika medal kula,
Wus nyebar agama budi,
Merapi janji mami,
Anggereng jagad satuhu,
Karsanireng Jawata,
Sadaya gilir gumanti,
Boten kenging kalamunta kaowahan.=sudah terjadi 2006
2.Alun minggah ing daratan,
Karya rusak tepis wiring,
Kang dumunung kering kanan,
Kajeng akeh ingkang keli,
Kang tumuwuh apinggir,
Samya kentir trusing laut,
Seia geng sami brasta,
Kabalebeg katut keli,
Gumalundhung gumludhug suwaranira.=Tsunami
3.Lindu ping pitu sedina,
Karya sisahing sujanmi,
Sitinipun samya nela,
Brekasakan kang ngelesi,
Anyeret sagung janmi,
Manungsa pating galuruh,
Kathah kang nandhang roga,
Warna-warna ingkang sakit,
Awis waras akeh kang prapteng pralaya.=aceh,padang,yogya,maluku,bengkulu etc.

(wangsit siliwangi):
1.Jaman bakal ganti deui. tapi engké, lamun Gunung Gedé anggeus bitu, disusul ku tujuh gunung. Génjlong deui sajajagat.
2.Hadé deui sakabéhanana. Sanagara sahiji deui. Nusa Jaya, jaya deui; sabab ngadeg ratu adil; ratu adil nu sajati.

jadi intinya ga usah ditunggu2 toh ditunggu2 juga ga pada ngeh kedatangannya, lebih baik kita jalani saja hidup ini dengan bijak, berpegang pada aturan agama sesuai dengan agama masing2

(wangsit siliwangi):
Jig geura narindak! Tapi, ulah ngalieuk ka tukang! = jadikanlah masa lalu sebagai cerminan untuk bangsa ini melangkah selanjutnya tanpa mengurangi rasa hormat pada leluhur

Indonesia Jaya
Ok!!!!!
55.
On Oktober 14, 2007 at 12:43 pm Ki Jagad Buana Said:

Salam buat semuanya,..

Mbah rasa sih siapa saja boleh mencalonkan diri jadi ratu adil / satrio piningit. Tapi Mbah berharap, bagi siapa saja yg mencalonkan diri….ya mbo’ di “bersihin” dulu dirinya dari niatan, pikiran dan perbuatan yg jelek2.

Jangan cuma mencalonkan diri… tapi “diri”nya masih haus dengan kekayaan dan kekuasaan serta perbuatan bejat lainnya,…. apa tidak malu dengan dirinya sendiri, orang lain bahkan Tuhan Nya.

Ya,.. kalau bisa jangan gitu2 amat dong,…apa ndak kasihan dengan rakyat dan negeri ini.
Yang penting dengan segala kemampuannya mau membangun bangsa dan negara ini,…. tapi dengan ikhlas ya…
jangan neko-neko…

siapapun anda ( tanpa memandang SARA’ )…terbuka untuk mencalonkan diri menjadi “SATRIA ITU”….
Tapi kalo mbah saranin ya…., mo dengar atau tidak yo terserah kalian semua..
sebelum anda2 mencalonkan diri jadi “SATRIA ITU”….
Tolong buktikan dari DIRI SENDIRI dulu,… baik itu pikiran, perkataan dan perbuatannya.

Dan jangan lupa amalkan LELAKU ING SENDIKO ya,…
Setelah itu “NGACA DIRI DAN NGAJI DIRI”…Apakah pantas anda mencalonkan diri ??? kalau “sudah pantas” dan “siap”…yo monggo…. mbah dukung ko’…

Mbah punya cara agar negara ini cepat bangkit dan maju,…
caranya gampang ko’…
LANGKAH AWAL DENGAN MENGHIDUPKAN NURANI KITA SEMUA,…
( Khususnya masyarakat nusantara,…karena yg mo maju kan Nusantara )

Karena dengan begitu rasa untuk berbuat baik dan cinta kasih pasti akan terwujud dalam kehidupan sehari-harinya.
Terutama yang duduk di KURSI PEMERINTAHAN DAN PEMEGANG KEPUTUSAN YO..
MBO’ YA ELING… JG CUMA MIKIRIN PERUT SENDIRI…..
APA KALIAN2 INI SUDAH TIDAK PUNYA NURANI LAGI…???

Ya sudah,…Ayo saatnya kita sebarkan cinta kasih dan segala kebaikan ke seluruh penjuru bumi.

Salam Kasih untuk semuanya…
56.
On Oktober 14, 2007 at 1:15 pm Ki Cokro Darmo Said:

Salam kasih buat Mbah Jagad Buana…
buat : Mr. XXX, Mas Nurahmad, Mas Karebet, Mas Bagot Mas Kiki dan semuanya ya…
maaf kalo Aki ngga bisa sebutin satu2..
jADI Salam juga buat semuanya,…

Saya setuju dengan Mbah Jagd Buana…
Mari saatnya kita HIDUPKAN NURANI KITA…
Dan jangan lupa sebarkan cinta kasih dan kebaikan dalam kehidupan kita sehari-hari..

Mudah2an orang yang duduk di kursi Pemerintahan dan pemegang keputusan khususnya segera sadar….
kalau bisa semua masyarakat kita juga eling…
biar cepat2 deh negara ini maju…
Aki juga bingung,…kenapa mereka2 yg punya kekuasaan masih mikirin perut sendiri….
toh kan perut mereka sama dengan masyarakat lainnya…
masa sih tega2nya terus2an mikirin diri sendiri dan sedikit sekali dari mereka yang mau peduli dengan rakyatnya…
Masih sering ribut2 masalah politik dan kekuasaan…

ELING ‘NGGER..ELING…!!!

Aki harap kita semua segera berbenah diri,…
karena sekarang jaman “Pembersihan”…. siapa2 yg tidak eling akan menerima akibatnya….
dari pada nanti terlambat,… penyesalan nanti tiada berguna…

Salam
57.
On Oktober 14, 2007 at 1:51 pm Mr. XXX Said:

Salam Kasih dan Damai u/ Kita Semua…
Salam kasih u/ saudaraku : Ki Jagad Buana, Ki Cokro Darmo, Bhagawan Dwija dan saudara2ku semuanya….

Aku senang sekali jika kita selalu saling mengingatkan,.. tanpa adanya keegoan dan saling tanpa saling menyalahkan….

Apalagi mengenai cinta kasih dan kebaikan,…mudah2an kita semua dapat memancarkan cinta kasih dan kebaikan…
bukan karena kita sebagai pemangku agama & spiritual, pejabat, resi, raja atau siapapun kita semua…..

Tetapi karena sesungguhnya kita adalah SATU,…
yaitu sama2 makhluk ciptaan dari TUHAN YANG MAHA ESA ( SANG MAHA DIRAJA ALAM SEMESTA )
Oleh karena itu sudah sepantasnyalah kita saling mengasihi dan menyayangi, serta saling mengingatkan antara satu dengan yang lainnya.

Toh segala apa yang kita lakukan di muka bumi ini, pasti kita pula yang akan menerima balasannya.
Tidaklah mungkin jikalau kita menanam cabe,…tapi yang kita harapkan buah apel atau anggur yang manis rasanya akan kita tuai.

Jadi, mari sama2 kita buktikan, bahwa kita semua adalah makhluk yang baik dan berguna bagi diri sendiri dan orang lain.

Gusti,…
Kami tahu, kami bodoh…
Kami tahu, kami hina…
Tapi jangan biarkan kami terlelap dalam kebodohan dan kehinaan…

Jikalau ENGKAU berkenan,… berikan kami selalu PETUNJUK
Sehingga kami dapat menjalani bahtera kehidupan yang fana’ ini dengan baik…

Jikalau kami banyak kesalahan dan perbuatan dosa yang telah kami lakukan, baik itu disengaja maupun yang tidak disengaja…kami mohon dibukakan pintu ma’af yang seluas2nya…

Gusti,….
Jikalau kehadiran kami di muka bumi ini merepotkan bahkan menyusahkan-MU…
Sekali lagi kami mohon ampun YA TUHANKU….
Bukan karena ENGKAU salah menciptakan kami…
Tapi kami-kami inilah yang bodoh dan lalai…

Gusti,…
Tanpa Mu kami hampa,…
Tanpa Mu kami hina…
Tanpa Mu kami tiada artinya…

Nudah2kan kita semua diberikan anugerah dan petunjuk-NYA

SALAM.
58.
On Oktober 14, 2007 at 1:55 pm Mr. XXX Said:

Salam Kasih dan Damai u/ Kita Semua…
Salam kasih u/ saudaraku : Ki Jagad Buana, Ki Cokro Darmo, Bhagawan Dwija dan saudara2ku semuanya….

Aku senang sekali jika kita selalu saling mengingatkan,.. tanpa adanya keegoan dan tanpa saling menyalahkan….

Apalagi mengenai cinta kasih dan kebaikan,…mudah2an kita semua dapat memancarkan cinta kasih dan kebaikan…
bukan karena kita sebagai pemangku agama & spiritual, pejabat, resi, raja atau siapapun kita semua…..

Tetapi karena sesungguhnya kita adalah SATU,…
yaitu sama2 makhluk ciptaan dari TUHAN YANG MAHA ESA ( SANG MAHA DIRAJA ALAM SEMESTA )
Oleh karena itu sudah sepantasnyalah kita saling mengasihi dan menyayangi, serta saling mengingatkan antara satu dengan yang lainnya.

Toh segala apa yang kita lakukan di muka bumi ini, pasti kita pula yang akan menerima balasannya.
Tidaklah mungkin jikalau kita menanam cabe,…tapi yang kita harapkan buah apel atau anggur yang manis rasanya akan kita tuai.

Jadi, mari sama2 kita buktikan, bahwa kita semua adalah makhluk yang baik dan berguna bagi diri sendiri dan orang lain.

Gusti,…
Kami tahu, kami bodoh…
Kami tahu, kami hina…
Tapi jangan biarkan kami terlelap dalam kebodohan dan kehinaan…

Jikalau ENGKAU berkenan,… berikan kami selalu PETUNJUK
Sehingga kami dapat menjalani bahtera kehidupan yang fana’ ini dengan baik…

Jikalau kami banyak kesalahan dan perbuatan dosa yang telah kami lakukan, baik itu disengaja maupun yang tidak disengaja…kami mohon dibukakan pintu ma’af yang seluas2nya…

Gusti,….
Jikalau kehadiran kami di muka bumi ini merepotkan bahkan menyusahkan-MU…
Sekali lagi kami mohon ampun YA TUHANKU….
Bukan karena ENGKAU salah menciptakan kami…
Tapi kami-kami inilah yang bodoh dan lalai…

Gusti,…
Tanpa Mu kami hampa,…
Tanpa Mu kami hina…
Tanpa Mu kami tiada artinya…

Mudah2kan kita semua diberikan anugerah dan petunjuk-NYA

SALAM.
59.
On Oktober 15, 2007 at 11:55 am Ki Jagad Buana Said:

Salam buat semuanya…

Satu lagi nih pesan mbah…
Bagi angger2 yg mengaku satrio piningit / ratu adil, mungkin bisa kirimkan data dirinya ke email mbah.

Jangan lupa dimasukkan visi, Misi, Perencanaan2 angger dalam membangun bangsa ini,.. serta alasan2 mengapa angger menamakan diri satrio piningit / ratu adil itu…

Kalau angger benar2 satria,…ya nda’ usah takut..!!!
justru kalian semua harus berani dan mempertanggung jawabkan citra nama “satrio” tsb,… itupun kalau kalian benar2 seorang satria,…
bukan seorang “pengecut” yang hanya berani menunjuk diri,…tapi tidak punya visi, misi dan perencanaan2 yang jelas dalam membangun bangsa ini…

monggo,… mbah tunggu jawabannya…!

