dilog Pak SBY dan tokoh Agamawan....
baru saja baca di line metro TV..hari ini ada dialog antara tokoh agama dan SBY..tapi ada yang gak terima..diminta dilalukan dialog diluar dulu sebelun ketemu sama SBY....lucu juga...mau ketemu bapaknya saja..harus dibuat kesepakatan diluar dan mau sepakat bilang kita akur akur saja..kita damai damai saja..gak ada mayoritas , gak ada minoritas..semua setara...kira kira begitu bayangan saya....
seandainya saya jadi SBY..mungkin saya sangat malu sekali kalau sampai kondisi kerukunan anak anaknya ternyata amburadul..bahkan sebagai bapak saya akan merasa gagal menjadi bapak..dan biasanya bapak yang gagal lalu akan berubah menjadi bapak yang apatis, sok kalem, dan sok wibawa..selalu jaga image untuk menutupi kegagalannya..kira kira begitu..tapi ada juga menjadi sangat garang dan kasar....bahkan semakin sangat sensitif karena banyak jerawat ditubuhnya yang mulai meradang....pusing tuju keliling memikirkannya..kecuali seperti kata orang kuno..bisa mbudeg, micek, mbisu....bisa gak bisa mendengar, gak bisa melihat bahkan lidahnya sampai kelu gak bisa ngomong karena semakin banyaknya kesemrawutan di negeri yang namanya katanya indonesia..tetapi sebagai orang indonesia yang berbasis budayanya sendiri apa jawa, apa sunda, hokian, atau dayak, padang dll..pasti punya kearifan yang menyatukan kita semua..yaitu kearifan untuk menjunjung tinggi martabat dan budaya yang saling menghargai dan mengasihi satu dengan yang lain...
kita sepakat bahasa indonesia sebagai bahasa nasional indonesia karena bukan ingin menang menangan jumlah pemakai bahasa tetapi sebenarnya semangat berani mengalah, berni damai..seperti kata surakarta..artinya..berani untuk damai..bukan dipaksakan untuk mengakui hanya pakai bahasa jawa..tidak indonesia...karena selain suku melalyu yang suka kemana mana..batak..dan lebih gampang dipelajari..serta tetep gak ada past tense dan gak ada future tense artinya bahasa bahasa spiritual..dulu dan sekarang begitu..gak mencla mencle....jadi kalu orang mengatakan agama juga sopiritual..tetapi kok mencla mencle...kemarin bilang A tetapi kenyataan B..itu bahasa politikus...bukan bahasa orang beragama kalau dianggap agama spiritual....tetapi kalu dipandang sebagai sesuatu yang dinamis...seperti budaya yang selalu berubah ubah..ya sah sah aja..makanya ada penafsiran..agama baru...ahmadiyah bukan islam dan ada yang menyebut tetep islam bagi saya..sama saja terserah kamu menyebut..tapi sebenarnya mereka kan bertuhan kan..titik.....apapun simbol atau labelnya silahkan dihayati sendiri, jalani sendiri gak usah ikut ikutan menyesat nyesatkan lainnya..kan semua pasti akan bertanggung jawab terhadap yang diyakininya....
bagaiman dengan PAK SBY..yang sekarang ini dihati saya kok mulai luntur rasa memiliki seorang Bpk maaf...mengapa..rasa saya mungkin salah....saya gak bisa protes apa apa..saya gak mungkin turun kejalan minta agar BPK SBY tercinta turun saja dari keprisidennannya gara gara gagal menjadi bapak..saya udah paham tentang demokrasi konsekuensinya harus menerima sebagai BPK saya samapai lima tahun..tapi maafkan kalau saya kurang mendukung apa saja yang Bapak perbuat sepertinya semua sudah tidak mencerminkan sebagai kata kata seorang bapak..tetapi sebagai kata kata seorang staff ahli..yang harus menilai, mengevaluasi mempertimbangkan lama lama tapi gak bisa mengambil keputusan.cepat.artinya semua jadi terlambat dan lamban..seperti halnya masalah kerukunan umat beragama dan masalah penegakakan hukum serta korupsi.
saya hanya sedikit paham tentang agama..tapi pandangan saya karena agama bukan berasal dari bahasa arab..maka kalau yang nerjemahkan agama dari kelompok yang pro bahasa arab..sepertinya sangat ambrulradul...seperti dalam negara kertagama..(sutasoma), yang namanya agama adalah landasan berbangsa dan bernegara..bukan landsan berketuhanan...jadi pancasila dan UUD 45 itulah agama yang sebenarnya....yang harus ditaati setiap lembaga negara , aparatur negara dan para penegak hukum bahkan semua warga dan masyarakat yang hidup di indonesia...jadi bukan karena islam, kristen, katolik, khong hucu ataupun keyakinan lain...itu masalah pribadi..masalah pribadi gak perlu negara ngatur seperti dalam pendirian departemen agama..mengabis habiskan uang saja dan menambah kemiskinan bangsa....buktinya uang nya dihambur hamburkan untuk sebuah keyakinan yang kemnafaatannya terhadap masyarakat kecil..kecuali untuk kebnggagaan sok suci sok moralis..bukan wujud kedamaian, kebersamaan, dan kerukunan bersama..jusstru agama sebagai alat selingkuh untuk menyetir kekuasaan termasuk mungkin juga kursi pak SBY..adalah hadiah dari selingkuhan dengan mayoritas agama..mungkin,,ini harus dibuktikan dulu..maaf....makanya mau dialog spontan saja harus pakai aturan aturan yang jlimet..aneh....
sebgai saran saya kalau saya jadi Pak SBY..saya akan tetap menjaga netyralitas dan menjauhkan diri dari perselingkuhan kekuasaan dengan alat agama..nanti bisa jadi TUHAN marah..kalau ini benar..sebab...bagi saya Presiden adalah wahyu..jadi rahmat dari Tuhan yang maha esa..tetapi karena udah diakalin...yang seharusnya jadi presiden jadi gak jadi..inilah akibatnya..bangsa indonesia yang ambrul radul semakin nyata..jadi sandainya sya jadi pak SBY...singkat saja..kembali ke Pancasila dan UUD 45..titik.
SukaTidak Suka · Komentari · Bagikan · Hapus