Kalau ada yang sudah “pantas” dan memenuhi “syarat” Mbah akan bimbing u/ mendapatkan ARTADAYAnya,..
semua tidak ada biaya…toh memang itupun titipan Gusti,.. khususnya orang yg bersih, jujur, ikhlas dan yang mau membangun bangsa ini tanpa pamrih…
Kalau Gusti sudah memperkenankan,…yo pasti takkan lari kemana…
Mungkin sudah waktunya “satria” ini mendapatkan daya-Nya… dan mudah2an jodoh dengan mbah.

Karena mbah sudah tua dan secara fisik tidak bisa berbuat banyak u/ negeri ini… apa yang mbah bisa bantu,..pasti mbah bantu…

Buat yang cuma mementingkan kepentingan diri sendiri dan berhati busuk ,..lebih baik tidak usah saja…
karena percuma,… 1 juta tahun pun kalau anda berdo’a/semedi/meditasi atau hal lainnya, kalau hatinya masih busuk,.. ngga’ akan mungkin dapat artadaya,…. kalau demit sih masih mungkin….

ditunggu ya ngger…di email: hyangjagad0@yahoo.com

salam.
60.
On Oktober 15, 2007 at 3:53 pm Ki Jagad Buana Said:

Salam u/ semuanya.

Mohon maaf sebelumnya…
U/ Email mbah selanjutnya dan u/ seterusnya diganti.
dari hyangjagad0@yahoo.com menjadi jagad_lawu@yahoo.com
Mengingat banyaknya data yg tidak memenuhi “syarat”…
Sekali lagi mbah umumkan…
Hanya Orang2 yg BERSIH HATINYA dan BERBUDI LUHUR saja yg mendapat gemblengan… lain itu tidak..!!!

Salam
61.
On Oktober 16, 2007 at 9:27 am Hadi bonzi Said:

Kepada mbah jagad lawu: apa njenengan yg mbaurekso gunung lawu? Kata orang sunan lawu itu ya brawijaya v, jangan2 anda itu brawijaya v momonge sabdopalon & noyogenggong. Klo betul, njenengan pasti Satrio piningit. Kok dari tdk bilang klo anda itu SP. Tak tunggu ya mbah, nugel tanah jawanya.
62.
On Oktober 17, 2007 at 1:49 am Ki Jagad Buana Said:

Salam Buat Semuanya…
Salam Kasih u/Mas Nurahmad dan semuanya…

Sebelumnya mbah mohon izin sekaligus terima kasih, kepada Mas Nurahmad sebagai pemilik blog ini. Mbah mohon ma’af bilamana kehadiran disini kurang berkenan bagi pemilik blog maupun pengunjung… Mbah hanya ingin membantu membangun bangsa ini, sesuai dengan apa yang mbah bisa lakukan.

Mbah akan mencoba memberikan sedikit keterangan dan masukan…, jikalau kurang berkenan,…yo mbah minta ma’af…

Pada hakikatnya, jikalau anda benar2 ingin membangun bangsa dan negara tanpa pamrih, jangan melihat status apapun juga. Karena seorang “Satria yang Sejati” adalah orang2 yg rela mengorbankan dirinya demi kepentingan orang lain, apalagi untuk kepentingan bangsa dan negaranya, terlebih lagi hanya mengharapkan kerido’an dari Tuhan-Nya.

Dalam dirinya tertanam Sifat PATRIOTIK SEJATI, yang berbuat berbagai bentuk kebaikan dan menyebarkan cinta kasih dalam kehidupannya sehari-hari kepada apa dan siapapun juga.

Tidak mengharapkan sedikitpun balasan dari orang2 yg ditolongnya. Semuanya dilakukan tanpa pamrih, sebagai wujud syukur dan pengabdian sekaligus cinta kasih kepada Tuhan-Nya. Karena orang yang benar2 mencintai Tuhan-Nya, berarti ia mencintai juga semua makhluk-Nya.

Orang2 yang semacam inilah yang mempunyai HATI NURANI YANG BERSIH dan MULIA. Tidak mengharapkan harta, tahta dan segala bentuk pujian dari manusia, bahkan dari Tuhan-Nya sekalipun.

Hanya SATU LANDASAN yang menjadi PRINSIP HIDUP mereka, yaitu : bagaimana ia bisa menjadi MAKHLUK YANG BERGUNA bagi dirinya, orang lain, makhluk lainnya dan Tuhan-Nya.

Karena Orang2 yang semacam inilah, yang mudah mendapatkan rahmat dan hidayah-Nya, tentunya atas izin dari Gusti. Dan Mbah disini… hanya sedikit memberikan bimbingan dan arahan, serta selanjutnya semua di pasrahkan kepada SANG PENGUASA JAGAD RAYA.

Semua terserah kalian…
Apakah kalian ingin menjadi seorang :
“SATRIA SEJATI” atau “SATRIA MUNAFIK” atau seorang PECUNDANG…!!!

Untuk saat ini, yang harus menjadi TUJUAN kita adalah menjadi seorang SATRIA SEJATI tentunya…
Biarlah seiring dengan berjalannya waktu,…perlahan tapi pasti …Gustilah yang menentukan siapa SATRIO PININGIT SEJATI tersebut.

Dan peran kita disini,…. mari berlomba-lomba menjadi SATRIA-SATRIA SEJATI… Dan biarkan Tuhan yang menentukan siapa yang akan benar2 memilih SATRIO PININGIT sebagai pemimpin para SATRIA SEJATI dengan disertai tanda2 tertentu. Karena bukanlah kehendak siapapun juga selain Gusti.

A. Adapun kriteria2 untuk menjadi SATRIA SEJATI,
sebagai berikut :

- Berpedoman hidup pada TRISULA KARSA BUMI, yaitu :
Benar, Lurus dan Jujur.

- Mempunyai asas Sifat Ksatria, yaitu :
* Selalu berkata benar
* Tidak takut pada apapun
* Patuh kepada perintah agama
* Mengabdi kepada Negara
* Mencintai sesama makhluk Gusti
* Menyadari kodrat manusia
* Berpikir jernih dalam setiap keadaan

- Mengamalkan Asas Laku Ing Sedyo / Laku Ing Sendiko,
yaitu :
* Melayani dan menjalankan perintah Gusti Allah
* Melindungi dan mengayomi masyarakat
* Mengamalkan dan mengajarkan kebaikan-kebaikan
* Menyebarkan Cinta Kasih kepada apa dan siapapun
* Hidup tanpa pamrih

- Dan lainnya akan di jabarkan nanti dalam masa
penggemblengan.

Mereka semua akan digembleng, tidak hanya dari
pemahaman dan penghayatan saja, lelaku pun akan
diajarkan. Selanjutnya akan dikonfirmasikan ke email
masing-masing.

B.Adapun kriteria2 untuk menjadi SATRIA SEJATI,
sekaligus Pemimpin, syaratnya sama dengan diatas
hanya saja masalah intelektualitas dan kapabilitas
harus diatas standar serta ditambah kewaskitaan.

Diluar itupun mbah berharap, agar setidaknya masyarakat kita eling agar dapat mempercepat proses kemajuan bangsa ini.

Untuk sementara hanya itu dulu yang mbah jabarkan, mungkin dilain waktu bisa dilanjutkan.

Mohon ma’af bila ada yg kurang berkenan di hati.

Salam
63.
On Oktober 20, 2007 at 3:28 pm awal Said:

On Oktober 20, 2007 at 2:22 pm awal Said:
Serat Dharmagandhul

1.nama Manik Maya, punika kula,…..
( pengakuan Sabdo Palon bahwa ManikMaya adalah namanya = Manikmaya adalah nama kecil dari bathara Guru/ konteks saat ini adalah Tuhan YME – kesimpulan : Seseorang itu mempunyai Manik Maya/ Tuhan YME sebagai “pegangan” )
2.Sabdapalon matur yen arêp misah, barêng didangu lungane mênyang ngêndi,ature ora lunga, nanging ora manggon ing kono, mung nêtêpi jênênge Sêmar,……
( Sabdo Palon memutuskan berpisah, tidak pergi meninggalkan tanah jawa tetapi juga tidak tinggal disana (Jawa Timur) hanya mengatakan meninggalkan nama semar ( semar = tersamar ) – kesimpulan : seseorang itu bisa tinggal di Jateng atau Jabar/ wilayah jawa yang lain / “tersamar”
3.ing besuk yen ana wong Jawa ajênêng tuwa, agêgaman kawruh, iya iku sing diêmong Sabdapalon, wong jawan arêp diwulang wêruha marang bênêr luput
4.woh wit kawruh, pênyêbute marang Kangjêng Nabi ‘Isa, agamane srani,
( Orang Jawa bernama “tua” bersenjatakan “kawruh” dan orang jawa akan diajari mengerti tentang benar & salah – kesimpulan : seseorang itu masih muda tetapi mempunyai nama seperti orang tua/ “didampingi” leluhur sepuh pulau Jawa & juga seseorang itu beragama Nasrani yang tidak hilang penghormatannya pada budaya jawa)

Sinom Jayabaya
1.Lahir di bumi Mekah.
( lahir di bumi “Mekah” – kesimpulan : seseorang itu lahir di keluarga yang sangat agamis )
2.Raja keturunan waliyullah.
( Raja keturunan Waliyullah – kesimpulan : seseorang itu masih mempunyai garis keturunan orang suci dimasa lalu/ Sunan )
3.Letaknya dekat dengan gunung Perahu, sebelah barat tempuran.
( Letaknya dekat dengan gunung perahu, sebelah barat tempuran – kesimpulan : seseorang itu tinggal bukan di Gunung Perahu tetap disuatu tempat “dekat” dengan gunung perahu ; Di Pulau Jawa ada 2 gunung Perahu ( G. Perahu di Jawa Tengah & G. Tangkuban Perahu di Jawa Barat – dan secara persis letaknya di sebelah barat dari pertemuan sungai yang dekat gunung tersebut. )

Bait Ramalan Jayabaya
1.bersenjata trisula wedha
2.membantu manusia Jawa berpedoman pada trisula weda tajamnya tritunggal nan suci benar, lurus, jujur didampingi Sabdopalon dan Noyogenggong
( Berpedoman pada Trisula Weda/ Tritunggal – kesimpulan : seseorang itu berpedoman/ memegang perlambang Trisula Weda/ bukan senjata trisula dalam arti yang sesungguhnya dan pedoman Trisula Weda ini tersamar didalam perlambang Sabdo Palon/ Manik Maya yang dipegang seseorang tsb, dimana arti : Manik = Inti, Maya = tersamar )
3.asalnya dari kaki Gunung Lawu sebelah Timur, sebelah timurnya bengawan
( Asalnya dari Kaki Gunung Lawu sebelaah timur dan sebelah Timur Bengawan – kesimpulan : Seseorang itu berasal dari sebelah Timur G.Lawu ( berasal dari Jawa Timur ) dan dari sebelah Timur Bengawan ( Sungai yang besar )- di Jawa Timur Sungai yang besar adalah sungai Brantas, jadi seseorang itu lahir di daerah sebelah timur sungai Brantas, misal : kota Malang, Mojokerto, Probolinggo. Lumajang, Banyuwangi, dll )
4.masih muda sudah dipanggil orang tua
( kesimpulan : seseorang itu masih muda tetapi mempunyai nama seperti orang tua/ terlihat “didampingi” oleh para sesepuh pulau jawa )
5.turunnya air brajamusti pecah memercik

( turunnya air Brajamusti – kesimpulan : seseorang itu telah menerima tetesan air suci pada suatu malam ( Bathara Indra penguasan malam/ bulan ); malam dengan perlambang “api” sehingga digambarkan pada salah satu sinom dikatakan bahwa ludahnya seperti api & sabdanya malathi/ terbukti )
Prediksi Ramalan Jayabaya
1.Sedangkan perlambang Semarang Tembayat merupakan tempat dimana seseorang memahami dan mengetahui solusi dari apa yang terjadi.
( kesimpulan : pada Jaman Prabu Jayabaya nama kota Semarang belum ada, semua ramalan diberikan berupa kiasan, demikian juga dengan kata “Semarang Tembayat” tidak semena-mena langsung berarti kota Semarang; Semarang Tembayat dapat diartikan Semar-ing-Tem-bayat yaitu ( semar = tersamar / ing = di / Tem = ke / bayat = Baitutah adapun kata Bait pada aslinya memiliki arti tempat tinggal, atau tempat kembalinya manusia di siang atau malam hari = Tegasnya, arti Ahl bait adalah : famili, kerabat atau anggota keluarga yang tinggal bersama dalam satu tempat sepanjang siang dan malam dengan penuh kehangatan dan keharmonisan = seseorang ini di tempat/ selalu ke tempat dimana berkumpul suatu komunitas yang tinggal bersama dalam suasana penuh kehangatan/ keharmonisan -misal: paguyuban, pesantren, pertapaan, biara, dll )

2.Kebenaran selalu saja tersembunyi. Kata sandi dari jawaban misteri ini adalah : JOGLOSEMAR. Joglo telah runtuh, yang ada tinggal Semar. Inilah hakekat kondisi negara saat ini. Sebagai panduan perlu saya garis bawahi kata kunci yang ada di dalam bait-bait karya leluhur kita, yaitu :
3.Di dalam ramalan R.Ng. Ronggowarsito menyiratkan bahwa Satria VI (Satriyo Boyong Pambukaning Gapura) harus menemukan dan bersinergi dengan seorang spiritualis sejati satria piningit (tersembunyi) agar kepemimpinannya selamat.
4.Dalam bait 22 ramalan Joyoboyo dikatakan “Di Semarang Tembayat itulah yang mengerti dan memahami lambang tersebut.”
5.JOGLOSEMAR = Jogja – Solo – Semarang. Dari peristiwa gempa Jogja telah membuktikan bahwa kerajaan Mataram Jogja & Solo sudah tidak memiliki aura lagi. Hal ini terbukti dengan hancurnya Bangsal Traju Mas (tempat penyimpanan pusaka kerajaan) dan Tamansari (tempat pertemuan raja dengan Kanjeng Ratu Kidul). Hal lain adalah robohnya gapura makam HB IX (Jogja) dan PB XII (Solo) di kompleks makam raja-raja Imogiri, sebagai perlambang bahwa Keraton Jogja – Solo sudah tidak memiliki aura dan kharisma. Sehingga yang tersisa tinggallah “Semarang” (Mataram Kendal).
( kesimpulan : Joglosemar = Jogya diambil dari kata awalan Jog, Solo diambil dari kata akhiran Lo, tetapi yang dimaksud akhiran disini berarti adalah telah berakhir sehingga tidak ada kode Sandi nama kota lagi, yang tersisa hanya kata semar, semar disini bukan berarti nama kota Semarang tetapi semar = tersamar, nama kota ini tersamar dan belum dapat ditentukan?…)

Uga wangsit Siliwangi
1.pemuda gembala sudah tidak ada, sudah pergi bersama pemuda berjanggut, pergi membuka lahan baru di Lebak Cawéné!”)
2.Lebak Cawéné adalah suatu lembah seperti cawan, yang dikatakan di dalam Kitab Musarar Joyoboyo sebagai Gunung Perahu. Tempat itu digambarkan sebagai suatu lembah atau bukit dimana permukaannya cekung seperti tertumbuk “perahu besar”.
( Bocah angon/ Sang Pengembala pergi membukan lahan baru di Lebak Cawe’ne’ ; di dekat Gunung Perahu – kesimpulan : Seseorang yang berasal dari “Timur” tersebut pindah ke “Barat” dan tinggal di lembah yang berbentuk seperti Cawan yang letaknya didekat G. Perahu ( G. Perahu di Jateng ataukah G. Tangkuban Perahu Jabar? )….prediksi Saya seseorang itu tinggal di Bandung…. karena gambaran letak lembah di sebelah barat tersebut mirip dengan bentuk lembah & letak kota Bandung di lereng G. Tangkuban Perahu
3.Terdapat 2 tempat tinggal dari seseorang yang dinanti tersebut ( tempat tinggal dan tempat yang sering disinggahi )
Serat Jayabaya
andhedukuh pindha Raden Gatotkaca
arupa pagupon dara tundha tiga
berumah seperti Raden Gatotkaca
berupa rumah merpati susun tiga
Uga Wangsit Siliwangi
” Laju naréangan budak angon, nu saungna di birit leuwi nu pantona batu satangtung, nu dihateup ku handeuleum ditihangan ku hanjuang.”
(”lalu mereka mencari anak gembala, yang rumahnya di ujung sungai yang pintunya setinggi batu, yang rimbun oleh pohon handeuleum dan hanjuang.”)
( – kesimpulan : seseorang itu bertempat tinggal pada rumah bertingkat di ujung sungai ( sumber air sungai adalah gunung sedangkan ujung sungai adalah di daerah dataran yang lebih rendah/ daerah kota ); tepatnya mungkin pada sebuah rumah bertingkat yang rimbun oleh pohon handeuleum & hanjuang di dekat sungai di daerah kota Bandung)
4.…..secara gambaran spiritual, di tempat itu terdapat 2 sumber air besar dan ditandai dengan 3 pohon beringin (Ringin Telu).
( – kesimpulan : merujuk pada kesimpulan Saya diatas…berarti selain rumah, seseorang itu sering singgah utk melakukan suatu aktivitas di suatu daerah yang dekat dengan 2 sumber air besar ( sumber mata air biasanya di gunung/ lereng Gunung ); seseorang itu sering singgah/ selalu kembali ke tempat di Barat Daya Lereng G. Tangkuban Perahu dengan tetengger 3 pohon beringin dan 2 sumber air besar…..tempat itu berada dalam suatu komunitas yang tinggal bersama dalam suasana yang hangat & harmonis ( seperti pertapaan )…mungkinkah tempat seseorang sering singgah itu ada di daerah Lembang…..mungkin para Winasis dapat memperjelas gambaran ini…)

Note :
Tentunya seseorang ini:
a)Berasal dari Jawa Timur dan mempunyai trah garis keturunan Majapahit, beragama “kawruh” Nasrani
b)Mempunyai sepasang pusaka pengayom nusantara/ perlambang penyatuan 3 kekuatan trah yang pada masa lalu bertikai memperebutkan kekuasaan ( trah Majapahit-Pajang/ Hadiwijaya; trah Majapahit-Mataram/ Senopati Pamungkas dan; trah dari garis keturunan Majapahit-Brawijaya/ Ki Ageng Mangir )
c)Menerima wahyu berupa tetesan air suci Brajamusti
d)Mempunyai “perlambang” pedoman Tri weda (suci, lurus, jujur)
e)Mempunyai “perlambang” mata satu (tegas)

Wassalam,
64.
On Oktober 20, 2007 at 6:17 pm Hadi bonzi Said:

O…. Jd satrio piningit agamanya nasrani ya? Ya tidak apa2 klo satrio piningitnya seorang nasrani, lalu sabdopalonnya budha, yg mengabarkan prabu siliwangi agamanya hindu, nurahmad yg punya blog ini agamanya islam. Aku juga punya pendapat mengenai rumah satrio piningit, satrio piningit artinya satrio yg di pingit, setauku pingit ada 2. Yaitu 1. pingit sbelah utara pringsurat [jalan magelang kesemarang] yg banyak buah nangka, maka dia adalah seorang nasrani yg mungkin jualan nangka yg di pingit. 2. Pingit jogja, pinggir jalan banyak pedagang maka dia beragama nasrani yg buka toko kelontong atau dealer motor yg di pingit. Ciri fisiknya apa ya? Aku sering ke smarang jogja, siapa tau aku beruntung bisa liat dia lbih dulu dr yg lain
65.
On Oktober 20, 2007 at 7:59 pm arip Said:

Ass.Wr.Wb.
salam hormat kepada semuanya…
sebelumnya saya mengucapkan terimakasih kepada bapak Tri Budi atas referensi-referensinya, dan juga kepada pak nurahmad atas tulisannya.hal ini sungguh sangat menggugah hati saya, ada rasa suka yang menyelimuti hati saya namun ada rasa duka yang menghimpit hati saya. sukanya,kini saya mendapatkan sebuah pengetahuan mengenai sejarah leluhur, sekali lagi saya ucapkan terima kasih. namun dukanya banyak komentar yang kurang bertanggung jawab, bicara seenaknya, tanpa ilmu dan pengetahuan, maka saran saya abaikanlah mereka, karena demi menggapai rahmat Alloh untuk bangsa ini, dibutuhkan orang arif dan bijaksana, bertanggung jawab, berpikir positif, terutama berbudi pekerti yang mulia.
yth, bapak Tri Budi dan Bpk Nurahmad…
percayalah, insya Alloh semua tabir misteri ini akan segera terjawab, sungguh hanya karena Rahmat Alloh saja semua ini akan segera terungkap, karena berdasarkan apa yang telah Alloh SWT karuniakan kepada saya sedikit pengetahuan tentang mukasyafah, maka apa yang telah bapak-bapak kemukakan adalah salah satu bagian dari bahasa mukasyafah, yang tidak dapat dimengerti oleh orang awam, hal itu hanya dimengerti oleh orang-orang yang telah mencapai maqom ma’rifat. saya percaya bahwa yang didapatkan oleh bapak-bapak bukan hanya sekedar warisan para leluhur bangsa ini, namun merupakan salah satu ilham atau wangsit dari Yang Maha Kuasa kepada para leluhur bagi masa depan anak cucunya. Insya Alloh, dengan mengikuti Risalah yang diturunkan Kepada Baginda Nabi Muhammad Saw, dan yang diamalkan oleh para pewarisnya akan segera terjawab. saya yakin beliau-beliau yang diutarakan baik dalam wangsit siliwangi,ramalan joyoboyo, dan yang lainnya sudah hadir ditengeh-tengah kita, namun masih disembunyikan. dan saya yakin beliau-beliau yang dimaksud adalah manusia pilihan Alloh yang telah ma’rifat dan bermukasyafah. hal ini saya ketahui, Hakekatnya dari Alloh SWT melalui sebuah perjalanan spiritual serta pencarian saya dari tahun 2005 hingga saat ini. Subhanaka laa ‘ilmaalanaa ilaa maa ‘alamtana innaka antal’alimulhakiim. wallohu’alam bishowab.
insya Alloh, tanda-tandanya telah datang dan hanya dapat dimengerti oleh mereka yang diberikan Oleh Alloh AWT akan pengetahuan tentang hal ini, karena kebersihan hatinya baik budi pekrtinya tawadlu serta istiqomah dalam memjalankan syariat islam, maka Alloh SWT membuka hizab dari mereka tentang Rahasia Nya akan kehidupan bangsa dan negara ini dimasa yang akan datang. wallohu’alam.
sebenarnya banyak hal yang ingin saya utarakan kepada bapak-bapak yang budiman, namun saya sadar akan keterbatasan dan kekurangan diri, insya Alloh lain waktu dan kesempatan semoga Alloh ridlo kepada kita semua. Amiin Yaa Robbal’alamiin.
sebelum saya amit mundur izinkan saya memohon maaf bila kata-kata saya tak sebaik para notulen lainnya, saya hanya manusia biasa yang tinggal disebuah kota kecil antara bandung-jakarta, terletak disebalah barat gunung tangkuban perahu, terdapat Dua Sumber Air Besar, Jatiluhur dan Cirata, PURWAKARTA nama kota itu.
wassalam.
66.
On Oktober 21, 2007 at 3:51 pm Èndang Said:

Skarang jaman teknologi, jadi u/ tau letak lebak cawene tdk sulit. Jaman dulu Penjajah belanda pun sudah menemukan lembah tsb. Apa tindakan belanda klo sudah nemu L cawen? Koran terkenal pernah mbahas lembah tsb tetapi tdk dikaitkan soal pemuda gembala. Skarang soal gunung perahunya prabu jayabaya, gunung perahu adalah gunung yg kawahnya bisa untuk tempat tinggal, ada sungainya, bisa dilewati bis. Ini menunjukan wali jaman dulu hebat. itu yg disebut lebak cawene. Maksud dr tulisan adalah bahwa setiap orang boleh mbahas wangsit p siliwangi, joyoboyo, tdk hanya yang punya makrifat tinggi. Jd biarkan saja klo hadi bonzi nulis spt itu
67.
On Oktober 21, 2007 at 5:44 pm Hadi bonzi Said:

Klo aku bukan spt yang dimaksud mbak endang, maksudku adalah di blog ini beberapa penulis sering mengatakan sbg orang biasa tapi ujungnya membuat kesan orang thd dirinya a/ SP krn SP tdk menyebut dirinya SP, atau merasa mempunyai makrifat tinggi sehingga SP pun wajib mengenalnya. Saya setuju sm mbak endang soal lembah cawan, kesanku thd beberapa yg menafsirkan lembah cawan adalah prabu silwangi dan joyoboyo bodhoh. Padahal p siliwangi dan jayabaya hebat, Mbok coba nonton Davinci Code siapa tahu terinspirasi cara memecah kode pada wangsit p siliwangi atau jongko joyoboyo
68.
On Oktober 21, 2007 at 7:40 pm sabar Said:

udah…tidak ada yang perlu diributkan…. ‘o)

Perlu diingat bahwa setiap informasi walaupun sekecil apapun tingkat kebenarannya perlu ditangkap sebagai masukan, lagian siapa sich yang berhak menilai benar salahnya sesuatu sebelum dicek kebenarannya….karena setiap orang punya sudut pandang yang berbeda, latar belakang yang berbeda….ingat lho kita hidup dialam yang sangat majemuk….

Saya pribadi tanpa bermaksud mengadili, justru malah sangat menikmati setiap informasi baru yang masuk sekalian cek & ricek….itung – itung tambah ilmu pengetahuan…biar ga cupu…. ‘o)

mengutip tulisan yang disampaikan mbak Endang bahwa kondisi Lembah Cawan sebenernya/ gunung perahunya prabu jayabaya, gunung perahu adalah gunung yg kawahnya bisa untuk tempat tinggal, ada sungainya, bisa dilewati bis. Ini menunjukan wali jaman dulu hebat. itu yg disebut lebak cawene

kebetulan Saya pernah 1 kali ke G. Tangkuban Perahu…dan memang disekitar kawah banyak berjajar tempat tinggal merangkap tempat berdagang oleh penduduk setempat, angkutan umum bahkan bis juga bisa naik keatas, persis disamping kawah…bahkan ada museumnya pula…yah ga ngerti ya jika ada gunung lain yang kendaraan umum/ bis yang bisa sampai ke pinggir kawah selain G. Tangkuban Perahu…

untuk semua warga bala blog ini yang mempunyai info…kirim-kirim ya…thanks atas ilmu pengetahuan yang telah dibagi…(pesen: mungkin dalam penyampaian bahasanya bisa lebih halus sedikit krn tidak semua warga bala blog ini siap menerima “perbedaan” )

setiap individu mempunyai “perbedaan”…yuk mari kita berlomba-lomba utk mencari persamaan didalamnya, kita saling melengkapi informasi dengan system brain stroming aja…tentunya kita sama-sama berharap negara ini cepat pulih khan…

Warm Regards,
Sabar…..
69.
On Oktober 21, 2007 at 10:10 pm Hdi bonsi Said:

Terima kasih om sabar, bisa jadi maunya mbak endang klo mempelajar jangka jayabaya bertanya sama ahli bahasa, geografi, sejarah, bahkan pendaki gunung
70.
On Oktober 21, 2007 at 10:53 pm Èndang Said:

Pak nurahamad, yang belum anda sentuh adalah anak2 dr brawijaya, ada berapa, kebanyakan dimana, kebanyakan agamanya apa. Hubungan anak2 prabu brawijaya dg kerajaan demak bagaimana [raden patah anaknya ario damar], siapa saja dibelakang putra mahkota majapahit [bukan raden patah lho]. Mudah mudahan bermanfaat.
71.
On Oktober 22, 2007 at 9:39 pm sabar Said:

Mbak Endang ini sedikit yang Saya tahu…..
Brawijaya V mempunyai 3 putra diataranya adalah:

(A)Ratu Pembayun
(B)R Bondhan Kejawan / Lembupeteng Tarub
(C)R Patah / Jin Bun / Sultan Buntoro Demak I

I Ratu Pembayun menurunkan 2 Putra :
(1) Ki Ageng Kebo Kanigoro
(2) Ki Ageng Kebo Kenongo

Ki Ageng Kebo Kenongo menurunkan 1 Putra:
(1)Mas Karebet / Joko Tingkir / Sultan Hadiwijoyo/ Sultan Pajang I

II R Bondhan Kejawan / Lembupeteng Tarub, menurunkan 1 Putera :

(1)R Depok / Ki Ageng Getas Pandowo

R Depok / Ki Ageng Getas Pandowo mempunyai 1 Putera:

(1)Bagus Sunggam / Ki Ageng Selo

Bagus Sunggam / Ki Ageng Selo mempunyai 1 Putera bernama:

(1) Ki Ageng Anis (Ngenis)

Ki Ageng Anis (Ngenis) mempunyai 2 Putera :

(1)Ki Ageng Pemanahan / Mataram
(2)Ki Ageng Karotangan / Pagergunung I

Ki Ageng Pemanahan / Mataram mempunyai 1 Putera:

(1) R Sutowijoyo / Panembahan Senopati/ Sultan Mataram Islam I

III R Patah / Jin Bun / Sultan Buntoro Demak I, menurunkan 2 Putera:

(1) Pangeran Hadipati Pati Unus / Sultan Demak II
(2) Pangeran Hadipati Trenggono / Sultan Demak III
(Keduanya penerus Demak – tetapi putus/ demak runtuh karena pemimpinnya tidak kuat)
72.
On Oktober 22, 2007 at 9:46 pm Èndang Said:

Pak sabar & pak hadi bonzi, nama saya èndang bukan éndang, saya laki2. Mas sabar coba buka wangsit prabu siliwangi, sewaktu pengikut siliwangi bertanya “siapa ratu adil” dijawab sang prabu “nanti kamu juga tahu sendiri, sekarang carilah pemuda gembala”. Yang saya tangkap dr itu adalah 2 figur yg beda, ratu adil menurut joyoboyo adalah Al Mahdi, jd tokohnya sudah jelas[lahir, putra siapa], sedang pemuda gembala masih misteri krn harus ke lebak cawene, sedang lebak cawene dimana? Mungkin ini yg dimaksud Satrio piningit. Bisa jadi sang prabu menyuruh pengikutnya mencari pemuda gembala krn di lebak cawene ini hal ttg ratu adil akan dijelaskan. Bgmana mas sabar?
73.
On Oktober 22, 2007 at 11:30 pm Èndang Said:

Coba cari bahan [bk sejarah/cerita rakyat] yg terkait dg A, B, C. Lalu kaitkan dengan marahnya sabdopalon. Kepada siapa dia marah? Apakah kepada agama tertentu- seperti yg sering ditampilkan di berbagai blog? Atau hanya kepada figur saja? Seandainya tdk ketemu kaitannya, anggap sj dongeng sebelum tidur.
74.
On Oktober 23, 2007 at 3:36 pm èndang Said:

pak sabar, seandainya saya sudah bisa bertemu SP, saya tdk akan mengajak anda, sebaliknya jika anda sudah duluan ketemu dia jg tdk perlu ngajak saya, krn saya yakin bila saya sungguh2 dan bertindak wajar pasti bisa ketemu SP. Yang saya harapkan dr SP, sabdopalon, noyogenggong adalah berkahnya.
75.
On Oktober 23, 2007 at 4:51 pm Anggara Said:

Boleh ikutan nimbrung

Mengapa kita ribut menunggu dan mencari sosok Budak Angon, Sabdo Palon atau Satria Pininggit? Setiap orang punya potensi untuk menjadi figur yang di maksud. Permasalahannya adalah banyak di antara kita yang tidak mengetahui bahwa Budak Angon, Sabdo Palon atau Satria Pininggit adalah simbol pemimpin yang mempunyai karakter ksatria, berani membela kebenaran, welas asih, berani berkorban dan bekerja untuk kepentingan umum tanpa kenal pamrih. Pendeknya dia bisa mengejawantahkan sifat sifat Tuhan dalam tindakannya tanpa melihat latar belakang agama, budaya, warna kulit, suku dan perbedaan perbedaan lahiriah lainnya. Budak Angon, Sabdo Palon atau Satria Pininggit tahu (makrifat) akan jati dirinya. Dia mengetahui bahwa semua yang turun ke dunia (marcapada) berasal dari sumber yang sama. Dia mengatahui bahwa hidup itu satu, dia mengetahui bahwa Rasa itu satu. Dia mengetahui semua rahasia yang tersembunyi. Dia mengetahui yang awal dan yang akhir.

Kesimpulannya adalah kita tidak semestinya menunggu, tapi kita mesti menjadi figur Budak Angon, Sabdo Palon atau Satria Pininggit yang dimaksud karena setiap kita memiliki potensi yang sama. Ketahuilah bahwa Sabdo Palon, Budak Angon, Satria pininggit, Prabu Siliwangi, Syech Siti Jenar, Syech Abdul Qodir Jailani, Isa Almasih, Anggara, Nurachmad, Mbah Sapu Jagat, SBY, Sutiyoso dan banyak lagi yang lainnya hakikatnya adalah “AKU, ANA, AWAL, AKHIR, WUJUD, QIDAM, BAQO DLL” yang mengejawantah dalam setiap badan wadag. Kenali dirimu, niscaya kamu akan mengenal TuhanMU.

Demikian, mohon maaf apabila adalah salah. Terima kasih.

Wassallam
Anggara
76.
On Oktober 23, 2007 at 5:53 pm Hadi bonzzi Said:

Aku tdk mudheng mas anggoro
77.
On Oktober 24, 2007 at 8:08 am Anggara Said:

Untuk Mas Hadi Bonzzi,

Begini Mas, kita semua… baik tumbuhan, hewan, bumi langit dan seisinya berasal dari sumber yang satu. Sumber itu kalau dalam bahasa Sunda disebut Mata Holang atau Kholik dalam bahasa Arab. Itu sifatnya ghaib, tidak bisa diumpamakan (dat laesa kamisilihi sae’un), tidak berwarna, tidak berupa, tidak di atas, tidak di bawah, tidak bertempat dan tidak menempati ruang. Dari situ kemudian melahirkan yang namanya Nur Muhammad (Muhammad Awal). Berproses lagi dan akhirnya berwujud dengan rupa yang berbeda beda (Muhammad akhir). Jadi kita semua hakikatnya (intisari hidupnya) adalah sama. Saya dan Mas akan memiliki rasa yang sama bila memakan garam atau meraba api. Saya dan Mas akan memiliki penglihatan yang sama bila melihat gunung atau objek lainnya. Saya dan Mas akan memiliki pendengaran yang sama bila mendengar musik angklung. Sekali lagi, kita semua hakikatnya sama, Yang membedakan hanyalah rupa dan sifat (karakter).

Banyak di antara kita tidak mengetahui dari mana semua yang berwujud di dunia ini berasal? Sehingga lahirlah orang-orang pilihan yang diberi kelebihan untuk merisalahkan semua rahasia yang terjadi. Nabi Muhammad melakukan tahanut di Goa Hira untuk mengungkap semua rahasia yang tersembunyi hingga akhirnya beliau mengalami perjalanan spiritual yang agung, yaitu Isra dan Mi’raj. Begitu juga dengan Sang Sidharta Gautama, beliau meninggalkan semua atribut keduniawian yang beliau miliki untuk mengungkap semua rahasia sehingga akhirnya mendapatkan pencerahan(Budha)setelah mengalami perjalanan spiritual yang disebut Moksa. Dan masih banyak lagi, para aulia dan para wali yang mendapatkan hidayah yang serupa. Kata kunci untuk bisa mengungkap rahasia itu adalah bagaimana kita bisa mengungkap rahasia hidup yang ada dalam diri. Barang siapa yang bisa mengungkapnya, akan terbuka hijab/penutup semua rahasia. Kita akan mengetahui mana yang awal dan mana yang akhir. Kita akan mengetahui siapa kita dan siapa yang berada di sekeliling kita. Aku lebih dekat dengan kalian, bila dibaratkan leher dan uratnya, lebih dekat aku dengan kalian. Oleh karena itu, Kenalilah dirimu niscaya akan mengenal Tuhanmu, barang siapa yang telah mengenal Tuhannya niscaya akan merasa bodoh dirinya. Bodoh di sini artinya takut melanggar semua ketentuan yang sudah digariskan oleh Yang Maha Kuasa. Itulah pribadi Budak Angon, sabdo Palon Naya Genggong atau Satria Pininggit.

Kesimpulannya, Mas Hadi Bonzzi dan semua orangpun bisa menjelma tokoh pilihan yang dimaksud bila bisa mengungkap rahasia diri yang tersembunyi.

Demikian terima kasih.

Wassalam
Anggara
78.
On Oktober 24, 2007 at 2:30 pm Haadi bonzzi Said:

Terima kasih mas anggoro. Ternyata sidarta dan nabi muhammad sama sama mengesakan tuhan, mengajarkan pada manusia bagaimana mengenal diri. Bagus ya jika manusia bisa mengenal diri sendiri. Moga2 aku bisa spt itu. Amien….
79.
On Oktober 24, 2007 at 3:43 pm Anggara Said:

Ya memang sudah seharusnya begitu Mas. Coba Mas renungkan, Bagaimana kita bisa kembali pulang kalau kita tidak mengetahui dari mana hidup ini berasal.

Mari kita sama sama belajar untuk mencari jati diri. Kalau sudah ketemu, berbahagialah, karena itu yang akan menyelamatkan kita, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Kita jangan terjebak dalam fanatisme suatu agama karena itu malah akan membutakan mata hati kita.

Terima kasih
80.
On Oktober 24, 2007 at 5:15 pm khay Said:

OSA

salam kenal semua….
topik yang sangat menarik yang diangkat dalam blog ini, terimakasih kepada penulis yang telah membagi pengetahuannya mengenai sejarah, babad, cerita, legenda, mitos, atau apapun kata yang cocok untuk mendeskripsikan tulisan2 diatas
( mohon maaf kalau salah tulis and menyinggung hati para pembaca )
satrio piningit menurut saya, akan muncul dengan sendirinya seiring dengan berjalannya waktu – ( kalau memang itu ada ) nah untuk itu kita tidak perlu susah2 mencari siapa satria itu? karena keterbatasan akal,fikiran dan energi kita sebagai manusia,
( banyak yang ngaku2 juga jaman sekarang dan mungkin kalaupun kita fikir sudah menemukanNYA, kita bisa menunjuk orang yang salah… ini melihat dari comments2 dari para sahabat pembaca mengenai tafsiran2 yang ditulis sangattttlah berfariasai tergantung cara pandang masing2 indifidu ) “tidak perlu susah2 mencari” bukan berarti kita tinggal diam meghadapi kemerosotan nusantara disegala bidang ( ekonomi, moral dan sepiritual ) *** karena Tuhan Paling benci dengan orang2 pemalas *** marilah kita mulai memperkokoh landasan nusantara mulai dari diri kita masing2, dimana ada 3 hal pokok yang harus kita jaga yaitu :
1. Pikiran
2. Perkataan
3. Perbuatan
karena segala sesuatu dan tindak-tandik yang kita lakukan berasal dari ketiga hal diatas!
jika pikiran kita bersih, maka perkataan kita akan bersih dan begitu juga dengan perbuatan kita tidak akan menyimpang dari norma2 kehidupan.

Tuhan menciptakan Nafsu (Kama) manusia tidak terbatas sedangkan pemenuhan Nafsu (Kama) tersebut sangatlah dibatasi. hanya dengan menjaga ketiga hal pokok dalam diri kita masing2 dapat menjaga Nafsu ( Kama ) demi mencapai keselarasan dan keseimbangan hidup yang nantinya akan jadi pondasi dari bedirinya nusantara yang kokoh, saling menghormati,adil,tanpa korupsi,tidak membabat hutan, tidak memihak dan tidak membeda2kan menuju masyarakat yang makmur seperti yang dicita-citakan.

OSSSO
khay
81.
On Oktober 24, 2007 at 5:31 pm Hadi bonzzi Said:

Apakah dengan pikiran,perkataan,perbuatan yg bersih seseorang akan mampu mengenal jati diri sehingga dia kenal tuhannya, mr. Khay?
82.
On Oktober 24, 2007 at 11:34 pm dede Said:

Salah satu kemampuan linuwih orang jawa adalah otak-atik gatuk. Peristiwa, fenomena, angka, dan bahkan dongeng diotak-atik supaya gatuk. Memang, apa pun kalo diotak-atik yo wis mesti gatuk.
Yang menarik buat saya adalah 500 tahun lagi (yaitu saat-saat sekarang ini), orang jawa akan menganut agama budha (mengapa harus diberi keterangan “maksudnya Kawruh Budi”???), dengan sukarela maupun dipaksa. Yah, wait and see. Yang jelas mlesetnya ramalan Njeng Sultan HB X cuma beberapa hari. Hla kita hitung saja berapa puluh tahun mlesetnya ramalan Sabdo Palon.
83.
On Oktober 25, 2007 at 2:50 am Hadi bonzi Said:

Mas dede, ramalan HB X mengenai apa?
84.
On Oktober 25, 2007 at 8:28 am Anggara Said:

Setuju dengan apa yang dikatakan oleh Mr. Khay bahwa kita mesti menjaga 3 hal pokok dalam mewujudkan insan yang berbudi, yang outputnya akan berperanan besar dalam membangun kembali Nusantara jaya. Ketiga hal pokok yang dimaksud oleh Mr. Khay tadi adalah : pikiran, perkataan dan perbuatan. Dalam ajaran Sunda ketiga hal pokok tersebut di namakan ucap (perkataan), lampah (perbuatan), dan tekad (niat/pikiran).

Mas Hadi Bonzzi, seperti apa yang dikatakan Mr. Khay, kita lahir ke dunia ini disertai dengan hawa nafsu yang tiada henti2nya selalu mempengaruhi segala pikiran, perkataan dan perbuatan kita setiap saat dalam setiap tarikan nafas dan detak jantung. Dalam ajaran tasauf hawa nafsu tersebut terbagi menjadi 4 : amarah. lowamah, sawiyah dan mutmainah. Amarah, lowamah dan sawiyah selalu mempengaruhi dan mengajak kita untuk melakukan hal hal negatif. Hanya Mutmainah yang akan membawa kita mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan lahir dan bathin karena mutmainah selalu mengajak kita untuk melakukan hal hal positif. Pada prinsipnya, mutmainah mengajak kita untuk selalu mengejawantahkan sifat sifat Tuhan. Dalam ajaran lainpun sama, yang berbeda adalah bahasa dan tata cara dalam mengungkap semua itu.

Mas, dengan kita selalu menjaga fikiran, perkataan dan perbuatan kita untuk selalu bersih, pada prinsipnya kita telah mengejawantahkan sifat sifat Tuhan. Tanpa diminta dan tanpa disadari, penghalang (hijab) segala rahasia akan terungkap dengan sendirinya, bukan berita atau kabar dari orang lain. Niscaya kita akan menjadi pilihan Tuhan dan Tuhan sendiri yang akan memberikan risalah semua itu melalui mata batin kita, rasa sejati, rasa suci titipan Illahi.

Terimakasih, mohon maaf kalau ada salah
85.
On Oktober 25, 2007 at 5:20 pm Hadi bonzi Said:

Kpd mas anggoro: Keempat hawa nafsu kok rasanya spt manusia ya, bisa mengajak, layaknya aku ngajak seseorang u/ melakukan suatu hal?. Kemudian, bgamana spy aku bisa mengikuti ajakan mutmainah agar spy pikiran, perkataan, perbuatan bersih sdemikian hingga mengantar aku mengengal jati diri?.
86.
On Oktober 25, 2007 at 5:23 pm Hadi bonnzii Said:

Kpd mas anggoro: Keempat hawa nafsu kok rasanya spt manusia ya, bisa mengajak, layaknya aku ngajak seseorang u/ melakukan suatu hal?. Kemudian, bgamana spy aku bisa mengikuti ajakan mutmainah agar spy pikiran, perkataan, perbuatan bersih sdemikian hingga mengantar aku mengengal jati diri?.
87.
On Oktober 26, 2007 at 8:06 am Anggara Said:

Kepada Mas Hadi Bonzzi,

Apa Mas tidak merasa bahwa dalam diri mas selalu ada yang mengajak berbuat kebaikan dan keburukan. Dalam diri setia orang ada rasa marah, sifat iri, dengki, sombong,egois, bohong dan sifat sifat buruk lainnya. Di samping itu, setiap orangpun memiliki sifat kasih sayang (welas asih), sabar, menerima apa adanya, jujur, menghargai orang lain dan sifat sifat baik lainnya. Pada prinsipnya, kita di anugrahi sifat buruk dan sifat baik. Sifat buruk dimanifestasikan dalam nafsu amarah, lowamah dan sawiyah. Sifat baik dimanifestasikan dalam nafsu mutmainah. Bila yang dominan menguasai pikiran, perkataan dan perbuatan kita adalah nafsu amarah, lowamah dan sawiyah, pada hakikatnya kita merupakan manifestasi dari keangkaramurkaan. Dan bila sebaliknya yang menguasi pikiran, perkataan dan perbuatan kita adalah nafsu mutmainah, pada prinsipnya kita merupakan manifestasi keilahian barulah kita bisa disebut sebagai “manusia” yang menjadi khalifah di muka bumi yang bisa memberikan keselamatan bagi dirinya, keluarganya, bangsa dan negaranya (memberikan rahmat dan keselamatan bagi semua alam)

Kita harus mengenal semua nafsu tersebut biar kita selamanya eling/ingat/zdikir dan waspada setiap saat. Bila kita eling pasti kita bisa mengendalikan hawa nafsu yang mengajak berbuat hal hal buruk. Bila kita melihat setumpuk uang dan tidak ada orang yang melihat, dalam diri pasti ada dorongan untuk mengambilnya. Bila kita lupa pasti kita akan terjebak dalam lingkaran syaitan. Bila kita eling, ada yang mengingatkan dalam diri bahwa uang tersebut bukan hak kita.

Terima kasih
88.
On Oktober 26, 2007 at 6:40 pm Hadi bonzzi Said:

Kpd mar anggoro : O…. Jadi klo kita mengenal keempat nafsu tsb maka kita eling maka nafsu terkendali maka pikiran, perkataan, perbuatan jd bersih maka bisa mengel diri sendiri. Agak mudheng. Trims ya
89.
On Oktober 26, 2007 at 8:41 pm Mr. XXX Said:

Salam Kasih Dan Damai u/ Kita Semua…

BRAVO N THANK’S… U/ SEMUANYA….

MARI KITA BANGUN BANGSA INI…
DIMULAI DENGAN MEMUPUK KESADARAN DALAM DIRI…
SALING MENGINGATKAN, TANPA ADA KEEGOAN…

MENGAJAK … TANPA MEMAKSA…
MENGAJAR … TANPA MENGGURUI…
MENGASIHI … TANPA MEMINTA U/ DIKASIHI…
MENYAYANGI … TANPA MEMINTA U/ DISAYANGI…

MARI KITA BUKTIKAN :
BAHWA KITA ADALAH MAKHLUK YANG BERGUNA BAGI DIRI & ORANG LAIN

BIARLAH SANG WAKTU YANG AKAN MENJAWAB NANTI.
MUDAH2AN GUSTI MERESTUI,…

SALAM.
90.
On Oktober 26, 2007 at 11:05 pm Hadi bonzzi Said:

Semoga sang waktu memberi kesempatan u/ mengenal diri supaya “dia” bermanfaat bagiku.
91.
On Oktober 26, 2007 at 11:54 pm Mr.yyy Said:

Hallo…. Sudah ada yg bertemu sabdopalon noyogenggong n momongannya? Mereka bertiga menunggu kita, mari bantu mereka membangun negeri ini!!!
92.
On Oktober 27, 2007 at 10:49 am Srinarya Jiwatmi Said:

Pak, kalau boleh saya beri komentar, SP itu mungkin adalah Singalaya Pura di Jimbaran, Bali. Eyang Suryo mungkin tahu hal ini. Coba saja.

Namun saya di sini hanya menerka-nerka, sebab (Sugra Pakahulun) Dang Hyang Dwijendra sudah amukti dan tidak mungkin kembali ke hal-hal duniawi. Beliau mungkin mengutus seseorang yang berkekuatan sama.

Kita akan selalu mencari tahu.
Semangat Nusantaraku.
93.
On Oktober 27, 2007 at 11:24 am Mr. Yyy Said:

Ternyata setelah ditunjukkan kemungkinan Seseorang adalah SP, aku malah bingung sendiri, aku tidak tidak tahu cara menentukan seseorang SP atau bukan. Ah mundur saja dari blog ini. Wassalam.
94.
On Oktober 28, 2007 at 5:23 pm èndang Said:

Halo… Pak sabar, bgmana penulusuran sabdopalonnya itu? Momongannya menggembala ranting daun kering dan sisa potongan pohon. Tentu saja itu dilakukan di lebak cawene. Lebih sulit mengenali SP drpada letak geografis lebak cawene
95.
On Oktober 29, 2007 at 11:24 pm Èndang Said:

Pak sabar, saya dah tdk sabar menunggumu. Saya mau menunjuk lembah cawan berdasar koran yang aku baca, letaknya disebelah barat daya semarang, klo anda naik gunung Ungaran lihatlah sebelah selatan, klo anda naik g andong, merbabu, merapi liatlah ke barat, klo anda naik g sindoro, sumbing, gianti liatlah ke timur, klo anda naik pegunungan menoreh liatlah ke utara. Klo tidak mau repot, naiklah ke candi borobudur, tengoklah sekelilingnya, anda akan melihat lembah spt cawan yg luasnya hampir 2 kabupaten. Menurut cerita rakyat dibawah lembah tsb merupakan kawah yg sangat besar, hanya saja pusat lembah cawan aku blm tau. Di lembah tsb tentu mengalir dua sungai. Tentu saja dilembah tsb ada sawah, terminal bus, pasar, ada canai borobudur, dll
96.
On Oktober 29, 2007 at 11:28 pm Èndang Said:

Pak sabar, saya dah tdk sabar menunggumu. Saya mau menunjuk lembah cawan berdasar koran yang aku baca, letaknya disebelah barat daya semarang, klo anda naik gunung Ungaran lihatlah sebelah selatan, klo anda naik g andong, merbabu, merapi liatlah ke barat, klo anda naik g sindoro, sumbing, gianti liatlah ke timur, klo anda naik pegunungan menoreh liatlah ke utara. Klo tidak mau repot, naiklah ke candi borobudur, tengoklah sekelilingnya, anda akan melihat lembah spt cawan yg luasnya hampir 2 kabupaten. Menurut cerita rakyat dibawah lembah tsb merupakan kawah yg sangat besar, hanya saja pusat lembah cawan aku blm tau. Di lembah tsb tentu mengalir dua sungai. Tentu saja dilembah tsb ada sawah, terminal bus, pasar, ada canai borobudur, dll. Moga saja pak sabar ketemu pemuda gembala yg akan menjelaskan soal ratu adil krn dia bukan imam mahdi
97.
On Oktober 30, 2007 at 5:41 am salim Said:

Malam ini tangal 29 oktober 2007, Sekarang lagi jam 23.34 dinetherland,,,,,,trima kasih sejarahnya memang betul dan memang begitulah negara kita tercinta nusantara,,,,, saya di tugaskan negara sudah hampir 5 benua nah sekarang tinggal membawah salah satu kekuatan buat RI 2009,,,, karna ini harus diamankan,,,,,kita semua berharap kemakmuran negara kita akan segera terwujud insyah alloh dengan tangisan darah jutaan umat manusia indonesia,,,,,,,mohon doa restu karena apa yang ada diatas juga sepadan baik cerita maupun SP siapa kami sudah tahu dan kami juga bisa komunkiasi dengan Eyang Sabdo Palon maupun leluhur Nusantara tentunya dengan seijin Alloh
98.
On Oktober 30, 2007 at 11:46 am Adi Said:

Buat mas/mbak Endang, 21 oktober. Putra mahkota Brawijaya V setahu saya adalah Adipati Ponorogo pada saat itu, Adipati Batara Katong. Sedangkan suami Putri Pembayun statusnya adalah menantu raja. Mohon dikoreksi, jika salah. Matur nuwun. Adi.
99.
On Oktober 30, 2007 at 11:56 am Adi Said:

Buat mas/mbak Endang, 21 oktober. Putra mahkota prabu Brawijaya V adalah Adipati Ponorogo saat itu yaitu Adipati Batara Katong. Sedangkan suami putri Pembayun, statusnya adalah menantu raja. Mohon dikoreksi jika salah. Matur nuwun. Adi.
100.
On Oktober 30, 2007 at 12:08 pm Èndang Said:

Klo putra mahkota majapahit Bethorong katong ya terserah m adi, yg penting apakah sejarah sanggup mengungkap misteri sabdopalon, sebab marahnya sabdopalon dikesankan seolah olah thd islam, bukan pada figur tertentu
101.
On Oktober 30, 2007 at 11:12 pm Ki Jagad Buana Said:

Salam u/ Semuanya…

YAPS…!!!
SAATNYA UNTUK BANGKIT…!!!

Salam
102.
On Oktober 31, 2007 at 6:00 am Èndang Said:

Pak sabar, ada petunjul lagi dr wangsit prabu siliwangi, bahwa yg menuju timur yg akan menjdi raja, bisa jadi prabu silingiwangi lah yg menuju timur itu
103.
On Oktober 31, 2007 at 9:46 am Hadi bonzii Said:

Semua yg beragama mengajukan klaim bahwa ratu adil agamanya spt yg di anutnya. Semua agama memberitakan datangnya juru selamat. semua yg di indikasi sebagai juru selamat bila tdk sesuai agamanya adalah juru selamat palsu. Akhirnya yg jadi hakim adalah AMARAH bukan AKAL BUDI. Ingat! Nanti sabdopalon n noyogenggong jika sudah hadir punya nama lain yg nama itu anda tdk suka maka aku hanya bisa bilang “Kasian deh lu”. Atau seandainya BK memang masih hidup, ternyata BK nya bukan BK TEMANKU.
104.
On Oktober 31, 2007 at 8:29 pm oleng Said:

Saudaraku sesama makhkluk TUHAN, Satu Tumpah Darah Indonesia, ijinkanlah saya yang hina dan buruk ini untuk memberikan sepatah dua patah kata, untuk kita semua sebagai sesama hidup. Saya sadar bahwa apa yang saya tulis ini adalah sesuatu hal yang salah maka dari itu mohon dimaafkan dan di luruskan untuk kita semua sesama Makhluk Ciptaan Tuhan.
Saudara pada kesempatan ini saya mengajak saudara semua marilah kita bersama untuk saling mengoreksi diri kita masing-masing, Apakah yang kita perbuat dan kita lakukan selama menjalani kehidupan di Dunia ini sudah BENAR atau SALAH.
Yah benar dan salah adalah sebuah realita yang harus kita hadapi ibarat siang dan malam, panas dan dingin,arus listrik +/-, memang jika kedua unsur itu jika dipadu akan menyebakan sebuah bolam lampu menjadi menyala dan bermanfaat buat diri kita dan mahluk hidup lainya. Namun Terlepas dari arus listrik +/-, Apakah dalam diri kita masih sering menganggap bahwa AKULAH yang paling BENAR?, Tidak ada orang yang benar selain AKU!!, Semua Orang Bodoh Aku yang benar!!!
Saudara apakah hal di atas masih ada dalam jiwa kita?
Saudaraku saat ini banyak manusia yang menganggap dirinya benar bahkan yang paling benar sehingga yang terjadi dan muncul dalam kehidupan saat ini adalah sebuah Angkara Murka Dan HUKUM RIMBA yang dilakukan oleh Umat Manusia yang lebih biadap dari pada HUKUM RIMBA yang dilakukan oleh BINATANG.
Saudaraku menurut pujangga pilih tanding Tanah Jawa RM. Ronggowarsito ke III beliau mengatakan:
“SOPO SALAH SELEH, SOPO BENER SELEH”
Yang jika di Artikan ke dalam bahasa Indonesia adalah SIAPA SALAH MENGAKU SALAH dan BARANG SIAPA BENAR TETAP MENGAKU SALAH,
Yah kita berebut salah, Saudaraku walaupun kita benar sekalipun kita seyogyanya mengaku bahwa diri kitalah yang salah (besikap sebagai seorang Ksatriya), maka dari itu segala perbuatan yang kita perbuat akan senantiasa dilindungi dan mendapat pencerahan dari-Nya, maka perbuatan yang muncul dari kita adalah perbuatan yang mencerminkan Akhlak Budi Pekerti Yang Luhur Sejati.
Maka dari itu janganlah berbuat seperti pemimpin-pemipin bangsa ini yang seharusnya menjadi suri tauladan bagi kita sebagai generasi penerus bangsa dan rakyat Indonesaia, tapi apa yang mereka lakukan telah terbukti bersalah masih tetap mengaku dirinya benar,
Saudaraku kita sebagai rakyat di suguhi tontonan sandiwara politk dan pembodohan-pembodahan publik, yang merusak Citra, Jati Diri, MORAL dan Akhlak Luhur Bangsa.

INGAT!!! Pesan Suci Nenek Moyang Kita; KUTITIPKAN BANGSA DAN NEGARA KEPADAMU. Saudara kita hanya dititipi, Kita tinggal menjaganya,
INGAT!!! Kita Tinggal Menjaganya, Tapi apa kenyataanya yang terjadi Saat ini?
Angkara Murka dan Hukum Rimba.

LALU…!!!
BAGAIMANA JIKA KITA DISURUH UNTUK MERINTIS KEMERDEKAAN INI APA KITA JUGA SANGGUP?

Mari Kita koreksi diri kita masing-masing apa kesalahan yang telah kita perbuat sehingga Tumpah Darah Kita yang kita cintai bisa jadi seperti ini, Ibu Pertiwi menangis karena Luka yang disebabkan oleh Kita Selaku anak-anaknya yang telah lupa dan lalai akan Pesan SUCI NENEK MOYANG.
Mari Saudaraku Kita benahi mulai dari diri kita masing-masing kita cari GETUN NGAREP (Kecewa Dimuka) Untuk menuju Indonesia JAYA.
Cukup sekian dahulu sepatah dua patah kata saya yang salah dan hina ini. Pamit undur saya akan kembali meneruskan tugas saya sebagai oleng untuk mengemburkan tanah ini.

Salam
JAYALAH INDONESIAKU
105.
On Oktober 31, 2007 at 8:48 pm Èndang Said:

Kok sama! Saya juga nggemburkan tanah di wonosobo. Tepatnya di Bumitirto Selomerto
106.
On November 1, 2007 at 11:52 am WidhiNugroho Said:

Terimakasih sekali kepada Bpk. Nurahmad, Bpk. Budi Marhaen, kepada pengelola dan seluruh simpatisan blog ini.

Salam Sejahtera buat saudara-saudaraku semua.

Kepada mas Hadi Bonzii,
Betul sekali mas Hadi, “Semua yg beragama mengajukan klaim bahwa ratu adil agamanya spt yg di anutnya. Semua agama memberitakan datangnya juru selamat.” Benar sekali apa yang anda ungkapkan. Memang seperti itu dan harus seperti itu, agar setiap penganut agama yakin akan agamanya. Bagaimana dia bisa sempurna mendalami ajaran suatu agama, apabila dia sendiri tidak yakin? Jadi marilah kita yang beragama Islam, jadilah seorang muslim yang sebaik-baiknya. Kaji dan amalkan ajaran agamamu sebaik-baiknya, demikian juga dengan pemeluk agama dan kepercayaan lainnya, kajilah dan amalkan ajaran agama/ kepercayaanmu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan keyakinanmu. Dan bukan hanya itu, dari suku-suku bangsa juga harus begitu. Orang Jawa harus jadi orang Jawa yang sebaik-baiknya, orang Sunda jadilah orang Sunda yang sebaik-baiknya, demikian juga orang Bali, Madura, Batak dan lain-lain.. tunjukkan bahwa andalah yang terbaik. Terbaik dalam arti keluhuran budi pekertinya, dengan cara mengosongkan diri dari perbuatan munkar, dholim, keji, sok suci dls… Mengisi dengan perbuatan yang baik, luhur, serta mewujudkan penghambaan kepada Tuhan YME sesuai syariat agama/kepercayaan yang diyakininya, sehinga Tuhan akan membening bersihkan hati kita, membeningkan angan cipta kita, baru dengan begitu kita bisa mengenal, melihat siapa jati diri kita. Kalu sudah begitu, wah… kita semua jadi satriyo piningit. Sehingga akan muncul satriyo-satriyo piningit dimana-mana diseluruh Nusantara, dari berbagai suku bangsa dan agama. Jadi kita tidak perlu menunggu-nunggu lagi atau mencari-cari lagi. Carilah di dalam diri kita. Perjuangkan, wujudkan, jadikanlah diri kita satriyo piningit itu. Tak usah mencari kelemahan, kekurangan orang lain. Jangan merasa paling hebat apalagi sok suci.

Melalui blog ini tahulah saya bahwa saudara-saudaraku semua disini adalah Satriyo Piningit itu. Marilah wahai Satriyo-satriyo Piningit…, satukan gerak langkah dan hati kita untuk bersama-sama, bahu membahu dengan segenap jiwa raga kita, daya dan kemampuan kita untuk mewujudkan tatanan Ratu Adil di bumi Nusantara tercinta ini.

Salam & Terimakasih.
107.
On November 1, 2007 at 11:08 pm herucakra Said:

Salam

Dari ciri-ciri Sabdo palon dan sang titisannya Satria piningit, seperti: bukan Islam (Budha atau hindu), bermata satu dan bisa membuat bencana, sehingga kesimpulannya:

SATRIA PININGIT BUKAN BERAGAMA ISLAM, SUKA MERUSAK SESUAI ILMU SABDO PALON DAN BERMATA SATU,
SATRIA PININGIT = DAJJAL

BERARTI AKAN MENJADI MUSUH IMAM MAHDI.

Sungguh sayang kalau begitu. Dajjal dari Nusantara kita, ironis sekali.

Salam
108.
On November 2, 2007 at 12:22 am Hadi bonnzi Said:

mas herucokro salah liat barangkali, yg betul adalah sabdopalon pernah merusak rumah anak yatim piatu, pernah membunuh pemuda, pernah merusak perahu nelayan. Klo gak salah liat dia sekarang berteman dengan tukang bambu/anyam bambu
109.
On November 2, 2007 at 4:32 pm Adi Said:

Setahu saya, yg membuat seorang pemuda jahat, melubangi perahu nelayan dan mendirikan tembok baru sebuah rumah adalah Nabi Khidir. Yang memiliki makna filosofi tertentu mengenai perjalanan anak manusia mencari makna kehidupan. Pelajaran yg diberikan Nabi Khidir as kepada Nabi Musa as. Monggo dikoreksi kalo salah. Matur nuwun. Adi.
110.
On November 2, 2007 at 4:35 pm Adi Said:

Maaf, salah ketik di postingan diatas. yg benar : yang membunuh seorang pemuda jahat. Matur nuwun.
111.
On November 2, 2007 at 5:53 pm Hadi bonzzi Said:

iya itu nabi khidir, lha nama sabdopalon sudah di klaim milik tetangga. Sudah jadi cerita umum sejak dulu klo nabi khidir adalah yg momong masyarakat nusantara. Coba saja dicek di pesantren tradisional. Mereka akan mengiyakan. Jd bagiku tak ada beda n khidir & sabdopalon. Setahuku nabi khidir nabi sepanjang jaman, semua nabi didampingi /dimong kecuali rosululloh dan ahlul baitnya. Jadi klo sidharta nabi, di pasti murid sabdopalon
112.
On November 2, 2007 at 6:40 pm Anggara Said:

Kenapa sih masih terus ngeributin asma (nama atau sebutan). Saudaraku, ketahuilah siapa sebenarnya yang mempunyai semua asma itu. Renungkanlah, bahwa semua yang maujud di alam ini adalah sesuatu yang baru (hawadis). Badan wadag kita adalah sesuatu yang baru yang berasal dari sari pati tanah, api, air dan angin. Namun Saudaraku, inti atau isi setiap badan wadag itu tidak berubah, tidak kenal mati, tidak beranak, terdahulu dan kekal abadi selamanya. Yang berubah hanyalah badan wadag yang kena ruksak dan kena mati. jadi siapapun itu, baik sabdo palon, satria pininggit, prabu siliwangi, sulaiman, khidir, kalijaga, siti jenar, anggara, shienn, hadi bonzzi … intisarinya adalah itu itu juga. Keterangan mengatakan, siapa mengenal dirinya, pasti mengenal tuhannya karena tuhan sudah bersatu dengan semua yang maujud di dunia ini. Kemanapun anda berpaling, disitulah wajah tuhan. Seperti Gula dan manisnya, tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya (wanahnu aqrobu illaihi min habil warid). Tapi kebanyakan lupa, yang ada sekarang adalah rasa elingan yang baru.

Saudaraku Mas Hadi Bonzzi, seperti yang pernah saya bilang sebelumnya, kita akan tahu semua rahasia yang tersembunyi bila kita telah membuka penghalng/hijab untuk mengenal jati diri kita yang sebenarnya sehingga tidak terjebak dalam asma (nama/sebutan).

Demikian, terimakasih. Maaf kalau ada salah
113.
On November 2, 2007 at 7:16 pm Hadi bonzzi Said:

iya
114.
On November 3, 2007 at 9:49 am Èndang Said:

Biar saja pada ribut, saya saja klo lagi waras ya bisa ketawa sendiri krn bisa liat diri saya sok pintar, sok tau, logika gak jalan. He…he…he
115.
On November 3, 2007 at 1:54 pm Mekarryani Said:

kenapa kita harus meributkan ’siapa SP” itu, mau AGaMA saja itu terserah. Bukankah “Tuhan” milik semua orang, agama hanya sebagai sarana saja. Yang terpenting dalam kehidupan ini kita, “setiap orang harus memiliki “Cinta-Kasih” dalam kehidupannya, sehingga Dunia Menjadi Indah dan Damai.
Siapapun dia , kita tidak tahu ” Rencana Tuhan”, ” Jalan Tuhan Bukanlah Jalanku, Jangan Bimbang Ataupun Ragu, Ku yakin Tuhan Jadikan Segalanya, Indah Padawaktunya”

Ok Pak Nurahmad….
Thks atas hadirnya Blog ini, bertukar pikiran, untuk berdialog, menyampaikan pikiran tidak harus saling merendahkan, hargailah pemikiran orang lain, bukankah dengan saling menghargai, akan ada “Indah Pada Waktunya”
SaLam buat semuanya.
116.
On November 3, 2007 at 7:47 pm Haadii bonnzzi Said:

Iya
117.
On November 3, 2007 at 9:02 pm DEWA Said:

MAAP TIANG MAU NIMBRUG NIH…
MENURUT TIANG, SATRIO PININGIT ITU PASTI AKAN MUNCUL.
MUNCULNYA NGGA JAUH-JAUH. TAPI DARI LEMBAH/LUBUK HATI KITA MASING-MASING YANG TELAH BOSAN DAN MUAK MELIHAT CARUT-MARUT NEGERI INI, KEPONGAHAN PARA PENGUASA DAN KELICIKAN PARA PENJILAT. SEHINGGA KITA SADAR/ELING DAN MELAKUKAN PERUBAHAN DENGAN CARA-CARA ” KETUHANAN ” DAN BERLANDASKAN AJARAN KEBAIKAN DAN CINTA KASIH.DEMI KEBANGKTAN NEGERI INI.
TOH..KALAU SANG SATRIA ITU ADA, MARILAH KITA BANTU DARI SEKARANG,( DARI PADA MENUNGGU..MENUNGGU..DAN MENUNGGU kaya syair lagu PETERPAN )MENCOBA MEMBERIKAN JALAN BAGI ” BELIAU ” DENGAN MELAKUKAN PERBAIKAN MORAL..YAH MULAILAH DARI DIRI SENDIRI. SEHINGGA NANTI PADA WAKTU BELIAU HADIR BERSAMA-SAMA KITA MANTAPKAN TUJUAN KITA ” MENUJU NUSANTARA YANG JAYA.

MAAF KALO TIANG ADA SALAH KATA
118.
On November 3, 2007 at 9:52 pm Hadi bonzi Said:

Iya
119.
On November 4, 2007 at 2:16 am Adi Said:

Buat dewa. Yup. Ada salah dikit. Kok pake huruf besar/kapital semua sih? Kurang pas aja. Thanx
120.
On November 5, 2007 at 12:36 am DEWA Said:

Yah..sekali lagi maap untuk Mas Adi, tujuannya untuk mengajak semua pembaca bersemangat dan berusaha menjadi Sang Satrio Piningit tersebut……
BTW Mas Adi..bagaimana…Kalo sekarang sudah benar nggak???
121.
On November 5, 2007 at 12:50 am DEWA Said:

Wah…Mas Herucakra,kebanyakan mempelajari hal-hal yang berbau kekerasan dan kebencian…Disini janganlah berpikiran saya adalah orang ini..yang beragama ini…yang lain dari kepercayaan saya adalah setan/dajjal. Marilah berpikir saya adalah orang Indonesia yang berjiwa nasionalis dan berazazkan Pancasila & Bhinneka Tunggal Ikka. Pada hakikatnya kata Bhinekka Tunggal Ika bermakna Berbeda untuk Satu,dimana Nusantara dengan bermacam karakternya menjadi satu kesatuan. Tapi yang belum terjadi ( dan boleh dibilang sering terlihat sekarang ini )adalah YANG SATU UNTUK SEMUA, yang bermakna dimana yang Besar mengayomi yang kecil, bukannya memaksakan kehendak kepada yang kecil

PEACE FOR ALL
JAYA INDONESIA
JAYA NUSANTARA
DAMAILAH DUNIA
122.
On November 5, 2007 at 12:54 am DEWA Said:

Buat Mas Adi Bonsi
IYA..Iya..iya…ngantuk mas?????
123.
On November 5, 2007 at 9:37 am Hadi bonzzi Said:

Iya. He…he…he. Aku memang ingin mengenal sosok ratu adil/SP secara real/fisik seperti pemulung mencari barang rongsok dan aku berharap ketemu. Aku memang gak dong u/ hal rasa, jati diri dll.
124.
On November 5, 2007 at 5:10 pm Èndang Said:

Buat bung sabar: kata temenku, ya borobudur itu watu gilang. Coba klo bung sabar ada waktu ke borobudur. Kalo t4 tinggalku jauh dari borobudur
125.
On November 6, 2007 at 1:07 pm Lembu Amisani Said:

Very thanks for mbah jagad-lawu…
ki pasti wong mediun dan sekitarnya (gn. Lawu)..hhehehek..
mbah jagad lawu begitu ksatriya sehingga siap menurunkan ilmunya yang diperoleh susah payah lahir bathin, tanpa imbalan alias gratis tis…pada siapa saja…jangan2 SP itu mbah ini sendiri..
mudah2an aja ya biar saya juga ngalami nih jaman kejayaaanya Indonesia…amiinn.
lagian film / cerita dunia khan udah selesai..
kita tinggal melihat, ngarasain dan menikmatinya aja
semua khan sudah di-skenario-kan..
setiap peristiwa dah ada skenario..bahkan daun jatoh..
walo nyang namenya manungso boleh berkiprah dalam koridor, namun tetap skenario utama gak berubah,,
jadi ngapain kita musti ribut2, pusing2, ngramal2, maju perang, emosi-an, putus asa, nangis2, akhirnya ketipu sendiri ..hehehek..
eh btw jangan2 itu jg tmsk skenario…??wkakakak.huu
mari kita tanya sama mbah jagad-lawu..
napa pancen makaten to mbah ..????
ohhh ..skenario dunia..takdir Illahi…
ahh…jadilah yang memang harus terjadi…

yaahh gitu deh….

On November 5, 2007 at 4:50 pm Putra Tidar Said:
Paman Lembu Amisan saudaranya mbah jagad lawu ya? Tolong tanyakan bagaimana lamaranku? Terus tanyakan dimana sabdopalon & adiknya. Aku dengar sabdopalon lagi pergi sama tukang anyam bambu?

On November 6, 2007 at 7:20 am Èndang Said:
Klo ratu amisan SP, klo lembu amisani siapa ya?

On November 6, 2007 at 12:48 pm Lembu Amisani Said:
Akhirnya….
Syukurlah ternyata sebentar lagi ksatriya
yang ditunggu2 segera hadir
Pangeran gagah perkasa sakti mandraguna
harum mewangi budi pekertinya
dan tanda2nya ada pada Putra Tidar…
karena beliau ngebet banget..ngedaftar
alhamdulillah….
saya akhirnya bakal merasakan kejayaan
kemakmuran keadilan dan kebahagiaan
di bumi pertiwi nan elok jelita ini
wahai ibu pertiwi hentikan tangismu
jangan sedih bunda..
sebentar lagi wajahmu akan cantik kembali..
berseri seri gilang gemilang ….
putra kandungmu sang sulung si Putra Tidar
akan segera menghajar para begundal
perusak keindahan dan ke-elokanmu
dengan gagah perkasa dan jiwa besar
akan menegakkan keadilan dan kebenaran
di tubuhmu yang sekarang ini…
masih penuh luka arang keranjang..
bersabarlah ibuku cantik sang pertiwi
segera engkau sembuh sehat segar bugar
lemah gemulai bersinar bak mentari
pangeran dari segala negeri
akan berlomba-lomba melamarmu

oke Putra Tidar
datang saja ke kawasan Tawangmangu
atau Telaga Sarangan
cari saja Mbah Jagad Lawu di sana
mudah2an kalo berjodoh
sampeyen segera ketemu
dan kita semua menunggu kiprah anda
demi bangsa, negara dan ibu pertiwi
thanks
salam buat mbak Endang juga

On November 6, 2007 at 12:49 pm Lembu Amisani Said:
halo Putra Tidar..
eh sorry lho !!!
aku guyon aja koq ….
tapi kalo emang anda SP itu
kami semua sangat bersyukur
dan akan selamatan 7 hari 7 malam
hehehe…
teruskan perjuangan anda..
thanks yaaa
126.
On November 6, 2007 at 1:47 pm alfaroki Said:

aswrm wbt.

barangkali bapak bisa berhubung dengan Pak Hafiz di Jatim, yg bisa bercerita mengenai rohbul Masyriki ,kisah dalam Al-quran dalam surah Al _muzammil, terkait juga dalam cerita Kerajaan Allah-(surah Al-Mulk)., Kalian bisa contactnya – 006281336096006.

Kerana sejarah indonesia diperintah oleh keturunan wali songo yang sejati, lain dari itu pasti akan goro-goro. Hanya seorang “Raja” yang sejati bisa mengamankan Inodnesia,bukan orang biasa.
“Sudah lama manusia dahaga kan kedatangan seorang Super Paranormal yang dapat
membawa manusia ke zaman keemasan nya semula. Dari zaman ke zaman manusia telah
mencari Dewa Sang Tunggal yang juga bergelar Ratu Adil untuk membawa kebahagiaan
sejagat kepada manusia. Namun sebenarnya yang ditunggu bukanlah seorang Ratu
tetapi sebenarnya ialah RAJA ADIL.

Dahulu pokok nya tumbuh di Indonesia,
Jatuh buahnya sebiji di Malaysia,
Namun bayangan ceritanya banyak di Indonesia.

Dari kisah Joyoboyo yang mengenalkan kita dengan Raja Adil, kitab itu juga
memuatkan beberapa petunjuk di mana kah beliau berada kini. Bukankah di dalam
Joyoboyo terang-terangan menyebut “Negara Alas Tetangga” di situ lah tempat dia
berada? Mengapa tidak di cari di situ? Mengapa masih bercerita di Indonesia
sedangkan itu cuma bayang-bayang dia sahaja?

salam nusantara.
127.
On November 7, 2007 at 1:33 am DEWA Said:

Sepertinya SP itu bakalan ada dua deh…satu jadi pembuka jalannya / panglimanya yang satu lagi balak jadi pemimpinnya persis seperti dwi tunggal kita yang dulu. Kemungkinan yang jadi panglimanya itu si BOCAH ANGON and pemimpinnya PEMUDA BERJANGGUT
128.
On November 7, 2007 at 1:35 am DEWA Said:

Ato jangan-jangan SUPERMAN yang baru datang holiday dari Planet Crypton WHO KNOWS???
he..he..he..
129.
On November 7, 2007 at 5:32 am Adi Said:

Buat Alfaroki, 6 nopember. Wah. Apa negara tetangga sudah kehabisan ramalan produk dalam negeri, sehingga mengaku-aku milik tetangga? He he. Asal jangan didaftarin paten-nya ke PBB ya? He he.
130.
On November 7, 2007 at 8:57 am Haddi bonzzi Said:

Betul
131.
On November 8, 2007 at 5:44 am DEWA Said:

Saya sangat salut kepada mas Kiki Kurniawan atas apa yang beliau tulis tanggal 9 Sept 2007. Saya bukan orang muslim dan saya kok jadi mendambakan saat dimana Pak Harto berkuasa dimana saya rasakan semua agama saling merangkul, yang mayoritas mengayomi dan menghormati yang minoritas begitu pula sebaliknya, tidak seperti sekarang saya sangat jijik melihat beberapa oknum yang mengatas namakan agama memvonis orang lain salah dan rasanya mereka dengan sah dapat merusak dan menghukum yang mereka anggap salah.Seakan tiada hukum dinegara kita ( he..he.. walaupun memang agak ompong seh…tapi kenapa nggak mendesak penegak hukumnya aja..rugi dong bayar pajak )
Andaikata sekarang kita berfikir kita adalah anak bangsa Nusantara, hidup di Nusantara, Makan dan minum kekayaan alam Nusantara. bisa melepaskan segala belenggu kepentingan kelompok dan pengkotak-kotakan rasial, saling menghormati dan mengasihi. Tiang yakin walaupun kita terkena imbas krisis global kita tidak bakal kesusahan menghadapinya seperti sekarang ini.
Istilahnya udah susah malah dibikin ruwet dan disusah-susahin….
WAHAI ANAK NUSANTARA……
BERSATULAH JIKA INGIN BEBAS DARI KETERPURUKAN
TIDAKKAH KAU INGAT……..
TONGGAK BERSEJARAH KEMERDEKAAN KITA
ADALAH SUMPAH PEMUDA
BUANG SEGALA KEPENTINGAN GOLONGAN
YANG ADA HANYA NUSANTARA
NUSANTARA YANG JAYA…….
132.
On November 8, 2007 at 5:50 am JERINK Said:

Ganti aja nama INDONESIA menjadi NUSANTARA, sapa tau keadaan bisa lebih bagus. Anaka saya aja yang bandel setelah diganti namanya jadi kaleman dikit. Di negeri ini kan sering ada rubah-merubah nama kaya nama kereta api yg kecelakaan kemaren kan namanya mau diganti
133.
On November 8, 2007 at 6:00 am RIOT Said:

Hallo Pak Ciek Alfaroki… bukanya negara pak ciek yang sekarang nak bikin gara-gara, kata kita serumpun tapi tak nak respect negara lain, maunya jadi superior sahaja
tunggu saja nanti……
134.
On November 8, 2007 at 4:46 pm Hadi bonzzi Said:

Mas dewa bukan muslim? Harapanku mas dewa ndak usah ikutan yg ngatakan islam, pulau jawa akan akan hancur setelah 500 thn demak.
135.
On November 9, 2007 at 8:32 pm Srinarya Jiwatmi Said:

Sabda Palon sudah turun 12 Oktober 2007 lalu, tepat di hari kesepuluh bulan Margasirsa (Kalima).
136.
On November 9, 2007 at 8:33 pm Srinarya Jiwatmi Said:

Sabda Palon sudah turun 21 Oktober 2007 lalu, tepat di hari kesepuluh bulan Margasirsa (Kalima).
137.
On November 9, 2007 at 8:34 pm Srinarya Jiwatmi Said:

Yang benar 21 Oktober 2007…